Profile Company

PT Pos Indonesia Ingin Jadi Pusat Kegiatan Distribusi

Foto: Dok PT Pos Indonesia

PT Pos Indonesia berharap bisa menjadi pusat kegiatan distribusi nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan pun terus mendorong pertumbuhan traffic atau jumlah aktivitas di berbagai outletnya.

Direktur Komersial PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, pada tahun ini pengiriman paket tumbuh sekitar 10 persen dari tahun lalu. Salah satu pendorong meningkatnya aktivitas di oulet Pos Indonesia ini yaitu adanya layanan pengiriman paket Q9 dan Q-Comm yang baru saja diluncurkan beberapa waktu lalu.

“Untuk Q9 kami sudah bisa mengirimkan sampai 4.000 paket per hari yang biasanya cuma 100 paket. Demikian juga dengan Q-Comm mengalami pertumbuhan yang cepat,” tutur Charles di Jakarta, Kamis (12/12) lalu.

Charles mengatakan Pos Indonesia saat ini sedang mencoba menggarap pasar e-dagang. Menurutnya, e-dagang memiliki potensi yang sangat besar terutama dalam hal pengiriman barang.

Untuk menyasar pasar e-dagang itu, Pos Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan PT SiCepat Ekspress Indonesia (SiCepat) dan PT Bintang Dagang Internasional (HiStar). Kedua perusahaan tersebut sama sama memberikan layanan untuk pelaku bisnis e-dagang.

Menurut Charles, kerja sama dengan SiCepat memungkinkan penjual mengirimkan barangnya melalui outlet Kantor Pos untuk kemudian diproses dan diantar oleh petugas Pos Indonesia. Selain itu, kerja sama ini juga memungkinkan pengambilan dan penyetoran uang COD di Kantor Pos.

Sedangkan dengan HiStar, kerja samanya berupa penyediaan Fulfillment berupa gudang penyimpanan barang-barang pemilik bisnis di tempat outlet Pos Indonesia berada. “Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bisnis bagi ketiga perusahaan,” tutur Charles.

Menurut Charles, jaringan Pos Indonesia yang luas dan tersebar diseluruh Indonesia berpotensi menjadi pusat distribusi dan kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan kerja sama ini, Charles optimistis traffic di setiap outlet Kantor Pos pun bisa meningkat pada 2020 mendatang.

Sementara itu, CMO SiCepat Wiwin Dwi Herawati meyakini kerja sama ini bisa meningkatkan transaksi pengiriman di perusahaannya. Pada tahun ini, SiCepat menargetkan pengiriman hingga 1 juta paket per harinya.

“Tahun ini kami targetkan 300 ribu paket per hari tapi kami bisa melampaui hingga 500 ribu paket per hari,” kata Wiwin.

Menurut Wiwin, kerja sama dengan Pos Indonesia bisa memperluas jangkauannya terhadap pelanggan. Selama ini, SiCepat hanya fokus melakukan pengiriman di wilayah Pulau Jawa. Dengan kerja sama ini diharapkan SiCepat bisa melayani pelanggan di luar Jawa.

CEO Haistar, Donny Wardhana, mengatakan kerja sama dengan Pos Indonesia akan mempermudah pelaku bisnis e-dagang memberikan layanan pengiriman satu hari kepada pelanggannya. Dari kerja sama ini, akan dibangun setidaknya 40-60 gudang penyimpanan yang tersebar di 20 kota strategis pada tahun depan.

Saat ini, menurut Donny, baru ada sekitar 10 gudang penyimpanan yang terletak di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makassar. Dalam waktu dekat, HiStar juga akan mendirikan gufang penyimpanan di Banjarmasin, Yogyakarta, Solo, Semarang dan Bali.

“Total warehouse yang kami kelola saat ini ada 18 ribu meter persegi. Rata-rata 1 warehouse bisa penuh dalam waktu 3-4 bulan,” terang Donny.

Gencar melakukan promosi

Charles mengakui, salah satu tantangan besar yang dihadapi Pos Indonesia saat ini adalah terkait branding. Selama ini, Pos Indonesia lebih dikenal dengan layanan pengiriman surat. Padahal sudah beberapa lama, Pos Indonesi mulai merambah pengiriman paket.

“Memang kami masih punya banyak PR. Selama ini masyarakat tahunya Pos Indonesia itu pengiriman surat. Padahal kami tidak hanya mengurus surat saja, tapi paket juga. Ini yang terus kita dorong,” kata Charles.

Selain itu, untuk mengikuti tuntutan zaman, Pos Indonesia juga sedang mengembangkan berbagai inovasi digital. Saat ini, menurut Charles, perusahaan sedang merancang konsep layanan on-demand yang bisa digunakan secara nasional.

Di sisi layanan keuangan, Pos Indonesia juga mengembangkan Pos Giro Mobile untuk keperluan pembayaran secara digital. Menurut Charles, pada dasarnya Pos Indonesia sudah memiliki sejumlah aplikasi berbasis digital untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat.

Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. “Untuk itu kami perlu menggenjot komunikasi ke publik,” tutup Charles.

Sumber: Republika.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved