Profile

Muhammad Yunus, Padukan Kepedulian Sosial, Ide Kreatif dan Teknologi dalam Bisnis Sosial

Muhammad Yunus, Padukan Kepedulian Sosial, Ide Kreatif dan Teknologi dalam Bisnis Sosial

Konsep yang digagasnya untuk mendapat jalan keluar atas kegagalan pasar bebas membuat Muhammad Yunus, profesor ekonomi dari Chittagong University, Bangladesh, menerima Nobel Perdamaian tahun 2006. Terobosannya mendirikan lembaga pembiayaan mikro, seperti merobohkan tembok pemisah antara masyrakat miskin dengan akses terhadap modal finansial untuk usaha mereka.

Grameen Bank adalah jawaban bank untuk rakyat kecil itu dibangun dengan dukungan kerja sama beberapa perusahaan. Kehadiran Grameen Bank tidak hanya menjadi jalan keluar bagi persoalan akses modal, tetapi juga memberikan dampak meluas bagi kesejahteraan masyrakat seperti perbaikan gizi, pendidikan, air bersih dan layanan kesehatan.

muhammad_yunus 1

Yunus kemudian membesarkan Grameen Bank yang bermula dari Bangladesh itu menjadi bisnis sosial dengan jaringan yang cukup besar. Saat ini hampir di semua negara berkembang telah berdiri Grameen Bank yang disesuaikan dengan sosial kultur setempat.

Kini sekitar US$ 1 miliar dana terhimpun setiap harinya di Grameen Bank diseluruh dunia dengan jumlah nasabah 8,4 juta orang. Bagaimana pria kelahiran 28 Juni 1940 itu menyebarkan semangat perubahan diseluruh dunia? Berikut wawancara reporter SWA Online, Arie Liliyah dengan Muhammad Yunus disela acara dialog terbuka yang diadakan oleh Universitas Paramadina, Senin 15/9/2014.

Bagaimana Anda bisa mengembangkan Grameen Bank sebagai bisnis sosial dengan nilai dana yang luar biasa itu?

Jadi begini, membangun bisnis dan bisnis sosial itu perbedaan mendasarnya adalah modal dasarnya. Kalau bisnis umumnya modalnya adalah materi, sedangkan sosial bisnis modal dasarnya adalah kepedulian, hati. Saat saya dan beberapa rekan memulai membangun kelompok-kelompok kecil yang merupakan cikal-bakal Grameen Bank, saya masuk kesana sebagai seorang Muhammad Yunus, as a human being, bukan ekonom, bukan profesor. Makanya, dalam sistem yang kami bagun itu, akses modal untuk para calon pengusaha mikro ini syaratnya hanyalah saling percaya. Tidak ada agunan, surat-surat legal atau bahkan pengacara seperti yang dilakukan perbankan konvensional.

Apa yang Anda maksud dengan saling percaya dalam sosial bisnis?

Kami memulainya dengan memberikan pengertian bahwa dalam bisnis ini kami saling membutuhkan, sehingga saling percaya dan menjaga kepercayaan itu penting. Kalau salah satu pihak melanggarnya maka kami akan sama-sama mengalami kerugian.

Anda mengatakan bahwa sosial bisnis, dimulai dari kepedulian apakah ini artinya sosial bisnis sama sekali tidak mencari profit?

Proft dalam sosial bisnis adalah profit bersama, semua mendapatkannya, bukan salah satu pihak saja. Dan dalam sosial bisnis profitnya bisa memberikan efek ganda dalam kehidupan sosial, profitnya itu akan kembali pada kita dan lingkungan dalam bentuk perubahan yang lebih baik. Berbeda dengan profit dalam bisnis konvensinal yang mana targetnya seolah tidak pernah ada limitnya, anda akan semakin sibuk mengejar dan terus mengejar tanpa pernah ada kepuasan.

Apakah itu artinya bisnis sosial seperti Grameen Bank itu berjalan berlawanan arah dengan sistem konvensional yang umum dikenal dunia?

Mungkin dunia luar seperti negara-negara di barat melihatnya demikian. Tetapi kami melakukan ini karena kami tahu bahwa sistem inilah yang paling tepat untuk kondisi di negara berkembang. Dan pengalaman telah membuktikan bagaimana sistem yang dibangun atas dasar kapitalisme itu telah menjadi bomerang bagi ekonominya. Jadi prinsip saya, seharus manusia menciptakan sistem untuk memajukan kehidupannya, bukan sebaliknya sistem yang mengendalikan kehidupan manusia.

Bagaimana pendapat Anda mengenai gerakan sosial bisnis oleh generasi muda saat ini?

Iya, generasi muda saat ini yang lazim disebut Gen-Y ini adalah generasi paling powerfull di dunia. Kenapa? Karena mereka bisa mengendalikan dunia hanya dengan sentuhan jari. Mereka dibesaekan di era teknologi informasi sedang berkembang pesat. Mereka bisa bisa dapatkan semua informasi hanya dengan lewat gadgetnya. Inilah kekuatan mereka. Maka akan sangat tepat jika mereka memanfaatkan kekuatannya itu untuk kepedulian sosial. Karena tujuan sosial bisnis adalah perubahan dan para generasi muda ini adalah agen perubahan masa depan.

Apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan perubahan itu?

Kekuatan mereka saat ini adalah teknlogi, maka kombinasikan antara kepedulian, ide kreatif dan teknologi saya yakin itu akan jadi modal luar biasa untuk membangun sosial bisnis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved