Profile Editor's Choice

Elvyn G. Masassya, Sang Kolomnis yang Jadi Komandan Baru Jamsostek

Oleh Admin
Elvyn G. Masassya, Sang Kolomnis yang Jadi Komandan Baru Jamsostek

Ada untungnya profesional perusahaan piawai menulis artikel di media massa. Paling tidak, publik dan pimpinan/pemilik perusahaan jadi lebih mengenal kapasitas intelektual sang profesional. Apalagi, jumlah profesional seperti ini masih bisa dihitung dengan jari Tentu saja, sang profesional tetap harus memiliki kompetensi di bidang pekerjaannya. Salah seorang yang telah membuktikan keuntungan seperti ini adalah Elvyn G. Masassya.

Pada awal tahun 2000-an, posisi Elvyn memang masih manajer sebuah bank BUMN. Namun, kala itu namanya sudah dikenal banyak orang berkat tulisan kolom keuangannya di beberapa media massa nasional. Mungkin sejak itu, kalangan pemilik perusahaan telah meliriknya sebagai eksekutif potensial untuk menduduki jajaran eksekutif puncak. Memang, setelah itu ia didapuk sebagai Direktur PT Bank Permata Tbk., kemudian Sekretaris Korporat PT Bank Negara Indonesia Tbk., Direktur PT Tuban Petrochemical Industries, serta Direktur Investasi PT Jamsostek (Persero). Dan, puncaknya pada 8 Agustus lalu sarjana ekonomi lulusan Universitas Jayabaya ini diangkat menjadi Direktur Utama Jamsostek, menggantikan eksekutif senior Hotbonar Sinaga.

“Dalam berkarier, saya sih mengalir saja. Artinya, apa yang dipercayakan, saya akan lakukan sebaik dan sebisa mungkin,” ujar penyandang gelar Magister Manajemen bidang Keuangan dari Institut Teknologi Bandung ini.

Kesuksesan pria kelahiran Medan 18 Juni 1967 ini, antara lain, ketika menjabat sebagai Direktur Investasi Jamsostek berhasil meningkatkan dana investasi BUMN ini dari Rp 60 triliun pada Desember 2008 menjadi Rp 124 triliun pada 2012. Artinya, dalam empat tahun pertumbuhan dana investasinya mencapai 100%.

Sang Dirut Jamsostek baru ini menargetkan hingga akhir tahun ini besarnya dana investasi ini akan digenapkan menjadi Rp 125,7 triliun. “Progresnya kini sudah 99% dari target awal,” ujarnya optimistis. Adapun dari sisi hasil investasi, per Agustus 2012 mencapai Rp 9 triliun. Pembagiannya, dari obligasi Rp 3,5 triliun, saham Rp 3,1 triliun, time deposit Rp 1,7 triliun, plus investasi langsung (direct investment) dan properti sebesar Rp 600 miliar. Ia menargetkan akhir tahun ini hasil investasi bisa menembus angka Rp 12,2 triliun.

Menurut Elvyn, sebagai komandan baru Jamsostek, ada dua tantangan yang dihadapinya saat ini, yaitu: (1) menyiapkan transformasi Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS); dan (2) meningkatkan layanan Jamsostek dengan menambah jumlah kepersertaan serta investasi.

Elvyn G. Masassya

Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Jamsostek (Persero)

Untuk itu, menurutnya, ada tiga langkah yang menjadi fokusnya dalam 1-5 tahun ke depan. Pertama, melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan regulasi. Sebab, pemberlakuan Undang-undang mengenai BPJS akan diikuti oleh Peraturan Pemerintah. “Peraturan tersebut akan berpengaruh terhadap operasional organisasi,” ujarnya. Kedua, menyiapkan penyempurnaan operasional perusahaan. Ketiga, melakukan komunikasi dan sosialisasi secara masif kepada stakeholder. Ia berharap dari langkah-langkah tersebut, publik dan kalangan stakeholder akan tahu arah dan tujuan Jamsostek. Sebagai BPJS, pengurus Jamsostek nantinya akan bertanggungjawab langsung kepada Presiden.

Khusus mengenai penyempurnaan aktivitas operasional, Elvyn menyebutkan akan mewujudkan keunggulan operasional dalam bentuk pengelolaan yang mengarah pada otomasi berbasis teknologi. Misalnya, nanti akan berwujud pada e-registration, e-payment dan e-claim. Selain itu, Elvyn berencana meningkatkan jumlah service point atau gerai di 440 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sebelumnya Jamsostek memiliki 121 gerai di seluruh Indonesia.

Ke depan, ia juga melakukan sedikit penajaman positioning, karena konsep Jamsostek akan bergeser dari product oriented ke customer oriented. Ketika menjadi customer oriented, yang diberikan Jamsostek bukan hanya santunan dan pelayanan, tetapi juga manfaat-manfaat di luar financial benefit. “Kami menyebutnya sebagai total benefit,” ujarnya.

Untuk mengimplementasikan total benefit, kegiatan investasi adalah salah satu tool yang bisa dipakai. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kegiatan dalam investasi langsung sehingga bisa menelurkan sejumlah lapangan pekerjaan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan kata lain, selain mengalokasikan dana di pasar modal, Jamsostek juga akan mengalokasikan dananya di investasi langsung. Porsi investasi saat ini, di time deposits 28%, saham 22%, obligasi 42%, reksa dana 8%, serta investasi langsung dan properti (5%).

Elvyn yakin dalam lima tahun ke depan, itu semua sudah terwujud. “Saya menyiapkannya dalam kerangka Teamwork, Open Mind, Passion, Action, and Sense of belonging and ownership ,” ujarnya seraya menyebut kepanjangan moto TOPAS.

Untuk mewujudkan rencana itu, Elvyn membaginya dalam tiga fase. Fase pertama di tahun 2012 merupakan fase rekonsolidasi. Artinya, ia akan mendiagnosis semua permasalahan internal dan eksternal, mengetahui kelemahan dan kekuatan manajemen. Setelah itu, fase kedua, ia akan membangun infratruktur pada 2013. Lalu, pada fase ketiga, yakni pada 2014 ketika Jamsostek menjadi Badan Hukum Publik, ia menargetkan sudah menyiapkan perangkatnya dan mulai tinggal landas menjadi BPJS pada 2015.

Profesional yang juga piawai di bidang musik — telah menelurkan 10 album musik, antara lain Kata Hati dan Kolaborasi) — ini menegaskan, untuk menjalankan organisasi ini yang paling dibutuhkan adalah leadership. “Pemimpin tidak boleh ragu-ragu dalam menentukan business plan. Pengambilan keputusan yang tepat, di saat yang tepat, biasanya akan memberikan hasil yang baik,” ujarnya tegas. (*)

Yuyun Manopol & Ario Fajar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved