Profile Profil Profesional zkumparan

Di Tangan Lynn Ramli, BAF Lebih Agresif

Presiden Direktur Bussan Auto Finance (BAF), Lynn Ramli.

Lynn Ramli menjadi orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Presiden Direktur Bussan Auto Finance (BAF) yang sebelumnya selalu diisi oleh ekspatriat Jepang. Bergabung dengan BAF Juli 2017 sebagai Wakil Presiden Direktur, ia membawahi bisnis, sales marketing, kredit, dan operasional cabang.

Keberhasilan kinerjanya akhirnya membuahkan jabatan baru sebagai Presiden Direktur yang resmi pada April 2018 lalu. Tugas dan tanggung jawabnya untuk posisi baru ini adalah mencapai pertumbuhan bisnis perusahaan. “Saya rasa pembiayaan BAF setelah melewati masa 20 tahun ini tidak mudah. Pembiayaan kendaraan roda dua saat ini sedang mengalami naik turun, seluruh industri bukan hanya bank,” ungkapnya.

Menurutnya, BAF melakukan rekonsolidasi beberapa tahun yang lalu, sehingga secara bisnis tidak tumbuh terlalu besar-besaran. Saat ini, ia berkewajiban melakukan pertumbuhan tersebut dengan meningkatkan aset perusahaan. “Strategi yang dilakukan adalah menumbuhkan aset sehingga top line tumbuh, credit expense akan kami pertahankan karena memang sudah dilakukan fondasi yang sangat baik beberapa tahun lalu,” jelasnya.

Lynn optimistis dapat menciptakan pasar di tengah kondisi makro ekonomi yang tidak jelas ini. “Kondisi ini bertepatan dengan peluncuran logo baru. We are going agressively into the market. Tidak hanya di produk motor tapi juga sekarang ada di produk mobil,” jelasnya. Selain itu, BAF juga menghadirkan produk refinancing berbasis syariah, yang kebanyakan B2C.

Penyegaran branding BAF juga berfungsi untuk menggairahkan karyawan perusahaan. Kebanggaan mereka bekerja di BAF suatu nilai yang dapat diberikan mereka kepada dunia luar. Logo baru yang mencerminkan nilai perusahaan ini sangat visionary, reliable, dan accessible.

Gayanya dalam memimpin adalah memegang langsung dua posisi di bawahnya. Menyamakan visi dia sebagai pemimpin dan dua posisi di bawahnya agar selaras dalam menjalankan sebuah bisnis perusahaan. Saat ini total ada 25 kepala divisi, 8 direktur. Jadi, satu direktur memegang sekitar 3 divisi. Perannya sebagai ibu di keluarga mengharuskannya membagi waktu. Baginya, yang terpenting adalah menyempatkan waktu berkumpul dengan keluarga.

Karakter tough mengatnrakan Lynn menjadi orang nomor satu di BAF. Menurutnya, dia dipercaya sebagai bos BAF merupakan bentuk adaptasi bisnis perusahaan ini di Indonesia yang kebanyakan juga orang Indonesia. Lynn sebenarnya orang perbankan, selulus kuliah , dia berkarier di Citibank, lalu ke Standard Chartered dan pernah bekerja di perusahaan kredit luar negeri. “Saya juga pernah bekerja di Bank Danamon, Adira, UOB, dan kini di BAF,” ceritanya. Basic-nya sebagai bankir berhasil menjalankan multifinance yang lebih banyak bermain di segmen bawah. Dia dapat membantu menyejahterakan banyak orang. “Secara pribadi, saya puas secara hati saat dapat membantu orang lain,” dia menegaskan.

Kepada karyawannya, Lynn memiliki perhatian besar. Seorang leader yang care terhadap karyawan dapat menambah motivasi karyawan bila perhatian itu ditunjukan dengan kadar sewajarnya. “Tapi yang paling penting adalah leader yang sincere caring (ketulusan). Itu yang akan sangat dirasakan oleh organisasi dan akan memiliki efek positif,” tuturnya. Definisi keberhasilan baginya adalah dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dengan tugas mengurus rumah tangganya. “Kalau saya dapat berhasil di pekerjaan dan bisa pula berhasil di rumah, itu uat saya adalah keberhasilan,” tegasnya.

Kepada sejawatnya perempuan, Lynn berpesan untuk tidak melepas karier walaupun berkeluarga. Juga, jangan sampai tidak berkeluarga hanya demi karier. Sebab, menurutnya, dengan berkeluarga, perempuan yang memiliki karier dapat lebih menyempurnakan keseimbangan hidup, bahkan lebih kuat. “Kita bisa menjadi individu yang lebih kuat dengan berkeluarga, Jika kita tidak berkeluarga, hati kita akan keras,” ujar Lynn menasehati.

Dengan berkeluarga, lanjutnya, kita dapat memiliki kehangatan yang berbeda yang dapat dibawa ke lingkungan pekerjaan. Bukan dalam artian mencampuradukan problem di masing-masing, tetapi dari segi menyayangi, memberikan perhatian., hal itu yang dapat diterapkan di perusahaan. “Touch seperti ini mungkin tidak bisa dilakukan leader pria,” katanya. Keberhasilannya saat ini juga tak lepas dari dukungan suami yang sangat penting bagi pemimpin bisnis perempuan.

Reportase: Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved