Profile Profile Company zkumparan

Dari Jakarta, Traveloka Menembus Pasar Regional

Co-founder & CEO Traveloka (PT Trinusa Travelindo), Ferry Unardi.

Perjalanan bisnis perusahaan penyedia layanan pemesanan tiket daring ini patut mendapat apresiasi. Traveloka berhasil mengepakkan sayap bisnisnya di Asia Tenggara, yaitu ke Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina.

Traveloka terus bertumbuh secara positif dengan memberikan produk dan layanan terbaik bagi pelanggannya. Inovasi dan perbaikan dilakukan melalui ragam layanan pemesanan tiket. Menurut Co-founder & CEO Traveloka (PT Trinusa Travelindo), Ferry Unardi, layanan yang beragam ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah dan memudahkan pelanggan menikmati setiap momen dalam hidup.

Traveloka didirikan Maret 2012 oleh Ferry dan dua kawannya, Deranto Kusuma dan Albert Zhang. Awal berdirinya, mereka hanya memiliki 8 orang sebagai perintis bisnis online ini. Traveloka mulai muncul ke publik pada Oktober 2012 dan perlahan namanya dilirik oleh investor. “Selang satu bulan berjalan, kami mendapatkan pendanaan pertama dari East Venture yang memberikan dana investasi tahap awal,” ujarnya.

Menurut Ferry, saat itu Traveloka telah dikunjungi lebih dari 400 ribu kali yang mencari tiket pesawat di 200 kota. Kini, siapa sangka perusahaan tersebut telah mempekerjakan hampir 2 ribu karyawan di Asia Tenggara dan seperempatnya dari jumlah karyawan saat ini adalah software engineer. Bisnis Traveloka kian mekar di tahun berikutnya dengan hadirnya suntikan dana segar dari para investor. “Pada Juli 2017, Traveloka mendapatkan investasi dari Expedia Inc., East Venture, HIllhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital sebesar US$500 juta,” ungkap Ferry.

Investasi yang didapat mendukung Traveloka dalam melokalisasi penawaran dan layanan konsumen serta menyajikan layanan dan produk end to end untuk konsumen. Gelontoran dana yang super besar ini menjadikan valuasi Traveloka melambung tinggi, diperkirakan US$1 miliar, sehingga Traveloka berada di posisi perusahaan startup kategori unicorn. “Sebagai perusahan teknologi, kami merasa bangga dan berterima kasih atas kepercayaan Presiden Jokowi yang telah menyebut kami sebagai unicorn dan menjadi contoh bagi inovasi lokal,” ungkap Ferry.

Traveloka memanfaatkan suntikan dana segar tersebut untuk melakukan ekspansi ke Asia Tenggara dan mengembangkan produk berbasis teknologi. Traveloka memberikan kemudahan pada pengguna untuk mendapatkan harga terbaik untuk penerbangan, hotel, serta diskon eksklusif tanpa biaya booking. Lewat mobile appsk Traveloka semakin memperkokoh laju bisnisnya. Dalam tempo setengah tahun, pengunduh aplikasi ini mencapai satu juta dan saat ini pengguna aplikasi Traveloka telah menembus lebih dari 30 juta unduhan di Asia Tenggara.

Lonjakan jumlah pengunduh tersebut seiring dengan strategi manajemen Traveloka dalam mengembangkan produk dan layanan yang memikat. Pengembangan aplikasi dengan menggarap kue bisnis tiket online melalui berbagai produk. Pada Juli 2014, Traveloka merilis layanan pemesanan kamar hotel. Mei 2016, manajemen meluncurkan fitur Easy Reschedule yang menyediakan kemudahan mengubah jadwal penerbangan.

Tak berhenti divsitu, Traveloka melansir price alert di Agustus 2016 untuk mempermudah pelanggan dalam menemukan tiket pesawat yang terjangkau. Selanjutnya, Januari 2017 memberikan layanan untuk pemesanan atraksi & rekreasi dan pemesanan tiket kereta pada Maret 2017. Empat bulan dari peluncuran layanan tersebut, Traveloka mendapatkan pendanaan sebesar US$500 juta untuk memperluas cakupan bisnis. Suntikan modal ini menjadi power Traveloka untuk memperluas bisnis di kawasan regional. “Asia Tenggara adalah pasar dengan pertumbuhan tinggi dan berkembang pesat. Melalui layanan Traveloka, kami menyediakan pilihan yang lebih besar lagi bagi wisatawan Asia Tenggara,” ujar pria kelahiran Padang.

Beragam produk dan layanan yang ditawarkan Traveloka memberikan nilai tambah bagi konsumen dan meningkatkan daya saing untuk berkompetisi di pasar Asia Tenggara. Menurut Ferry, targetnya dalam lima tahun mendatang adalah menjangkau Asia. Inovasi dan pengembangan layanan adalah bagian dari bisnis teknologi yang dibangunnya. Dua aspek inilah yang menjadi kunci sukses Traveloka bersaing di level regional.

Menurut riset Sharing Vision, perusahaan konsultan teknologi informasi, yang dirilis Januari 2018 menyebutkan Traveloka sebagai aplikasi booking online terpopuler di Indonesia. Pemesanan tiket hotel dan transportasi secara online didominasi oleh Traveloka. “Riset ini menyebutkan, 83% responden menggunakan Traveloka. Karena itu targetnya, kami dapat mencapai 60 juta pengunduh di tahun 2018,” tuturnya.

Kehadiran Traveloka ini diharapkan manajemen dapat berdampak positif terhadap berbagai sektor ekonomi, misanyal pariwisata yang menyumbang devisa terbesar nomor dua. Sektor pariwisata diproyeksikan menjadi penyumbang devisa nomor satu dalam 2-3 tahun mendatang karea melihat perubahan perilaku konsumen yang cenderung membelanjakan uangnya untuk leisure.

“Untuk mendukung peluang ini, Traveloka melakukan inovasi untuk berkontribusi dan memberikan dampak langsung terhadap perkembangan pariwisata Indonesia melalui layanan terbaik,” ungkap alumni Purdue University, ini.

Reportase: Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved