Entrepreneur

77 Ribu Poundsterling untuk Komunitas Entrepreneur

Oleh Admin

Fredrick Otieno dan Keith Davies Buka Pameran Foto

Seorang entrepreneur? Biasa. Bagaimana dengan sekelompok entrepreneurs? Itulah yang menjadi gagasan British Council (BC) dan The Arthur Guinness Fund (AGF) tiga tahun terakhir menggelar Community Entrepreneur Challenge (CEC).

Tahun ini CEC kembali digelar untuk ketiga kalinya. Mengusung tema “Champions of Change”, CEC mengidentifikasi dan mendukung kewirausahaan sosial berbasis komunitas di Indonesia. Komunitas jadi kunci yang membedakan CEC dengan kompetisi entrepreneurship lainnya. AGF dan BC tidak mengangkat satu atau dua orang entrepreneur, melainkan sekelompok masyarakat yang sukses menyelesaikan permasalahan lokal dengan entrepreneurship.

“Melalui Community Entrepreneur Challenge, kita bisa membangun momentum dari komunitas-komunitas,” tutur Fredrick Otieno, perwakilan AGF kepada reporter SWA, Tika Widyaningtyas, usai pembukaan pameran foto CEC di Teater Kecil TIM.

CEC gelombang ketiga memilih enam komunitas entrepreneur yang akan didukung AGF dan BC dari sisi pendanaan, teknik, dan pelatihan. Ditambah lima komunitas dari gelombang kedua, maka AGF dan BC mengasuh 11 komunitas hingga kini.

“Kami telah memberikan £ 77.000 atau Rp 1,2 miliar untuk 11 komunitas entrepreneur,” ungkap Keith Davies OBE, Country Director British Council. Keith menambahkan, kesebelas komunitas tersebut dipilih dengan dua pertimbangan yaitu manfaat sosial dan ekonomi yang dihasilkan, serta konsep bisnis yang berkembang dan berkelanjutan.

Tak hanya dukungan dana, 50 komunitas entrepreneur juga memperoleh pelatihan intensif selama satu minggu dari AGF dan BC. Pelatihan tersebut meliputi bagaimana mengatur keuangan, mendapatkan pasar, memperbesar bisnis, hingga bagimana mereka bisa memperoleh tambahan modal.

“Kami tidak ingin mereka bergantung dengan AGF. Jadi kami hanya memberi dana di depan, selanjutnya lebih pada dukungan konsultasi dan networking. Bahkan sampai sekarang kita masih melakukan itu untuk para pemenang CEC gelombang pertama tiga tahun lalu,” jelas Fredrick.

Berbeda dengan dua gelombang sebelumnya, CEC gelombang ketiga juga mengadakan kompetisi video tentang pemenang CEC sebelumnya. Kompetisi tersebut merupakan salah satu strategi mengenalkan komunitas entrepreneur kepada masyarakat luas. Rencananya, video tersebut akan dirangkum menjadi sebuah video dokumenter dalam durasi yang relatif singkat.

Karena menjangkau seluruh Indonesia, kebanyakan peserta CEC berasal dari daerah-daerah terpelosok. Tak heran bila AGF kerap mengalami kesulitan baik saat monitoring ke daerah maupun mengundang ke kota.

Menurut Fredrick, biasanya pihanya menyiasati dengan meminta bantuan dari pemerintah setempat atau entrepreneur lokal yang dikenal.

Ditambah lima komunitas dari gelombang kedua, AGF dan BC mengasuh 11 komunitas hingga kini.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved