Profile

Diapresiasi Presiden Jokowi, Lulusan SD Ini Produksi TV dari Daur Ulang

Diapresiasi Presiden Jokowi, Lulusan SD Ini Produksi TV dari Daur Ulang

Muhammad Kusrin, si pembuat televisi dari bahan daur ulang, berencana membuat televisi tabung berdesain klasik. Ini diungkapkannya seusai syuting iklan produk Sido Muncul pada pertengahan pekan lalu. Kusrin didapuk menjadi bintang iklan Sido Muncul. Syutingnya digelar di rumahnya, Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah.

“Iya, saya memang berencana membuat televisi yang desainnya unik dan klasik seperti TV tahun 1970-an dan 1980-an, saya disarankan oleh teman-teman yang membuat iklan untuk memproduksi televisi yang desainnya unik,” ucapnya melalui sambungan telepon.

Kusrin menuturkan, dirinya juga berencana membuat TV jenis LCD. “Tapi itu semuanya belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini, Saat ini pikiran saya hanya ingin mengurus perizinan lainnya, seperti hak paten,” kata pendiri UD Haris Elektronika yang dirintisnya sejak tahun 2011 silam.

Target Kusrin dalam jangka pendek ini adalah konsentrasi membenahi legalitas produk-produknya agar tidak tersandung masalah hukum di kemudian hari.Sebelumnya, Kusrin harus mengahapi proses hokum lantaran didakwa melanggar Pasal 120 ayat 1 yang termaktub di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianserta Perubahan Permendagri tentang Pemberlakuan Barang Standar Nasional Indonesia (SNI).

Muhammad Kusrin (kedua dari kiri), diapit Johan Budi, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi (kiri), dan Saleh Husin, Menteri Perindustrian (kanan) usai diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. (Foto : Dok Kemenperin).

Muhammad Kusrin (kedua dari kiri), diapit Johan Budi, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi (kiri), dan Saleh Husin, Menteri Perindustrian (kanan) usai diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. (Foto : Dok Kemenperin).

Ia mengalami pil pahit karena divonis hukuman enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun serta denda sebesar Rp 2,5 juta oleh PN Karanganyar. Namun, Kusrin tidak harus tinggal di balik jeruji besi lantaran diizinkan menghirup udara bebas untuk mengurus perizinan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Ia menunjukkan mental pengusaha. Kusrin harus bolak-balik Karanganyar-Bandung untuk mengurus SNI. Perjuangannya tak sia-sia. Kusrin mendapat SNI yang diserahkan Saleh Husin, Menteri Perindustrian, berupa Sertifikasi Produk Pengguna Tanda (SPPT) SNI cathode ray tube (CRT) TV atau telebisi tabung kepada UD Haris Elektronika, di Jakarta pada 19 Januari 2016. Tujuan pemberlakuan SNI itu untuk melindungi produk dalam negeri dari serbuan produk impor, melindungi konsumen, serta meningkatkan daya saing produk domestik. “Kenyakinan saya semakin mantap setelah mendapat SNI,” tandas Kusrin

Kusrin dikenal sebagai pembuat televisi dari bahan daur ulang, yakni monitor komputer bekas berukuran 14 inci dan 17 inci. Meski demikian, komponen lainnya merupakan produk baru. Kusrin pun mengemas produknya dengan kardus yang didesain layaknya kardus seperti televisi pabrikan.

Kapasitas produksinya, menurut Kusrin, sebanyak 150 unit per hari atau 4.500 hingga 5 ribu unit setiap bulannya. Dia memiliki pabrik di Karanganyar, Jawa Tengah. Televisi yang diproduksinya ini menyasar segmen bawah dengan harga terjangkau. “Yang beli kebanyakan masyarakat desa dan warga yang tinggalnya di kos-kosan,” ujarnya seraya menyebutkan dirinya memberi garansi selama satu tahun.

Televisi yang dibuatnya itu terdiri dari tiga merek yakni Maxreen, Veloz, dan Zener. “Nama Maxreen itu dari panggilannya saya yaitu Mas Rin, jadi dibuat keren Maxreen,”ungkapnya. Sedangkan nama Veloz bersumber dari usulan kolega bisnisnya. Adapun, Zener dipetiknya dari nama komponen elektronik. Pria kelahiran 5 Mei 1973 ini hanya berbekal ijasah SD. Namun, kreativitasnya patut diacungi jempol.

Kegigihannya dan kerja kerasnya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Ia otodidak menekuni dunia elektronik sejak masa remaja di kampungnya hingga menjadi kuli bangunan di Jakarta. Dia ingin meningkatkan kualitas produknya atau memproduksi komponen televisi, seperti casing.

Dia menatap optimistis prospek bisnisnya. Makanya itu, Kusrin bakal mengepakan sayap bisnisnya dengan memperluas area pemasarannya di Jawa Tengah, Yogyakarta, Surabaya, dan Jawa Barat.

Sebelum, mewujudkan berbagai rencana bisnisnya itu, Kusrin ingin membehanhi pabriknya. Maklum saja, pasca terjerat hukum, lini produksinya mandek. Terpaksa, pegawainya dirumahkan terlebih dahulu. “Tadinya karyawan saya sebanyak 30 orang. Sekarang cuma 13 karyawan yang kebanyakan lulusan SD dan SMP. Tapi, rencananya saya mau memanggil karyawan yang dulu lagi supaya produksi berjalan normal lagi,” terangnya. Dia ingin menggenjot produksinya di Februari 2016 ini.

Seperti diketahui, pabriknya sempat berhenti memproduksi televisi setelah Kusrin divonis melanggar hukum tersebut. Dia pun kehabisan modal. “Modal saya yang Rp 500 juta dari pinjaman Bank BRI sudah habis. Untungnya, Bank BRI memberi keringanan bunga pinjamannya diturunkan 0,4% dari 0,5%,” tuturnya.

Apresiasi Pemerintah

Kegigihan Kusrin didengar oleh pemerintah. Lalu, Presiden Joko Widodo mengundang Kusrin ke Istana Negara, Jakarta pada pekan lalu. Presiden Jokowi mengapresiasi dan menggaumi kreativitas Kusrin. Presiden meminta Kusrin dibantu dalam pengurusan paten merek tv. Selain itu, pihak perbankan diharapkan memberi kemudahan dan bantuan kredit modal, misalnya melalui Kredit Usaha Rakyat.

Johan Budi, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi menambahkan, Presiden Jokowi memandang televisi rakitan Kusrin ini bukan sekadar televisi untuk kalangan menengah ke bawah. “Tapi yang penting kan rakyat di bawah ini kan bisa mengakses informasi, bisa melihat berita, melihat informasi. Jadi selain fungsi UKM ada fungsi yang lebih penting lagi,” ucap Johan.‎‎Atas usaha kreatif Kusrin, Presiden secara pribadi memberikan bantuan tambahan modal.

Saleh menimpali Kemenperin akan terus membina dan memberi arahan pengembangan usaha UD Haris Elektronik milik Kusrin sehingga nilai jualnya akan lebih meningkat.

“Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin akan membantu pengurusan paten televisi-televisi produk Kusrin,” kata Saleh. Segmen pasar televisi Maxreen ini adalah tersendiri, sehingga tidak bersentuhan dengan segmen pasar produk pabrikan. “Pangsa pasarnya menengah ke bawah, karena dijual per unit Rp 400 hingga Rp 500 ribu. Produksi setiap hari kira-kira hingga 150 unit,” ucap Menperin. ‎(***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved