Profile Profil Profesional zkumparan

Laksana Budiwiyono, Targetnya Pelanggan Percaya Trend Micro

Laksana Budiwiyono, Targetnya Pelanggan Percaya Trend Micro
Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia

Demi mewujudkan impian orangtua yang ingin anaknya menjadi insinyur, ketika lulus SMA, Laksana Budiwiyono memutuskan untuk kuliah di jurusan Teknologi Informatika. Padahal, di masa itu, bidang tersebut kurang popular. “Yang penting gelarnya insinyur. Awalnya ada keinginan masuk jurusan Teknik Sipil, tapi tidak jadi karena saya lebih menyukai bidang Teknik Informatika. Selanjutnya, saya bercita-cita menjadi programmer,”ujar lelaki kelahiran Yogyakarta, 13 Oktober 1970, itu mengenang latar belakang perjalanan hidupnya.

Berikutnya bisa ditebak, Laksana pun menempuh pendidikan S1 Teknik Informatika di Universitas Kristen Duta Wacana. Yogyakarta. Gelar Insinyur Teknik Informatika pun berhasil diraih dan digunakan untuk meniti karier serta mendulang rezeki. Dan siapa sangka, jika mayoritas hidupnya dihabiskan di dunia teknologi informasi (TI) yang telah membesarkan namanya.

Perjalanan kariernya diawal di perusahaan software asing, yaitu Trend Micro tahun 2008-2011. Waktu itu Trend Micro masih perusahaan kecil dan Laksana awalnya menjabat sebagai Senior Manager. “Karena Trend Micro Indonesia awalnya masih kecil, karyawan cuma tiga orang, termasuk saya,” cerita eksekutif yang hobi jogging dan renang, ini.

Setelah itu, Laksana mencoba peruntungan lain dengan pindah ke perusahaan lain, yaitu perusahaan Amerika (VMWare Company), tapi masih bidang TI juga. Kurang lebih 5 tahun kemudian, dia diminta kembali oleh manajemen ke Trend Micro Indonesia, tepatnya sejak April 2017 dan dipercaya sebagai Country Manager Trend Micro Indonesia.

Mengapa tertarik bergabung dengan Trend Micro? “Saya melihat Trend Micro dan VMWare sama-sama perusahaan asing. Tetapi, Trend Micro berasal dari Jepang. Saya tertarik dengan kultur di Trend Micro, yang mana kita bisa melihat adanya Western culture dan Asian culture di Trend Micro, sehingga kebebasan untuk mengekspresikan bisnis sangat terasa. Akhirnya, terlahir bisnis yang adaptif di Indonesia berkat kultur kerja ini,” jelas pria berkacamata ini.

Menurutnya, Trend Micro juga selalu menuntut passion untuk semua karyawan. Misinya adalah membuat dunia ini aman dari sisi pertukaran data digital. Ternyata misi dan visi Trend Micro dari dulu hingga sekarang masih konsisten dan relevan. Sesuai tagline Trend Micro yaitu “Securing your connected world.”

Sebagai orang nomor satu di Trend Micro Indonesia, tugas dan tanggungjawab yang diemban Laksana adalah menjadi chief representative atau kepala perwakilan untuk Indonesia. Sebagai Country Manager, dia bertanggungjawab terhadap perkembangan bisnis Trend Micro di Indonesia. Selain itu, dia mengemban misi untuk mengedukasi kesadaran akan kemanan dunia cyber. “Kami sharing semua teknologi terkini yang ada di dunia ini, juga ancaman dan fenomena apa yang berkaitan dengan dunia cyber,” dia menegaskan. Dalam sehari-hari, Laksana membawahi 20 karyawan tetap Trend Micro Indonesia. Kalau seluruh dunia ada sekitar 6.500 pekerja dengan representatif Trend Micro di lebih dari 50 negara.

Apa yang ditargetkan manajemen kepada Anda? “Kalau kita berbicara tentang IT company, biasanya selalu berkaitan dengan angka. Tapi, saya juga mengemban tugas untuk menstabilkan organisasi di sini. Saya juga memiliki tim support untuk layanan customer. Trend Micro cukup serius untuk positioning di Indonesia. Bahkan saat ini, kami mempunyai banyak loyal customer yang merupakan perusahaan besar sejak 2004,” ungkap Laksana.

Laksana memaparkan, ketika awal-awal berdiri tahun 1988, Trend Micro cuma sebagai perusahaan antivirus biasa. Sekarang, perseroan memosisikan diri sebagai cyber security. Memang selama ini Trend Micro dikenalnya sebagai vendor antivirus karena pada saat itu memang menjadi pionir. Kompetitornya a rata-rata pemain asing, tapi ada juga beberapa pemain lokal.

“Di segmen antivirus, posisi Trend Micro sejak awal sampai sekarang berada di level leader,” ujar Laksana mengklaim. Secara global, Trend Micro masuk ke semua segmen. Mulai dari antivirus yang dipakai di rumah sampai ke UKM di-cover semua. “Ke segmen enterprise juga masuk, tapi terus terang, 90% untuk di Indonesia kami masih fokus ke enterprise. Kalau worldwide, konsumen rumahan masih mendominasi,” ujar dia. Beberapa perusahaan yang menjadi klien Trend Micro Indonesia dari kalangan industri telekomunikasi, perbankan, dan pemerintahan.

Selama berkarier di Trend Micro, Laksana telah menorehkan sejumlah prestasi. Dia berhasil meningkatkan penjualan dengan pertumbuhan rata-rata 40% per tahun. Kalau dari sisi personal, di tahun 2018, dia mendapat penghargaan President Club, itu semacam award dengan hadiah jalan-jalan ke Benua Afrika.

Untuk mencapai prestasi-prestasi tersebut, banyak kendala yang dihadapi Laksana dalam membesarkan Trend Micro. Di market, tantangannya adalah brand awareness. Kebutuhan antivirus ini diibaratkan seperti asuransi. Kalau tidak ada kejadian apa-apa, pelanggan tidak akan sadar kalau mereka butuh cyber security. Ini alasannya mengapa pihaknya sering melakukan dialog dengan pelanggan untuk menyosialisasikan keadaan cyber security saat ini.

Sehingga, salah satu misi Trend Micro selain performa penjualan, juga mengedukasi pasar. Kebetulan dia juga pernah berkarier di Cloud Security Alliance untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya cyber security. Kompetisi juga merupakan tantangan, tapi Laksana dan timnya selalu punya solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

Bentuk apresiasi untuk customer ditunjukkan dengan cara mengundang mereka ke acara launching produk baru. Saat itu jumlah pelanggan yang diundang mencapai 1.000 pelanggan dengan tujuan untuk mempererat hubungan bisnis. Dengan layanan yang demikian, Trend Micro ingin menyediakan solusi terbaik untuk customer. Karena sekarang bukan cuma produk, tapi bagaimana menyediakan layanan dan membantu pelanggan secara berkelanjutan.

“Contohnya, dulu kita tidak tahu apa itu fenomena ransomware. Tapi makin ke sini masyarakat semakin paham. Ransomware ini yang paling berbahaya. Jadi, hacker mengambil data kita dan dienkripsi. Untuk mendapatkan data itu kembali, kita harus bayar dengan jumlah besar ke hacker tersebut. Itu sangat berbahaya dan memang banyak beredar. Untuk itu, Trend Micro tetap konsisten untuk menanggulangi perihal tersebut,” ucap Laksana menguraikan.

Banyak cara dilakukan Laksana untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan karyawan. Di Trend Micro mengadakan training yang wajib diikuti oleh karyawan. Ada juga semacam permasalahan yang harus dipecahkan oleh para karyawan untuk mengasah kemampuan mereka menghadapi berbagai situasi. Ini juga disosialisasikan ke pelanggan agar mereka bisa langsung menyelesaikan sendiri.

“Kami memberikan free tools untuk pelanggan. Setelah itu, kami menerima laporan progress bagaimana tools tersebut digunakan, apakah bisa mengatasi masalah TI yang dihadapi. Jadi tools kami ada tiga, yaitu edukasi, tes, dan laporan,” kata Laksana. Itulah salah satu cara Trend Micro mencegah gangguan cyber tanpa harus investasi teknologi yang macam-macam. Bukan cuma teknologi, tapi SDM harus diberdayakan. Pihaknya juga menghindari scammer yang biasanya datang lewat email.

Laksana mengaku keunggulan Trend Micro secara keseluruhan adalah melindungi dari Malware. Kebanyakan orang berpikir untuk memasang antivirus saja. Tapi terkadang, serangan virus juga masuk dari jaringan dan data center. Nah, produk Trend Micro bisa melindungi dari sisi data center untuk melindungi server, karena data center perlu proteksi yang komprehensif.

Dengan harga kompetitif, lanjut Laksana, produk Trend Micro ada 40 lebih varian produk. Dalam setahun, pihaknya selalu memperbahrui versi dan memasarkan produk yang sekiranya relevan di Indonesia.

Laksana menjelaskan, Trend Micro Inc. merilis evolusi solusi kemanan endpoint yaitu Trend Micro Apex One. Ini adalah produk sistem keamanan endpoint berkapabilitas lengkap dengan konsistensi penuh di seluruh platform SaaS dan dapat dijalankan dengan sistem on-premise. Penawaran terbaru yang disederhanakan ini meningkatkan otomatisasi deteksi dan respons serta memberikan informasi terpadu yang dapat ditindaklanjuti, sehingga memaksimalkan keamanan bagi perusahaan.

Saat ini tim TI di suatu perusahaan semakin terbebani dengan jumlah solusi keamanan yang dibutuhkan untuk melindungi seluruh sistem TI perusahaan, ditambah dengan semakin banyaknya ancaman keamanan pada data, sehingga perusahaan perlu bekerja lebih keras untuk merespons dengan cepat terhadap ancaman lanjutan saat ini. Semuanya ini dikombinasikan dengan meningkatnya ancaman keamanan atau informasi yang tidak tersalurkan dengan baik.

“Solusi keamanan terbaru Trend Micro memiliki pengembangan teknologi yang dapat menjawab berbagai masalah keamanan endpoint yang dihadapi industri TI saat ini,” ucapnya. Banyak yang menyebut Trend Micro aalah penyedia solusi keamanan next-gen di mana proteksi yang efektif pastinya membutuhkan berbagai macam lapisan keamanan yang disederhanakan dan ini merupakan dasar dari strategi bisnis. Apex One aalah pilihan untuk berbagai macam bisnis yang ingin beralih dari sistem tradisional anti-virus atau yang sedang mengalami kesulitan dalam menjalankan sistem keamanan yang rumit.

Secara keseluruhan, keunggulan-keunggulan utama pada Trend Micro Apex One ini memberikan peluang pertumbuhan bisnis bagi perusahaan yang menginginkan solusi keamanan yang bernilai tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan keamanan perusahaan.

Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang sudah merasakan manfaat dari penggunaan solusi keamanan inovatif Trend Micro adalah PT Mitra Adiperkasa (MAP), perusahaan ritel Indonesia dengan portofolio yang beragam yang meliputi perlengkapan olahraga, mode,anak-anak, makanan dan produk minuman, department store, dan berbagai produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Pada tahun 2018, MAP memperkenalkan infrastruktur TI yang mampu memberikan dukungan lebih cepat, lebih handal yang diperlukan untuk mengelola lebih dari 2.000 toko ritel dan 22.000 karyawan di 69 kota di seluruh Indonesia.

MAP menerapkan solusi komprehensif dari Trend Micro, yang terdiri dari solusi keamanan endpoint, breach detection system – Deep Discovery Inspector & intrusion prevention system – yang biasa disebut TippingPoint, sebuah solusi perlindungan bagi ancaman keamanan siber tingkat lanjut. Sebagai hasilnya, MAP mencapai tingkat baru bagi sistem perlindungan bisnis mereka seperti keamanan endpoint, jaringan, pusat data, dan beban kerja cloud dan semuanya tercapai tanpa harus mengganggu kinerja perusahan.

Banyak suka duka yang dialami Laksana selama berkarier di Trend Micro. Sukanya, dia enjoy bekerja di perusahaan tersebut. “Prinsip saya, di manapun saya bekerja jika sesuai dengan passion dan mengandung nilai kebaikan, pasti selalu ada kepuasan tambahan. Contohnya saat ini saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang Cyber security. Selain berjualan produk, saya juga turut membantu konsumen. Sehingga dalam berbisnis, akan selalu diliputi sukacita dan semangat,” dia menuturkan. Sebaliknya, dukanya manakala menghadapi persaingan produk. “Tapi saya pribadi tidak pernah melihat itu sebagai duka. Kembali ke awal bahwa tujuan kami adalah membantu orang,” ujarnya berkilah.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan Laksana bersikap demokratis. Dia memberi kebebasan ke tim, tapi terukur. Kebebasan itu tentu diatur oleh guidance agar tetap profesional. Toh, dia tidak mau ada jarak antara dirinya dan karyawan dalam tim. Dia berusaha untuk dekat dengan bawahan demi mempermudah komunikasi. Itulah sebabnya, karyawan Trend Micro Indoensia variatif mulai dari asal daerah, gender, usia, dan karakternya.

Ke depan, Laksana memiliki target khusus terhadap Trend Micro. “Manajemen selalu ingin kami tumbuh secara signifikan. Tapi prinsip saya, yang utama justru bukan sebanyak-banyaknya menjual produk, melainkan customer percaya pada Trend Micro. Sebab, jika ada kepercayaan, tentu akan lahir rekomendasi dengan sendirinya. Salah satu caranya adalah kami membentuk tim support locally. Dengan demikian kami bisa menjembatani customer dengan Trend Micro global,” ungkapnya.

Setelah pensiun sebagai profesional nanti, Laksana berencana untuk terjun ke dunia bisnis. “Tapi, saya tidak memaksa diri untuk berbisnis di bidang TI. Dana saat ini, saya masih kepikiran untuk mengarahkan anak saya untuk berbisnis,” tutur Laksana yang juga menjadi dosen tamu di STIMIK dan narasumber di berbagai kesempatan seminar atau talkshow bidang TI ini.

Laksana membocorkan rahasia suksesnya berkarier. “Sukses itu bukan berarti kita berhasil mencapai posisi tertentu. Masing-masing individu punya kesuksesan sendiri di mana ketika mereka punya goals yang tercapai. Kita harus bekerja sesuai passion,” ungkap dia.

Reportase : Andi Hana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved