Heri Djohan, Presiden Direktur PT Topindo Atlas Asia, mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menangani produk pelumas TOP 1. Dengan pengalamannya yang pernah berkecimpung di dunia consumer goods, ia pun menganggap produk oli sebagai produk semi consumer goods.

“Saya masuk ke TOP 1 tahun 2001. Sebelumnya saya dari consumer goods,” sebut Heri kepada SWA Online, di sela-sela acara Indonesia Middle-Class Brand Forum & Awarding Ceremony, yang dilangsungkan di Jakarta, akhir bulan Februari.

Heri Djohan, Presiden Direktur PT Topindo Atlas Asia

Heri bercerita bahwa ia sempat bekerja di perusahaan Wicaksana Overseas International. Ini adalah perusahaan yang mendistribusikan produk-produk, seperti makanan, minuman, perawatan diri, hingga perawatan rumah tangga. Di perusahaan tersebut, ia menangani sejumlah produk merek ternama, salah satunya adalah produk Indofood.

Berbekal pengalaman menangani produk di Wicaksana Overseas International, Heri pun merasa tak kesulitan masuk ke produk otomotif, khususnya oli. Lantaran produk oli juga termasuk sebagai produk yang dikonsumsi secara massal. “Jadi, (oli) hampir mengarah ke semi consumer gitu. Nggak susah. Cuma karakteristik produknya saja yang beda. Kalau kita pegang produk susu, produk indomie, sama pegang oli beda dong karakternya,” tambah dia yang menjabat sebagai General Manager pada masa awal di PT Topindo Atlas Asia.

Mengenai suka-duka di industri ini, Heri menuturkan, itu lebih kepada bagaimana mengedukasi konsumen di Tanah Air mengenai produk agar industri oli nasional bisa bertumbuh. Karena, awalnya, industri pelumas di Indonesia bentuknya monopoli. Artinya, hanya ada satu perusahaan yang menggarap pasar pelumas nasional.

“Kan baru dibuka tahun 2001. Kami yang mengedukasi konsumen, masyarakat Indonesia tentang oli, sehingga industri ini bisa bertumbuh dengan baik dan luar biasa. Dan juga bersama teman-teman, kita menjaga supaya industri ini kondusif, bertumbuh dengan baik dan market-nya berkembang,” tandasnya. (EVA)