Begitu bergabung dengan EI sebagai Manajer Penjualan Nasional dan Manajer Produk SDA & Floor Care pada Juni 2009, sarjana Teknologi Pertanian dari Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu langsung tancap gas. “Saya segera mengembangkan produk yang akan dipasarkan, merencanakan strategi distribusi, promosi dan sebagainya,” tutur lajang yang hobi berenang itu. Ia pun menambah 13 tipe produk SDA EI, memasang harga sedikit di bawah pesaing utama, dan menambah 20 distributor yang sudah berpengalaman di bisnis SDA. Untuk memacu semangat, para distributor yang berkinerja bagus diberi insentif trip ke Cina.

Selain itu, tenaga penjual di dealer-dealer diberi pelatihan product knowledge yang intensif, juga insentif penjualan tambahan. Bagi konsumen, ditebarkan free gift seperti troly bag untuk pembelian di pasar modern. Berbagai iklan cetak pun ditebar di media massa besar dan majalah wanita.

Hasilnya? Penjualan SDA EI langsung meroket 200% per Juni-Oktober 2009. Bahkan, target penjualan SDA EI sampai akhir 2009 sudah tercapai hingga 131% pada bulan Oktober. “Ini berkat kerja keras tim kami,” papar Lila yang berambisi dalam waktu kurang dari lima tahun produk SDA EI harus masuk lima besar penjualan SDA di Indonesia.