Profile

Muhammad Assad, Pebisnis Muda yang Kecanduan Menulis

Muhammad Assad, Pebisnis Muda yang Kecanduan Menulis

Muhammad Assad kembali mengudara. Kali ini bukan cerita dari ladang bisnisnya, melainkan profesi sampingannya sebagai penulis. Sebagai informasi, pengusaha muda kelahiran 16 Januari 1987 ini memang telah malang melintang sebagai pembicara internasional serta aktif mengelola core bisnis di bidang retail untuk brand cheese stick, Deli Cheez, Notes From Qatar Group (komunitas hasil bentukan buku pertamanya), serta perusahaan investasi, Rayyan Capital. Namun tak lengkap rasanya bila hobinya menulis tak jadi bahan ulasan. Sebab, dari situlah lelaki berkepala plontos yang menamatkan S2 Islamic Finance di Hamid bin Khalifa University, Qatar ini mulai dikenal publik sebelum akhirnya serius berbisnis.

IMG_3221 - Copy(2)

Pada Rabu, 17 Juli 2013, bertempat di Kinokuniya, Sogo, Senayan City, Assad kembali menelurkan 1 bukunya berjudul ‘99 Hijab Stories’, a Beautuful Spiritual Journey dari beberapa tokoh inspiratif di beragam profesi. Bagaimana hal-ikhwal dirinya nagih menulis hingga akhirnya timbul karya terbarunya terbitan PT Gramedia Pustaka berjumlah 525 halaman full colour ini? Berikut reportase yang berhasil diliput Swa Online.

Bicara mengenai buku-buku Anda, ini buku ke berapa?

Ini buku ke-5, setelah buku pertama saya Notes From Qatar 1, Notes From Qatar 2, Sedekah Super Stories, Good Morning Qatar, dan yang terbaru 99 Hijab Stories ini.

Untuk buku-buku yang pertama, inspirasinya datang dari perjalanan Anda selama di Qatar?

Iya. Jadi awalnya memang saya bukan seorang penulis. Buku Notes From Qatar itu bermula dari tulisan di blog. Kalau teman-teman tahu, saya ngeblog setiap Jumat, Minggunya dipost ke twitter. Akhirnya banyak yang tertarik. Banyak yang suka. Dari situlah pihak Gramedia tertarik untuk menjadikannya sebuah buku. Maka, jadilah buku saya yang pertam. Selanjutnya, menulis ya addicted sih. Jadi apapun profesi kita, kita harus tetap menulis. Kenapa? Karena menulis itu menurunkan legasi. Dan saya berpikir, andaikan dulu waktu di Qatar saya tidak menulis, mungkin kenangan-kenangan indah yang saya dapat selama di sana sudah tidak ada sekarang.

Waktu di sana, susah tidak sih Anda yang statusnya sebagai WNI tapi harus belajar di negeri orang?

Ya susah-susah gampang. Sama seperti negara-negara lainnya. Hanya kalau di Qatar, pertama, yang berbeda adalah dari segi budayanya. Arabic. Makanannya juga serba nasi-nasi kebuli. Dari segi cuaca pun, perubahannya sangat ekstrem. Kalau panas, bisa sampai 50oCelcius. Tapi kalau sedang dingin, bisa sampai 4-5o Celcius..

Kembali ke buku, ini kan mengenai 99 kisah dari 99 perempuan yang berbeda. Siapa saja yang termasuk di dalamnya?

Dari 99 Hijab Stories ini, 75%-nya adalah public figure. Siapa saja mereka? Kami membaginya menjadi 2 kategori, yaitu tokoh inspirasi dan public figure. Di tokoh inspirasi kami punya Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Ibu Nafsiah Dahlan Iskan, Bunda Iffet, Wakil Ketua MPR RI Ibu Melani Suharli, Gubernur Banten Ratu Atut, Ibu Okke Hatta Rajasa, Yenny Wahid, Dewi Motik, dll. Tokoh inspiratif ini adalah mereka yang menurut kami sudah memberikan kontribusi di bidangnya masing-masing. Seperti Bunda Iffet, itu kan seorang wanita yang menjadi manajer grup Rock paling sukses di lingkup nasional. Beliau berkecimpung di dunia keras dan sukses membawa anak-anak Slank yang dulunya narkoba sekarang tidak. Kemudian di public figure, bisa dilihat dari sampunlnya mulai dari aktris senior sampai yang muda-muda. Mulai dari Marini Zumarnis, Inneke Koesherawati sampai Zaskia Sungkar, Marshanda, dll.

Apa sih esensi dari ke-99 orang ini? Apakah mereka lantas patut dijadikan panutan sepenuhnya untuk berhijab?

Ke-99 orang ini adalah mereka yang sedang berproses. Ada yang model hijabnya aliran Zaskia Mecca, ada yang model Zaskia Sungkar, ada yang Oki Setiana Dewi, bahkan ada beberapa yang model jambulnya masih kelihatan. Makanya ada pro kontra di twitter. Ada yang mengatakan kok yang model jambulnya kelihatan juga dimasukkan? Apa sudah sesuai syar’i? Jadi begini, hijab memang kewajiban. Tapi implementasi orang berhijab itu berbeda-beda. Itu yang harus kita hormati. Istilah hijab syar’i menurut saya kurang tepat. Dalam Al Quran pun tidak disebutkan dengan penamaan istilah hijab syar’i atau non syar’i, yang ada hanyalah hijab. Sama seperti shalat. Tidak ada shalat syar’i dan non syar’i. Yang ada hanya shalat. Tapi, pemahaman orang akan hijab kadang-kadang berbeda-beda. Kalau saya melihat, yang penting ibaratnya berenang, mereka sudah nyebur duluan. Nyebur di sini dalam artian sudah pakai hijab dulu. Masalah dia benar atau belum, itu another question. Tapi sekarang orang banyak menjudge, yang tidak sesuai aliran dia, langsung dicap tidak syar’i. Kan aneh, menjudge orang yang sudah nyebur lalu dibandingkan dengan orang yang belum nyebur sama sekali. Harusnya kita biarkan dia nyebur dulu, baru setelah itu kita kasih tahu mana yang baik-baik, seperti begini lo tahapan yang lebih baik, dst. Nah, artinya, ke-99 orang ini bukan berarti yang paling sempurna dalam berhijab, tapi cerita-cerita inspirasi mereka dalam berhijablah yang kami bangun.

Mengumpulkan ke-99 tokoh ini memakan waktu berapa lama?

1,5 tahun, jadi ini memang buku terlama saya. Dan alhamdulilah semuanya melalui melalui proses direct interview. Jadi saya benar-benar bertemu langsung sehingga datanya valid. Mbah Google masih menggunakan hahahha…, tapi hanya untuk mencari data-data penunjang seperti tanggal lahir dan data diri saja. Tapi cerita mengenai bagaimana proses mereka berhijab, saya semua yang interview langsung.

Bisnis dan menulis ini jalannya bersama-sama ya?

Iya.

Andaikata disuruh memilih, mana yang akan Anda pilih, bisnis atau menulis?

Agak susah sih. Kalau passion saya itu memang di bidang investasi keuangan. Tapi tidak bisa dipungkiri, nama saya justru mulai dikenal publik karena tulisan saya. Setelah lulus, ya passion saya di bisnis, sampai akhirnya saya membuat usaha dengan teman-teman. Tapi ya seperti yang saya bilang, menulis itu adiktif. Jadi kalau tidak menulis rasanya ada yang kurang.

Target market buku Anda menyasar ke mana?

Tentunya wanita yang akan berhijab supaya semakin terinsirasi dan wanita yang sudah berhijab supaya tetap istikomah.

Boleh dishare tidak sekarang sudah cetak berapa copy?

Alhamdulilah, masuk best of the bestnya Gramedia, karena untuk cetakan pertamanya sudah mencapai 20 ribu copy. Jadi ini masuk program unggulannya Gramedia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved