Profile

Lucy Dewani, Azas Kepercayaan Kunci Sukses Bisnis Asuransi

Lucy Dewani, Azas Kepercayaan Kunci Sukses Bisnis Asuransi

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) terus mendorong para agen asuransi jiwa untuk meningkatkan profesionalisme. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan para agen sehingga dapat tergabung dalam keanggotaan Million Dollar Round Table (MDRT).

MDRT adalah perkumpulan para profesional asuransi dari seluruh dunia yang berdiri tahun 1927 di Amerika Serikat. Keanggotaan MDRT global mencapai 38 ribu profesional di bidang jasa asuransi jiwa dan finansial yang berasal dari 450 perusahaan dari 74 negara di dunia.

Indonesia pada mulanya merupakan bagian dari zone Singapura dengan seorang Area Chair sebagai representasi anggota MDRT Indonesia. Sejak tahun 2006 sudah masuk dalam zona ke-14, zona Asia Tenggara-South East Asia.

lucy dewani

MDRT Indonesia saat ini dipimpin oleh Lucy Dewani, CFP. Lucy adalah ibu dari sepasang anak kembar yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan menjadi agen asuransi. Keputusan itu tepat, karena dia berhasil menjalankan bisnis asuransinya hingga sekarang dengan mengandalkan azas kepecayaan yang menjadi kunci sukses menjalankan suatu bisnis.

Bagaimana perjalanan karier wanita yang memiliki hobi traveling ini, sampai akhirnya dapat mencapai kesuksesan hari ini. Berikut petikan wawancara reporter SWA Online, Istihanah dengan Luci yang ditemui seusai konferensi pers MDRT Day 2014 di Plaza Office Tower, Thamrin, Jakarta Pusat, akhir pekan.

Sejak kapan Anda terjun ke dunia Asuransi?

Saya masuk pertengahan tahun 2000. Kenapa memilih berkecimpung di dunia asuransi? Sebab, menurut saya, asuransi itu waktunya fleksibel dan salah satu pieces-nya adalah financial freedom. Saya punya keluarga dan anak, jika bekerja kantoran jam kerjanya tetap, eight to five, dan hanya bisa mengandalkan gaji saja.

Buat saya lebih senang mengembangkan bisnis saya sendiri dan menghabiskan waktu dengan anak, tapi memiliki passive income, bisa jalan-jalan ke luar negeri dan saya hobi traveling.

Bagaimana perjalanan karier Anda sebelum akhirnya masuk ke bisnis asuransi?

Sebelumnya saya tinggal dua tahun di Australia dan kerja di telstra salah satu perusahaan komunikasi di sana. Setelah itu, saya pernah kerja di membership club, setelah itu pindah ke Procon, perusahaan properti. Saya berkecimpung di dunia corporate sekitar 8 tahun.

Bagaimana background pendidikan Anda?

Saya lulusan Sastra Jepang UI dan mendapatkan beasiswa ke Tokyo, Jepang. Untuk pendidikan S1 saya.

Apakah bisnis merupakan passion Anda?

Sebenarnya secara tidak sengaja juga. Simpel aja, saya hanya ingin memiliki waktu dengan keluarga, tapi saya masih ingin produktif dan tetap smart dan profesional dalam menjalankan suatu pekerjaan.Jadi, kalau di asuransi diajarkan bagaimana cara mengembangkan bisnis dan saya belajar benar-benar dari nol, jadi saya belajar how to do a business di asuransi.

Karena di asuransi kita tidak di gaji dan kita diajarkan bagaimana mengembangkan bisnis dan bagaimana agar incomenya makin besar. Cuma karena saya punya prinsip bahwa menjadi agen itu harus profesional. Sejak saat itu, saya mulai belajar apa sih MDRT? Apa sih, pentingnya MDRT?

Prestasi apa saja yang Anda ukir di bidang sebelumnya dan saat ini?

Saat saya masih menjadi karyawan, saya baru saja mencapai level General Manager. Karena saat itu saya masih muda dan masih meniti karier. Sampai akhirnya saya masuk dunia asuransi. Saat ini, prestasi saya di bidang asuransi, menjadi Senior bisnis partner, kalau istilah di asuransi itu seperti agency manager. Pencapaian MDRT saya juga hampir setiap tahun, sampai akhirnya menjadi ketua MDRT Indonesia.

Tantangan apa saja yang Anda hadapi selama berbisnis asuransi?

Tantangan bisnis di asuransi banyak. Seperti berhadapan dengan orang, penolakan orang dan yang lebih besar datang dari diri sendiri. Comfort zone juga merupakan sebuah tantangan yang cukup besar. Tantangan di lapangan juga cukup besar kita berhadapan dengan orang banyak, dengan agen-agen juga dengan nasabah juga. Namun dengan visi yang kuat akhirnya semua tantangan itu dapat saya lalui sebagai bumbu dalam bekerja dan membuat mental saya kuat.

Rencana pengembangan bisnis Anda ke depan bagaimana?

Untuk rencana bisnis di luar asuransi, saya tidak ada. Karena saya punya komitmen, untuk menjalankan suatu bisnis kita itu harus 100% atau bahkan 200% karena saya punya tanggung jawab terhadap nasabah saya. Karena di asuransi itu merupakan bisnis yang mengandalkan azas kepercayaan. Sekali kita nggak di percaya, nama baik sudah hilang semua kepercayaan nasabah, perusahaan atau industri. Jadi, saya mengangkat azas kepercayaan yang menjadi kunci keberhasilan di industri itu.

Prospek bisnis asuransi jiwa ke depan?

Bagus sekali, kenapa? Karena market kita 200 juta penduduk, tapi baru sekitar 2% yang memiliki polis asuransi. Jadi market Indonesia itu sangat besar sekali dan bagusnya program-program kita semakin inovatif, premi-premi juga semakin tidak terlalu mahal, sehingga dapat mencakup ekonomi mikro.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved