Profile

Ini Tiga Serangkai Pendiri Startup Lokal

Natalia305

Ollie (panggilan dari Aulia Halimatussadiah) adalah founder Kutubuku.com, Natali bekerja sebagai CTO di Tiket.com, dan Nuniek mengelola blog. Awalnya mereka bertiga ketemu di kedai kopi, lalu memutuskan untuk ketemu lagi minggu depan. Tercetuslah ide untuk ajak penggiat startup yang lain lewat Twitter.

Respon dari ajakan lewat Twitter tersebut tenyata cukup banyak di pertemuan pertama ada 33 peserta yang datang. Tempat bertemunyapun hanya di kafe. Seiring berjalannya waktu, peserta yang datangpun bertambah hingga ratusan, sehingga pertemuannya dibuat menjadi workshop dan panel discussion. Dari 33 peserta yang datang, sekarang sudah ada 200 lebih peserta yang datang per bulan.

Peserta yang datang berasal dari kalangan, ada yang dari praktisi internet, korporasi penggiat startup, investor, pemerintah, dan desainer. “Startup Lokal ini ibaratnya seperti melting pot karena di sini adalah tempat berkumpulnya praktisi internet, korporasi penggiat startup, media, investor, pemerintah, dan desainer. Tujuannya adalah networking karena kadang di startup lokal ini ada juga yang menjadi co-founder. Jadi yang tadinya developer ,di sini ketemu desainer lalu ketemu, lalu akhirnya mereka buat startup mereka sendiri,” jelas Natali.

Sudah banyak startup di Indonesia yang terbentuk karena pertemuan para foundernya di Startup Lokal. Sebagai contoh, para founder dari Telunjuk.com pertama kali bertemu di program inkubator yang juga diadakan oleh Startup Lokal. Sekarang mereka sudah 2 kali di beri investasi oleh orang Jepang.

Untuk mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulannya, Startup Lokal tidak memungut biaya sama sekali. Berutung setiap mengadakan pertemuan, ada sponsor yang menawarkan diri. “Siapapun bisa datang tanpa syarat dan gratis bahkan kami menyediakan konsumsi untuk setiap peserta. Kami sebagai organisasi sifatnya pro bono. Jadi tidak mengambil keuntungan. Karena saya percaya jika meetup ini tidak diadakan secara rutin maka industri akan berjalan tanpa ada api untuk bisa meneruskan industi startup di Indonesia. Untungnya masih banyak perusahaan yang concern di bidang startup yang bersedia untuk menjadi sponsor,” ujar Nuniek.

Pembicara yang didatangkan bukan sembarang orang. Founder startup Buffer App dari Sillicon Valley pun sempat meminta sesi untuk menjadi pembicara. “Ini membuktikan Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata untuk IT. Tiap bulan kami sudah menyiapkan topic yang berbeda. Untuk pembicaranya , kami biasa mengundang teman-teman yang startupnya sudah berjalan untuk bisa sharing sesuai dengan topik yang sudah kami siapkan tiap bulannya. Jadi ada shifting, tadinya temen-temen yang datang pertama kali sebagai peserta sekarang gantian jadi pembicara karena mereka sudah punya banyak ilmu untuk dibagikan kepada teman-teman yang baru mulai,” kata perempuan yang saat ini sedang mengambil gelar masternya di bidang Psikologi Konseling di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.

Natali mengatakan bahwa banyak orang yang berpotensi di bidang IT dan bisa membuat produk apapun, namun, jika disuruh untuk menjualnya mereka tidak bisa. Mereka tidak tahu pasarnya ada atau tidak. Ia menyarankan untuk mencari pasar dan masalahnya dulu baru membuat produk. “Kami percaya semua berasal dari masalah lalu dicari solusinya, karena ini startup jadi permasalahan diselesaikan dengan digital. Ada yang mau buat media sosial atau aplikasi chat. Pertanyannya, apakah kita perlu media sosial dan apllikasi chatting lagi? Padahal masalah di Indonesia banyak loh”.

Dalam menjalankan Startup Lokal ini, Natali, Nuniek, dan Ollie dibantu oleh 3 orang binaan mereka untuk mengelola media, IT, dan event. Kedepannya, Startup Lokal ingin menjadi wadah untuk mengimplementasikan metodenya secara pentahelix, yaitu merangkul 5 pilar; startup, bisnis, pemerintah, media, dan akademi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved