Profile

Jibeng-Mahen, Duo Pengajar Resmi Apple di iBox

Jibeng-Mahen, Duo Pengajar Resmi Apple di iBox

Device sebagus apapun tak akan banyak bermanfaat jika pemiliknya tidak menggunakan fungsinya dengan optimal. Produk canggih Apple tak akan banyak bermanfaat jika pemakainya membeli hanya untuk gaya-gayaan. Inilah yang mendorong iBox, ritel Apple di Indonesia, mendirikan training center. Tujuannya satu, agar para pemilik Apple bisa mengoptimalkan device miliknya. Ini juga yang membedakan iBox dengan ritel Apple lain di Tanah Air.

Ari Budiharto Soetjitro

Ari Budiharto Soetjitro

Berikut, petikan wawancara dengan pemilik sertifikasi trainer resmi Apple, yakni Mahendra Dwi Hatmoko dan Ari Budiharto Soetjitro yang akrab disapa Jibeng. Di Indonesia, hanya mereka berdua yang resmi memiliki sertifikat trainer Apple.

Menurut Anda, seperti apa produk Apple?

Jibeng:

Produk Apple premium, mahal. Buat saya pribadi, biar mahal worthed, worth of money-nya dapet value-nya dapet. Kita edukasi masyarakat kalau beli barang jangan pilih yang termurah doang. Apple menurut saya barang functional, value for money-nya ada. Kami kasih tahu, iPhone bisa untuk apa saja, misalnya membuat film dokumenter. Selama ini kalau beli kamera professional harganya puluhan ribu dolar.

Mahendra:

Orang lebih suka membandingkan dari sisi spec, dari brand satu ke brand lain. Ketika mau naikin hardware, Apple pelajari poin-poin mana yang sebenarnya bisa buat jadi bagus. Dari sisi cahaya, resolusi dll, orang kan mitosnya megapixel, kalau semakin besar, kamera itu akan luar biasa. Kalau kita besarin dari sisi itu aja, apa bedanya dengan iphone dengan kamera 8 MP, kualitasnya bisa 4K. Kedua, capture warna juga tidak kalah dengan kamera yang megapixelnya lebih besar.

Awal mula Anda mengenal Apple dan bekerja di iBox bagaimana ceritanya?

Ari:

Saya dapat sertifikat 2007. Sertifikat professional tahun 2006, lalu masuk sertifikasi trainer di 2007. Pendiri iBox melihat banyak orang Indonesia beli Apple buat gaya-gayaan saja. Kita bicara di tahun 2005 (saat iBox berdiri), zaman itu yang beli Apple, cuma orang kaya atau memang desain grafis karena barangnya mahal. Di situlah kita lihat pentingnya edukasi agar orang-orang dapat value for money-nya.

Mahendra:

Sertifikasi ada 2 level, sebagai profesional dan trainer, level tertingginya adalah trainer. Sebagai trainer, ahli di bidang tersebut ditugaskan utk mengajar orang-orang yang dipersiapkan untuk ahli di bidang tersebut.

Saya masuk di 2006 ke iBox sebagai sales. Bisa dibilang dari bawah. Mulai diangkat sebagai trainer tahun 2007 dan menjadi certified profesional di awal 2010 baru mendapat certified trainer karena proses seleksi untuk jalur saya panjang dan lama.

Jadi Pak Ari, profesional kreatif, saya professional IT. Apple hanya punya dua itu. Jadi, ibox sudah lengkap. Artinya, kalau ingin certified trainer di kreatif atau IT memang harus dari awalnya darah kreatif atau IT. (bersambung ke hal dua)

Apa manfaat training center iBox?

Ari:

Dulu awal berdirinya iBox kita punya misi membangun training center agar orang bisa belajar bagaimana menggunakan produk Apple. Ini juga menjadi unique selling poin kami. Yaudah, kita bikin training center yang diakui keberadaannya oleh Apple. Saat orang datang ke training center kita, sertifikasi ini agar kita punya kredibilitas. Kita juga dapat pengakuan dari Apple, ada di laman: training.apple.com.

Mahendra:

Dulu kita ada tim, Pak Ari salah satu pendirinya, pendiri Apple training center ada 4 orang. Tujuannya sebenarnya kearah komunitas. Kita bicara sediakan barang, tapi tempat orang berkumpul dan bersosialisasi menggunakan produk baru ini di mana? Dulu belum ada komunitas yang bagus dan kuat untuk diadakan perkumpulan teknologi Apple.

Approach yang digunakan iBox lebih make sense. Ide selain dari iBox sendiri juga dari Applenya yaitu agar informasi tidak salah itu baiknya dibangun training center. Sehingga, harus ada orang-orang yang kompeten dan kredibel utk menyampaikan pesan tersebut.

mahen

Susah ya ujiannya?

Ari:

Kalau gampang prosesnya, harusnya dari 240 juta sampai sekarang gak cuma 2 orang. Pintu untuk menjadi certified trainer sama Apple cuma dibuka setahun sekali. Prosedur menjadi certified trainer, pertama harus lulus ujian menjadi certified pro, setelah itu baru dia bisa melamar ke Apple. Ujian certified pro setelah ada kita bisa di sini (Indonesia, red). Sebelum ada kita, kita harus terbang ke negara terdekat yang punya.

Persiapan ujian juga cuma baca buku terus kalau udah pede bisa ikut ujian. Banyak orang Indonesia kayak begitu. Begitu ujian gagal. Atau menyewa certified pro dari luar negeri kemudian diterbangkan ke Indonesia. Bisa juga utk mengadakan pelatihan dulu, biar bener-bener siap ujian. Melamar ke Apple, ada wawancara.

Seorang certified trainer itu representative-nya Apple. Sertifikasinya itu melekat ke orangnya bukan perusahaan. Jadi kalau saya bilang yang ngaco tentang Apple, ini urusannya antara saya dengan Apple nanti. Setelah itu harus mengikutin pelatihan untuk trainer. Yang melatih orang dari Apple selama seminggu dan di luar negeri pastinya, saya dulu di Singapura.

Mahendra:

Apple tidak sembarangan. Mereka ada program, untuk yang komersial ada kita, tidak nambah karena memang tidak gampang. Dari sisi seleksi interview, Apple lihat ini org punya jiwa edukasi atau tidak karena kalau komersial, dia melakukan buat dia sendiri bukan orang lain.

Kandidat setiap negara tidak banyak, paling hanya dua orang per negara. Jadi, seleksinya sangat ketat dari Apple, demi menjaga kualitas. Waktu itu, saya sendiri, Pak ari sendiri, negara lain cuma dua, waktu itu Malaysia 2 orang, Singapura 1 orang, Filipina, 2 orang. Untuk lulus, perjuangannya berat, butuh effort yang jatuh bangun. Yang bikin susah, di Apple gak, sudah bayar gak lulus ya bayar lagi full.

Kalau mau ikut kursus di Ibox, biayanya berapa?

Ari:

Investasi tempat kursus Apple lumayan. Devicenya Apple semua. Yang menarik, Apple tak memungut royalti. Income yg kita hasilkan itu murni milik kita. Tidak ada istilah royalty, misalnya 70: 30. Peserta bisa perusahaan atau perseorangan.

Mahendra:

Bukan hanya orangnya, tapi juga peralatannya harus disertifikasi. Investasinya memang besar, bangun kelasnya, terus fasilitas wifi harus bagus, jaringan lan juga bagus, furniture itu standarisasi Apple. Kita bangun training center harus mengikuti maunya Apple. Apple yang menentukan bagaimana lantai, kursi, hingga warnanya.

Satu sesi per orang, satu sesi 300 ribu, satu jam. Kelas regular spt fotografi, videoediting, soundrecording. Bukan yg pro, yg regular, itu juga jatuhnya semipro, kami punya sekitar 16 modul/sesi per modul 300 ribu, kt jga ada pilihan lain, membership, satu orang bisa dapat 16 modul, masa berlaku setahun, hanya bayar 1 juta. Lebih murah, loyalty program.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved