Profile

Pandji Pragiwaksono, Pernah Gagap Sebelum Jadi Presenter Kondang

Pandji Pragiwaksono, Pernah Gagap Sebelum Jadi Presenter Kondang

Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo, nama ini mungkin sudah tak asing lagi di kancah hiburan Tanah Air. Kelahiran Singapura, 18 Juni 1979 silam ini memang dikenal sebagai penyiar radio, presenter TV, penulis buku, stand up commedy, dan penyanyi rap.

Di dunia radio, ia memulai kariernya sebagai penyiar di Hard Rock FM Bandung hingga 2003 sebelum akhirnya hijrah ke Hard Rock Jakarta dan terkenal karena kolaborasinya bersama Steny Agustaf. Sementara di layar kaca, ia didapuk sebagai hostreality show Kena Deh dan siaran NBA di JakTV karena kecintaannya pada basket.

Bukan itu saja, kreativitasnya juga banyak tertuang di dunia gambar. Pria yang pernah tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini juga merangkap sebagai ilustrator dan penulis KolamKomik.com. Sementara di musik, ia pernah merilis album Provocative Proactive (2008), You’ll Never Know When Someone Comes in and Press Play on Your Paused Life (2009), This is Me (2010), Merdesa (2010), 32 (2012).

Pandji Pragiwaksono, Photo by : Gustyanita Pratiwi

Pandji Pragiwaksono, Photo by : Gustyanita Pratiwi

Ia juga merupakan pencetus kompetisi Stand Up Commedy di Kompas TV. Serta pernah membuat special show dengan nama INDONESIA: yaitu gabungan antara konser hip hop, Stand Up Special, lauching buku Berani Mengubah dan launching album ke-4-nya “32”.

Siapa sangka perjalanan Pandji untuk meraih itu semua tidaklah semulus apa yang dibayangkan. Sumai dari Gamila Mustika Burhan ini bahkan dulunya adalah seorang yang sangat pemalu dan punya penyakit ‘gagap’. Lantas bagaimana lika-liku perjalanan Pandji hingga sukses seperti sekarang. berikut penuturannya yang berhasil diliput Swa Online :

Bagaimana awal Anda memulai karier hingga sukses seperti sekarang? Utamanya jadi presenter TV?

Mulai dari SD, saya hobi basket. Waktu itu badan saya kecil. nggak jago sih, tapi bisa. Tapi begitu beranjak besar, main basket nggak gitu kepake. Waktu tahun 1996, kalau nggak salah NBA baru pertama kali masuk. Lalu saya ngelihat Ary Sudarsono (presenter olah raga RCTI waktu itu). Dia pakai jas, rambutnya klimis, wangi, di ruangan ber-AC, ngomongin basket—dibayar. Terus saya pikir itu kerjaan yang keren. Karena waktu saya kelas 3 SD, ibu pernah ngomong sesuatu yang bikin saya ingat sampai sekarang. jadi ibu pernah marahin adek. Saya sayang banget sama adek saya. Lalu saya belain. Saya debat ibu saya. Terus ibu saya dieeemmm aja Beliau bilang : “Kamu ini pinter ngomong mas, suatu hari kamu bisa cari duit dari mulut kamu.” Itu nempel sampai sekarang.

Waktu itu Ibu Anda memang ada pikiran bahwa Anda akan terjun ke dunia presenter?

Waktu itu beliau sempat berpikir saya akan jadi pengacara. Terus waktu ngelihat Ary Sudarsono, ini ide yang bagus. Tapi waktu itu saya nggak tahu gimana caranya. Ketika ada casting, kesempatan itu saya ambil. Walaupun ada banyak halangan tentunya.

Katanya dulu sempat gagap, kok berani jadi presenter?

Gagap itu ada faktor psikologisnya. Kalau kita ketemu orang, yang dia tahu kita gagap, kumat gagapnya itu mungkin akan lebih besar. Karena setiap kali dia ngerem, dia mikir, maka di kepalanya akan bilang : oh ini gagap nih. Sehingga kita jadi makin panik, makin gagap. Sekarang juga saya masih gagap. Cuma siaran di tahun 2001 itu, saya agak menghilangkan.

Bagaimana caranya?

Dulu begitu ingin masuk siaran 9jadi presenter NBA) saya lupakan kekurangan saya. Untuk ngapalin teksnya, saya ngomongnya cepet banget. Jadi sebelum sempat kena gagap, kata-katanya setidaknya sudah keluar banyak lah, hahhahaa…

Ada nggak pengalaman yang berkesan waktu siaran?

Training 3 bulan, habis itu langsung dapat jam siaran, tapi dari jam 12-2 pagi. Setelah 3 bulan siaran, lalu pendengarnya disurvey. Gawatnya, pendengarnya tahu semua nama penyiar, kecuali nama saya, hahahhaha…soalnya nama saya, saya lafalin cepet banget

Habis itu mulai belajar bagaimana caranya mengakali kekurangan sampai akhirnya ketemu pujian pertama. Dan itu bikin lebih PD. Lalu ada pujan datang lagi, jadi maki PD lagi, dst. Dan kumpulan-kumpulan pujian yang datang dari orang membuat kita semakin PD dan melakukan apa yang kita inginkan. Itu semua yang membawa saya pada titik sekarang ini.

Kan waktu mempopulerkan stand up commedy, boleh dibilang Anda masih memulai dari nol, lalu Anda berani nge-rap, bikin acara TV INDONESIA: juga. itu semua dari coba-coba atau apa?

Alm. Ayah saya pernah bilang, jangan pernah membunuh mimpi, karena mimpi nggak pernah mati. If you will stay on the back, you will stay on your mind. Waktu itu saya pernah tinggal sama orang yang kerjanya hanya menyesal. Bayangin hidup dengan orang yang tiap hari nyesel terus.Dulu kalau om gini, mungkin udah kayak gini, dulu kalau om gitu, mungkin udah kayak gitu, dst.Itu nempel terus di benak saya : Oh gue kayaknya nggak mau jadi orang yang kayak gini nih (suka menyesal). Gue harus lakukan sesuatu. So i have a large of dream, i don’t to kill it. I go for it. Karena keinginan saya untuk sukses lebih besar daripada ketakutan saya untuk gagal. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved