Profile

Duet Brian - Fonny Dorong Pengembangan Soft Skills SDM

Duet Brian - Fonny Dorong Pengembangan Soft Skills SDM

Sudah menjadi kesepakatan umum, bahwa performa sumber daya manusia (SDM) yang baik dalam sebuah perusahaan berbanding lurus dengan performa perusahaan itu sendiri. Maka komptensi karyawan menjadi pondasi kokohnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis. Salah satu kompetensi yang kadang terlewatkan dalam pengembangan manajemen SDM peurusahaan adalah soft skills. Ketrampilan seperti mengelola stres, memotivasi diri, membangun hubungan, menjual, bernegosiasi, melakukan presentasi serta membangun komunitas adalah contoh soft skill yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi bisnis.

Buku Softskill

Brian Aprinto, ST,MM SPHR bersama sang isteri Fonny Arisandy Jacob, SE, MSi, mendorong pengembangan soft skill agar menajdi bagian penting dalam dunia human resource (HR) lewat buku Pedoman Lengkap Soft Skills. Brian sendiri adalah profesional SDM yang berpengalaman pada berbagai implementasi sistem organisasi dan manajemen SDM dan telah mengantongi sertifikat SPHR (Senior Profesional in Human Resource). Sedangkan Fonny—sang isteri—adalah fasilitator yang telah memfasilitasi pelatihan SDM kepada ribuan profesional di Indonesia baik dalam perusahaan nasional maupun multinasional. Berikut wawancara Arie Liliyah dari SWA Online dengan Brian dan Fonny di sela acara bedah buku mereka:

Sebenarnya seberapa penting kontribusi soft skill itu dalam sebuah organisasi bisnis?

Jadi soft skill itu bisa membuat seseorang bekerja lebih baik dan lebih cakap, meningkatkan minat dan kepercyaan diri untuk belajar lebih banyak dan berkontribusi lebih banyak. Soft skill itu kan ada yang untuk mengelola diri sendiri dan juga mengelola dan mengembangkan orang lain dilingkungan kita. Nah, kalau kita sudah bisa mengembangkan diri sendiri kemudian kita juga bisa bekerja sama dengan orang lain dengan nyaman dan antusias, kita sendiri bisa tumbuh jadi pribadi yang lebih baik dan profesional yang lebih bernilai bagi perusahaan.

Apa kunci paling utama agar seseorang bisa kembangkan dirinya?

Dia punya nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam dirinya dan dia tahu prinsip hakiki yang berlaku dalam proses pengembangan diri, dalam buku soft skill, ini kita cantumkan tiga nilai utama yang perlu dimiliki seseorang dalam mengembangkan diri, yaitu pelayanan, rendah hati dan integritas. Jadi, apakah hal itu menjadi tuntutan perusahaan atau tidak jika kita pribadi yang menganut nilai-nilai ini maka akan berkembang dengan sendirinya. Dengan melakukan pelayanan kita bisa tumbuh dan berguna.

Kita bisa memiliki nilai yang kemudian kita bisa mendapat imbalan dari situ. Apakah kita dinilai atau tidak oleh perusahaan, pelayanan itu harus menjadi hal penting untuk kita lakukan. Kemudian nilai yang kedua adalah kerendahan hati. Itu bisa membuat kita mau belajar dan mau bekerja. Kita tidak merasa terlalu tinggi senioritas kita sehingga kita tidak gengsi untuk berinisiatif belajar dari junior atau bawahan kita sekalipun.

Perusahaan atau institusi yang pernah manjadi klien anda berdua dalam memberikan pelatihan mengenai manajemen SDM?

Kalau saya sendiri (Fonny) independen memberikan training untuk perusahaan-perusahaan terkait dengan manajemen SDM. Ketika saya bergabung dengan Dunamis Organization Services, disitu ada banyak perusahaan nasional dan multinasional yang jadi klien kami untuk diberikan pelatihan SDM, seperti Total, Chevron, industri perbankan, farmasi, manufaktur seperti Astra, kemudian industri barang dan jasa. Kalau Pak Brian saat ini sudah menjadi fasilitator pelatihan Executive Lerning Forum di PPM Manajemen.

Adakah tantangan dalam menjalani profesi ini?

Tantangan yang paling sering kami jumpai adalah orang-orang yang merasa skeptis mau merubah sebuah keadaan menjadi lebih baik. Apakah itu skeptis terhadap diri sendiri untuk jadi lebih baik ataukah skeptis terhadap perusahaannya, bahwa lingkungan tempat dia bekerja bisa berubah jadi lebih baik. Nah, perasaan skeptis ini yang berujung pada demotivasi, antusiasme berkurang, sehingga kontribusinya dalam pekerjaan juga berkurang, akibatnya seseorg menjadi semakin terpuruk. Kondisi seperti iniilah yang menjadi tantangan dalam dunia HR.

Kalau dalam sebuah perusahaan, siapa yang paling bertanggung jawab terhadap masalah seperti buruknya kontribusi dan kinerja SDM?

Yang bertanggung jawab adalah atasan langsung. Bukan hanya pucuk pimpinan, tetapi juga level manager divisi yang memiliki staf. Dia—atasan—harus mengenali dengan baik problem kinerja dari setiap anggota dalam divisinya. Atasan harus mengenal bentuk motivasi bekerja dari masing-masing karyawan, karena ada karyawan yang termotivasi dengan promosi jabatan dan hal-hal yang bersifat karir. Tetapi ada juga karyawan yang termotivasi dengan kehidupan pribadinya misalnya keadaan keluarganya, atasan bisa memotivasi dengan pendekatan personal. Jadi memang atasan berpengaruh langsung terhadap motivasi karyawan.

Punya pengalaman pribadi—anda sendiri—mengembangkan soft skill saat anda menjadi karyawan dari sebuah persuhaan?

Fonny: Ketika itu saya berpikir bahwa kondisi atau keadaan di tempat saya bekerja tidak nyaman, tetapi saya justru menjadikan keadaan itu sebagai motivasi diri untuk mengubah diri jadi pribadi yang lebih baik dengan tiga prinsip tadi pelayanan, rendah hati dan integritas. Jadi mulainya dari situ, bahwa kalau saya punya tekad berkembang maka saya akan berkembang demikian sebaliknya. Sehingga saya tidak harus menggantungkan seluruh nasib saya pada atasan.

Brian: beruntungnya saya,karena mendapat tempat pada unit kerja pendidikan dan pelatihan SDM Jamsostek saat saya menjadi karyawan disana, jadi otomatis ilmu itu saya dapat. Sekalipun saya tidak dengan sengaja ditunjuk perusahaan untuk ikut seminar atau pelatihan SDM, tetapi saya tetap bisa belajar dengan hadir dibelakang kelas pelatihan, saya mau belajar apapun bahan-bahannya sudah ada, saya tinggal datang dibelakang kelas. Kalau ada handout lebih saya pakai belajar, akhirtnya belajar samapi sekarang dan berkembang.

Tolong jelaskan data pribadi Anda?

Nama Brian Aprinto, lahir di Jakarta, 29 April 1978. Pendidikan S1 Teknik Industri Universitas Indonesia; S2 Manajemen Universitas Gadjah Mada.

Nama Fonny Arisandy Jacob, lahir di Mataram, 8 April 1978. Pendidikan S1 Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Gadjah Mada dan S2 Manajemen Science Universitas Indonesia.

Bagaimana dengan prestasi dan pengalaman kerja Anda?

Saya (Brian) orang pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Senior Professional in Human Resource (SPHR) dari Human Resource Certification Institute untuk profesi SDM Internasional.

Pengalaman Kerja Brian:

Pengalaman Kerja Fonny:


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved