Profile Editor's Choice

Nanan Wiryono “Dokter Spesialis” Restoran

Nanan Wiryono “Dokter Spesialis” Restoran

Nanan Wiryono adalah pemilik 1 Consultant, sebuah perusahaan konsultan yang bergerak di bidang restoran. Banyak restoran yang menjadi kliennya. Ia mampu membenahi restoran yang “pahit” menjadi sedap. Bagaimana lika-liku kariernya? Nanan Wiryono menuturkannya kepada Sigit A. Nugroho:

Mengapa ia tertarik menekuni profesi konsultan?

Awalnya ikut konsultan di Jakarta. Namanya GCA. Mereka yang sudah sangat terkenal. Mereka bikin pub di Marina, Singapura. Di GCA saya sebatas membuat training service untuk membuat SOP. Saya melihat bisnis kuliner bisa terus bertahan, selain bisnis kecantikan, pendidikan, kesehatan. Itu bisnis yang paling stabil.

Nanan Wiryono

Nanan Wiryono

Apa background Anda?

MM Undip dan S1 di Sydney, Australia. Background saya montir mobil. Kalau cuma instalasi mobil saja saya bisa.

Bagaimana perjalanan kariernya di profesi itu?

Belajar dari teman-teman yang memiliki skill di bidang-bidang lain. Seperti instalasi exhaust untuk setting kitchen, interior-exterior design, floor plan, perekrutan karyawan. Itu saya pelajari dari nol banget.

Waktu di Australia, saya dikasih uang bapak saya sangat pas-pasan. Itu cara bapak mendidik saya. Supaya saya survive, bagaimanapun caranya. Entah menjadi tukang cuci piring, waitress, reception, pokoknya bisa berpenghasilan sendiri. Jadi mulai belajarnya dari situ.

Dulu awalnya saya menjadi tukang pegang tasnya Mbak Soraya Haque yang sering jadi pembicara. Kebetulan kakak-kakak saya pernah menjadi siswa di Sekolah Pengembangan Pribadi Soraya Haque.

Sampai suatu ketika saat umur 20 tahun, saya menjadi pembicara untuk teleconference liners di Bandung. Karena Mbak Soraya waktu itu benar-benar sedang sibuk. Dia mempercayakan kepada saya. Dari situlah nama saya mulai dikenal, menjadi pembicara di mana-mana sampai sekarang. Fokus kuliner mulai tahun 2000.

Bagaimana Anda memoles diri hingga menjadi the best di bidang itu?

Saya belajar dari orang-orang yang memang expert di bidangnya seperti saya bilang tadi. Dari belajar selama 4-6 tahun dari teman-teman saya menguasai semuanya. Baik itu di kitchen, floor plan sampai service. Saya mendalami menu juga. Saya belajarnya dari koki-koki dunia. Saya pernah ketemu mereka semua. Jadi saya teknik masak ala Cina, Barat, saya tahu semua.

Seberapa menarik profesi tersebut dari sisi financial?

Lumayan menarik.

Berapa tarif jasa Anda?

Untuk konsultasi biasa, per jam Rp 250 ribu. Kalau ke luar kota, biaya akomodasi plus 10% dari Rp 250 ribu. Yang besar pada saat dealing-nya. Karena kan saya kasih hasil diagnosis ke pemilik restoran. Permasalahannya di mana saja, dan dia mau gunakan jasa saya di bagian yang mana? Itu nilainya variatif. Hitungannya berdasarkan jumlah kursi. Per kursi Rp 150 ribu. Itu untuk jasa konsultan saya dalam service saja. Kalau masuk kitchen lain lagi.

Ada jaminan pasti sukses menjalankan

Jadi kami hanya berikan SOP detail dari mulai service hingga kitchen yang sifatnya confidential. Dari sebelumnya punya masalah apa sampai tindakan yang harus dilakukan. Jadi, ketika kami pergi, pemilik bisa menjalankan apa yang disarankan. Selain SOP saya juga berikan training ke mereka. Jadi, begitu mereka launching tugas saya selesai.

Kecuali mereka mau pakai saya lagi tidak apa-apa. Tarifnya mulai Rp 3,5 juta per bulan. Lalu, saya juga bisa masak untuk acara pernikahan. Tarifnya Rp 350 ribu/orang. Tapi saya tidak mau masak untuk lebih dari 100 orang.

Ceritakan seperti apa sistem Anda bekerja?

Dulu saya mendirikan berbagai restoran. Kalau restoran yang saya bikin ternyata bagus dalam waktu 1,5 tahun, dan sudah BEP di bulan kedelapan maka langsung saya jual ke investor. Jadi, dulu saya sistemnya seperti itu.

Ada juga dengan cara build up restoran dengan investor, bagus, BEP dalam 8 bulan, lalu saya keluar. Itu kalau investor tidak kuat bayar jasa saya sebagai manajer karena mahal. Tapi saya tidak saja dibayar sebagai manajer. Selain dibayar operational fee, saya juga minta saham kosong. Itu kan make sense.

Siapa saja klien Anda?

Investor yang besar-besar di Semarang seperti Thamrin Square, Java Mall, Tugu Luwak, Soen Kok (Golden Flower Group) menjadi klien saya. Pebisnis senior di sini hampir semua menjadi klien saya. Termasuk pemilik Sango Indonesia di Semarang.

Jadi saya menjadi konsultan mereka dari saya menjadi manajer, men-training karyawan sampai restoran itu berjalan. Misalnya, klien menggunakan jasa saya untuk membenahi restoran yang tidak berjalan. Saya masuk situ sebagai “dokter” yang membenahi semuanya.

Contohnya Hills Restoran, Bukit Sari, Semarang. Dulu restoran itu hanya punya omset Rp 60 juta/bulan. Angka itu dianggap impas dengan biaya operasional. Akhirnya mengundang saya ke sana sekitar akhir tahun 2006. Di situ saya merekrut ulang orang-orang, termasuk orang untuk kitchen, sampai develop bagian purchasing dan pengadaan barang. Hingga semua tertib dan sistematis. Dalam waktu satu bulan, mereka bisa lari dari omset Rp 60 juta/bulan menjadi Rp 450 juta/bulan. Begitu sudah selesai, saya keluar.

Biasanya butuh waktu berapa lama untuk membenahi restoran?

Untuk membenahi restoran, yang kategori small mungkin satu minggu sudah selesai. Jadi saya bikin standard training service selama satu minggu full (5 hari). Tapi kalau restorannya besar, beda lagi. Dan saya tidak akan melebihi service. Kalau saya masuk ke kitchen, itu lebih mahal lagi. Dari semua klien saya, sekitar 40%-nya hire saya untuk masuk kitchen

Bagaimana masa depan profesi Anda?

Saya seperti pelukis, tidak mencari keuntungan. Kalau cari untung, sampai mati juga tidak ada habisnya. Tapi secara profesional mereka harus menghargai hasil kerja saya.

Apakah Anda akan tetap setia di jalur profesi ini?

Sepertinya iya. Saya juga memiliki private kitchen. Tarifnya Rp 350 ribu/orang dengan minimal 5 orang, baru saya mau masak. Dari mulai belanja bahan sampai bikin appetizer, main course, dessert. Saya masak di depan mereka. Konsumennya, expatriate yang ada di Semarang.

Rencananya saya mau ambil alih restoran milik klien saya di Jalan Depok, Semarang. Itu karena saya penasaran. Karena biasanya kalau saya maintain restoran selalu bagus. Saya mau benahi, dan tunjukkan bahwa restoran itu bisa berjalan dengan bagus. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved