Profile

Gunawan Setokusumo, Fokuskan Potensi ‘Pharmerging Market’ Asia Pasifik

Gunawan Setokusumo, Fokuskan Potensi ‘Pharmerging Market’ Asia Pasifik

SCHOTT, pemain utama di bisnis kemasan obat-obat injeksi yang berpusat di Jerman, kini mulai melirik pasar Asia. Keberadaan ‘pharmerging market’, seperti China, India, Jepang, dan Indonesia, menjadi senjata baru bagi SCHOTT untuk ekspansi. ‘Pharmerging market’ ini memiliki kesamaan di sektor farmasi yakni masing-masing tumbuh di atas rata-rata.

Bersamaan dengan itu pula, program kesehatan masyarakat terus berkembang, seiring dengan akses masyarakat terhadap obat-obatan yang juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan di Indonesia sendiri, market industri farmasi akan tumbuh di kisaran angka 12-15%. Hal ini tentu saja ditunjang dengan adanya pabrik yang berlokasi di Bekasi, yang diklaim sebagai pabrik farmasi terbesar se-Asia Tenggara.

Rencananya akan ada peningkatan total kapasitas produksi sebesar 20 % di sana. Lantas siapakah, yang memiliki peran vital untuk rencana ekspansi perusahaan ke Asia ini? Adalah Gunawan Setokusumo, Regional Sales Director SCHOTT Pharmaceutical Packaging untuk Asia Pasifik. Seperti apa kiprah dan perjalanan karier lelaki kelahiran Jakarta, 22 Maret 1963 silam ini? Berikut penuturan ayah dari Arnold, Ashey, dan Arthur ini kepada Gustyanita Pratiwi dari Swa Online.

Gunawan Setokusumo, showing SCHOTT Pharmaceutical Systems’ products.

Apa background pendidikan Anda?

Saya lulusan Ohio, Amerika. Background saya sebenarnya di Engineering. Saya kemudian melanjutkan Master Science di University of Carolina, Los Angles (UCLA).

Bisa diceritakan milestone profesional Anda sampai akhirnya bisa bergabung dengan SCHOTT Pharmaceutical Packaging ini?

Saya mulai bekerja di perusahaan konsultan Amerika bernama Woolpert Consultant. Di sana hampir 2 tahun saya bekerja sebagai Engineering Consultant. Setelah itu saya kembali ke Indonesia dan bekerja di PT Procon Indah, sebuah brand property consultant. Kalau misalnya ada office leasing, property consultant, marketing in the property lah istilahnya, nah, saya yang berhubungan dengan itu semua. Saya berhubungan dengan developer/pengembang dan sebagainya. Sekitar 3 tahun saya di sana, merangkap pula sebagai Project Manager.

Setelah itu saya pindah ke PT Igar Jaya, dimana saat itu Igar Jaya adalah pemilik dari company ini sebelum Joint Venture. PT Igar Jaya sendiri merupakan perusahaan public di bawah naungan Kalbe Farma Group. Dan di Igar Jaya tersebut terdapat 2 divisi, yaitu, Divisi Glass dan Divisi Plastic. Awalnya saya sebagai Sales Marketing Manajer untuk kedua divisi itu. Setelah itu saya berkonsentrasi di Divisi Glass, yang mana di sana diproduksi ampoul dan vial.

Tahun 1996, Igar Jaya melakukan Joint Venture dengan SCHOTT, dimana SCHOTT di sini masuk sebagai partner. Artinya pemegang saham dari SCHOTT share sebanyak 49 %, sisanya 51 % dari Igar Jaya. Tapi setahun kemudian, saham dijual 100% ke SCHOTT. Sampai sekarang, akhirnya 100% jadi milik SCHOTT.

Setelah saya berpindah ke SCHOTT, saya memulai karier sebagai Commercial Director. Di sini saya membawahi commercial director yang lainnya seperti marketing, sales, logistik dan customer services. Hal tersebut berlangsung sampai tahun lalu. Tahun 2012, saya kemudian diangkat menjadi Regional Sales Director untuk Asia Pasifik. Bedanya, kalau dulu saya memegang satu plan saja, yaitu SCHOTT Igar Glass, sekarang saya diserahi tanggung jawab baru sebagai Sales Director yang mencakup 4 plan untuk wilayah Asia, yaitu China, India, Indonesia, dan Jepang. Meskipun di India dan China, kami ada Joint Venture Partner.

Apa saja tanggung jawab Anda sebagai Regional Sales Director of SCHOTT Pharmaceutical Packaging Asia-Pasifik ini?

Mencakup sales dan pengembangan sales, dimana kami mempunyai beberapa sales office dan agen (distributor). Kalau di Indonesia, kami langsung jual ke pabrik farmasi. Di sini, kami juga mempunyai tenaga penjualan sales sendiri. Tapi kalau yang ekspor, kami bekerja sama dengan agen di beberapa negara, meskipun di sana tetap akan ada sales. Seperti misalnya di Singapura, kami mempunyai area sales manajer yang membawahi beberapa negara seperti Taiwan, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan Malaysia. Jadi ada 1 orang sales yang berkedudukan di Singapura, dia akan reporting ke saya.

Artinya setiap negara akan ada perwakilan 1 orang sales?

Tidak semua negara ada 1 sales, tergantung besar-kecilnya. Misalnya China dan India, karena besar, maka ada beberapa sales person di sana. Di Jepang dan Australia juga ada beberapa, karena di sana ada sales officenya. Tapi di luar itu kami ada sales person yang berkedudukan di Singapura.

Gunawan Setokusumo, Regional Sales Director – Asia Pacific, SCHOTT Pharmaceutical Packaging

Apa saja tantangan yang Anda hadapi di posisi sekarang?

Mungkin dari masing-masing negara itu punya culture dan approach yang berbeda-beda. Misalnya Jepang, untuk masuk ke pasar Jepang saja, dari dari awal persyaratan kualitasnya sudah tinggi, dari sisi approach ke customer juga sangat berbeda dengan negara-negara lain. jadi kalau kita bicara Asia, tantangannya adalah bagaimana supaya kami bisa meyakinkan ke customer-customer untuk membeli produk kami. Tentunya dalam hal ini kami mengutamakan kualitas dan layanan. Tapi di luar itu juga ada faktor-faktor lain, misalnya perbedaan cultural antar negara yang harus kami jembatani. Boleh dibilang, kalau tantangan itu bisa diatasi, misalnya dengan adanya pemahaman culture masing-masing negara, ya semua akan berjalan lancar.

Inti strateginya ada di mana?

Tentunya produk kami harus bagus ya. Jadi, produk, servis, kualitas, itulah yang paling utama. Artinya kami tidak bisa mengorbankan salah satu diantara mereka. Tapi di luar itu kami juga harus memahami culture dari masing-masing negara.

Kalau di Indonesia sendiri siapa saja sih klien-kliennya?

Saya bisa bilang semua klien kami adalah pabrik-pabrik farmasi yang besar, yang memproduksi obat-obat injeksi di Indonesia. Karena tidak semua pabrik farmasi di Indonesia memproduksi obat-obat injeksi. Tapi rata-rata, yang besar-besar itu mempunyai obat-obat injeksi. Jadi rata-rata dari mereka kami yang supply. Boleh dibilang kami termasuk major player lah kalau di Indonesia untuk kemasan obat-obat injeksi ini.

Artinya untuk mengontrol keempat negara di Asia tadi Anda harus jarang berada di Indonesia?

Sering juga. Tapi boleh dibilang 60% dari waktu saya banyak untuk traveling.

Apa yang Anda lakukan di kala senggang, sekadar curi-curi waktu di tengah kesibukan Anda saat ini?

Saya tenis, saya juga suka olah raga jalan-jalan, kemudian ada 1 hobi lagi yang paling saya sukai. saya saya senang koleksi benda-benda seni, diantaranya lukisan, patung, dll. Karena saya senang culture atau kebudayaan. Kadang-kadang kalau berkunjung ke negara mana, saya lihat sesuatu, saya senang, saya koleksi.

Gunawan Setokusumo showing the vial, one of the product of SCHOTT Pharmaceutical Systems.

Apa mimpi Anda ke depan?

Keinginan saya tentunya lebih maju lagi dalam hal karier. Di mana saya dapat memimpin suatu scoope yang lebih besar lagi. Bukan hanya dari sisi market atau sales, tapi mungkin juga dari sisi overall management, karena saya sendiri juga pernah mempunyai background pengalaman sebagai konsultan. Dari segi logistik maupun customer service, saya juga pernah belajar. Tentunya yang saya harapkan dalam beberapa tahun ke depan ini, selain market dari Asia itu sendiri yang berkembang, tanggung jawab saya juga akan bertambah. Dari sisi enterpreneur, saya mengharapkan juga ada suatu pengembangan usaha lagi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved