Profile Company Editor's Choice Corporate Action

Kiat Akbar Djohan Menerobos Bisnis Mover

Oleh Admin
Kiat Akbar Djohan Menerobos Bisnis Mover

Usaha di bidang jasa pindah rumah (relocation services) mulai dirintis pada April 2011 oleh Akbar Djohan. Memang terbilang baru, tetapi RP sudah mendapat respons positif dari masyarakat. Dua bulan setelah peluncuran hingga Desember 2011, jumlah barang yang dipindah mencapai 4.000 m3. Pemakai jasanya adalah penghuni apartemen (40%), penghuni rumah (30%-35%), plus kantor dan sekolahan (25%-30%). “Konsumen kami 90% adalah mereka yang belum pernah menggunakan moving service profesional, sedangkan yang 10% nya sudah pernah,” ujar jebolan S-2 Manajemen SDM Universitas Pancasila ini.

Akbar Djohan, pemilik usaha jasa pindah rumah Raja Pindah

Akbar bukanlah pemain baru dalam usaha ini. Sebelumnya, 12 tahun lalu, ia telah membangun MAX Logistics & Distributions yang juga bergerak di industry mover (dan masih eksis sampai sekarang). MAX melayani pindahan partai besar, baik lokal maupun internasional. Konsumennya antara lain Exxon Mobile, Total, Indocement, Telkomsel dan Kimia Farma. Eksis di MAX tak membuat Akbar puas. Ia melebarkan usahanya dengan meluncurkan RP, strategic business unit baru yang fokus menangani pekerjaan pindahan ritel (apartemen, kost, rumah, kantor, sekolah).

Barang-barang yang dipindahkan RP beraneka ragam, mulai dari furnitur hingga hewan peliharaan dan tanaman hias. Jumlah minimal barang yang dipindahkan adalah 10 m3, dengan harga Rp 1.500.000-1.750.000. Untuk mahasiswa, batas minimal pemindahan adalah 6 m3 saja.

Selain melayani jasa pemindahan, RP juga menyediakan fasilitas storage bagi konsumen yang mungkin tempat barunya belum siap ditinggali. Intinya, RP ingin memudahkan proses pindahan klien dengan memberikan fasilitas seperti gudang dan tim survei tempat jika pelanggan menginginkannya. Selain kelengkapan tipe jasa, konsumen juga tidak perlu risau bila sampai terjadi kerusakan barangnya sebab RP telah mengasuransikan barang-barang tersebut.

RP dikembangkan dengan sistem waralaba, yang bertujuan supaya perkembangan bisnisnya semakin cepat. Akbar menargetkan sebelum 2015 RP sudah hadir di 33 provinsi. “Target besarnya adalah Raja Pindah hadir di 33 provinsi sebelum 2015, dan dengan franchise,” ujar salah satu Ketua Dewan Logistik Kamar Dagang & Industri ini. Kini RP memiliki 12 cabang di Jakarta, dan telah mengisi seluruh area pemetaan yang ditargetkan dalam business plan. Di luar Jakarta, RP telah berdiri di Semarang, Surabaya, Jambi, Lampung, Banjarmasin, Balikpapan dan Makassar.

Menjalankan bisnis ini tidaklah mudah. Diungkapkan Akbar, tantangan utamanya yaitu masyarakat masih menilai bahwa pindahan bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan oleh profesional. Selain itu, masyarakat berpikir bahwa menyewa jasa pindahan akan sangat mahal karena memerlukan keterlibatan banyak orang. Padahal, sebenarnya pindahan itu lebih aman dilakukan oleh profesional, dengan sedikit tenaga kerja dan harganya pun lebih murah.

Karena itu, Akbar menyadari ia perlu mengedukasi masyarakat. Adapun strategi yang digunakan lebih bersifat informal dengan menggunakan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Website-nya pun dibuat cukup informatif untuk menjawab keingintahuan calon konsumen. Selain media online, RP juga menurunkan tim penjualan langsung untuk melakukan canvassing mengenalkan produk mereka ke pasar.

Akbar menjelaskan, saat ini usaha sejenis (industry mover) di Indonesia masih didominasi pelaku asing. Hanya sedikit pemain lokal yang memiliki sistem kerja yang terstandardisasi. Nah, di sini RP menampilkan citra baru sebagai mover lokal dengan kualifikasi internasional. Keunggulannya, antara lain, pelayanannya memberikan nilai tambah karena menggunakan SDM yang terlatih, memiliki armada sendiri yang dilengkapi GPS, dan penawaran harganya terjangkau. “Harga kami relatif lebih murah dibandingkan harga rata-rata kompetitor, terutama pemain asing,” ujarnya.

Sebagai gambaran, saat ini perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 (manajemen mutu) ini memiliki 10 unit truk ukuran besar dan sedang dengan kover, berbagai macam alat penunjang proses pindahan, serta pusat pembelajaran/pelatihan. “Jika misalnya tanpa alat suatu pindahan harus dikerjakan oleh 10 orang, dengan alat hanya perlu tiga atau empat orang saja,” ujar Akbar. Dalam waktu dekat ia akan menambah alat untuk lifting barang yang memungkinkan pengangkatan barang langsung ke truk.

Dijelaskannya, SDM merupakan masalah krusial karena masyakat kita memiliki banyak tenaga kerja tanpa standar skill yang baik. Itulah sebabnya, ia memiliki jadwal pelatihan berkala. Selain itu, sikap juga merupakan persoalan penting dalam usahanya. Karyawan RP, terutama bagian front liner, tidak cukup hanya dengan berbekal kejujuran, tetapi juga keramahtamahan, empati dan komunikasi yang sopan terhadap klien. Bagi Akbar, pangsa pasar bukanlah motivasi utama dalam membangun bisnisnya. “Saya ingin Raja Pindah menjadi perusahaan jasa yang bisa memberi kemudahan kepada masyarakat,” ujarnya.(***)

Aswin Andi Lolo, Direktur PT Dwi Mega Perkasa yang pernah menggunakan jasa Raja Pindah saat boyongan dari rumah lama di Kebayoran ke rumah baru di Menteng menilai harga yang ditawarkan Raja Pindah sangat kompetitif. “Saya membandingkan dengan mover-mover asing dan merasa bahwa harga Raja Pindah lebih on-budget,” ujarnya. Menurut Aswin, layanan Raja Pindah pun cukup profesional terlihat dari material-material yang mereka pergunakan. “Mereka juga melakukan survei terlebih dahulu sebelum melakukan pindahan untuk memperhitungkan kuantitas barang,” tambahnya.

Yuyun Manopol & Tri Wahyuni


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved