Profile

Endang Rachmawati, Tinggalkan Dunia Engineer dan Pindah ke Sales

Endang Rachmawati, Tinggalkan Dunia Engineer dan Pindah ke Sales

Endang Rachmawati sempat kebingungan ketika ia ditinggal rekan-rekan kerjanya ke Singapura saat terjadi kerusuhan di Jakarta pada masa krisis finansial di Indonesia 1997-1998 silam. Saat itu ia tengah bekerja sebagai System Engineer di Bay Networks, perusahaan penyedia perangkat solusi jaringan komunikasi yang diakuisisi oleh Nortel pada 1998. Tersisa hanya dirinya dan beberapa tenaga administrasi saja. Maka ia pun harus menjalankan bisnis Bay Networks di Indonesia sendirian. Endang yang sebelumnya adalah seorang insinyur, harus terjun juga memikirkan dan melakukan penjualan.

Endang Rachmawati, Country Manager Avaya Indonesia

“Pada masa krisis dan kerusuhan itu, banyak orang pindah ke Singapura. Saya ditinggal dan hanya tinggal admin saja. Maka saya harus mengerjakan banyak hal sendirian, termasuk urusan penjualan. Akhirnya saya harus meninggalkan dunia engineer dan terjun ke dunia sales,” cerita wanita kelahiran Medan, 12 Nopember 1968 ini, akhir Februari lalu di Hotel Intercontinental Jakarta kepada reporter SWA Online.

Ternyata, Endang menemukan keriaan baru di dunia sales. Baginya, dunia sales cukup menyenangkan karena dirinya dapat bertemu banyak orang dan bisa mengetahui model bisnis para kliennya secara langsung. Hal ini sangat berguna baginya ketika nantinya ia akan mendirikan bisnisnya sendiri. “Saya bisa mengerti model bisnisnya sehingga cepat atau lambat jika saya mau memiliki bisnis sendiri, paling tidak mengerti tentang bisnis,” ujarnya seraya tertawa.

Kegemarannya terhadap pelajaran eksak sejak sekolah dasar mengantarkan Endang menjadi Master di bidang teknik elektro dan kini ia memimpin Avaya, perusahaan solusi komunikasi enterprise tingkat global, di Indonesia melalui PT Sierra Communication Indonesia. Ia mengawali karier di CBN sebagai System Engineer pada 1996 selepas ia meraih gelar Master of Electrical Engineering (MSEE) dari University of Kansas di tahun yang sama. Selanjutnya, ia pindah ke Bay Networks yang kemudian diakuisisi oleh Nortel.

Ketika Nortel diakuisisi oleh Avaya pada 2009, Endang didapuk menjadi Country Manager Avaya setelah sebelumnya ia menjabat sebagai Sales Director di Nortel Networks Indonesia. Dalam berkarir ia selalu memegang teguh konsistensi dan berusaha untuk membuat perencanaan dan eksekusi yang baik. “Membuat rencana, terlepas benar atau salah, harus dieksekusi. Kalaupun di lapangan ada perubahan, itu tidak masalah, namun yang penting saya punya objektif yang sama,” ucap wanita yang dialek bicaranya terdengar seperti orang Melayu, padahal hingga SMA ia besar di Bandung.

Terkait capaian prestasi dalam berkarier, ia tidak hanya melihatnya dari sisi hasil atau pencapaian target tertentu. Ia juga memperhatikan proses dalam tim ketika berupaya mencapai target yang telah ditentukan. Pembentukan tim yang kuat sangat diperhatikan olehnya. “Namun bagi saya, membentuk satu tim yang kuat adalah hal penting karena ini jualan solusi. Membuat tim saya bisa tumbuh juga kreatif dalam menjual solusi kami dan memenangkan bisnis, itu utamanya. Tim sales kami terdiri dari 5 orang. Saya juga harus memastikan bahwa tiap individu ini bisa berhasil mencapai target. Membangun tim ada ilmunya dan banyak ilmu yang didapat. Saya hanya ingin ketika perusahaan ini sukses, masing-masing individu juga sukses. Itu tujuan saya, membuat tim yang bagus dan memastikan bahwa kami tumbuh,” ungkap Endang yang pernah mendapat Master Award (Top 4 Selling di wilayah Asia Pasifik) ketika di Nortel.

Bicara mengenai target Avaya di Indonesia, Endang mengatakan bahwa pihaknya menargetkan turning point bisnis Avaya di Indonesia. Maksudnya, ia menjelaskan, dengan pertumbuhan dan potensi ekonomian Indonesia yang besar, membuat pihaknya harus memanfaatkan momentum ini. “Saya juga melihat permintaan dan produknya ada, juga ada programnya. Ini hanya masalah eksekusi untuk memberi tahu bahwa kami bisa tumbuh secepat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Namun, lanjutnya, pemanfaatan momentum ini tidak dapat dilakukan sendiri. Ia membutuhkan tim dan mitra yang baik. “Itu kuncinya. Semoga, kami dapat merekrut banyak mitra dan bisa berjualan bersama mereka, membuktikan ke mereka bahwa bermitra dengan Avaya dapat membuat good business,” harapnya optimistis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved