Entrepreneur zkumparan

Bisnis Detektif Swasta ala Eye Detective

Pembaca, kisah detektif swasta ternyata tak hanya ada dalam alam khayalan. Di dunia nyata juga terjadi. Cukup banyak agen detektif swasta yang siap membantu untuk menyelesaikan masalah klien.

Eye Detective adalah detektif swasta yang memiliki layanan jasa penyelidikan dan pengawasan. Perusahaan yang didirikan Andy Bramantyo pada 2008 ini mampu mengungkap rahasia, kecurangan, dan latar belakang dengan mengumpulkan data yang dilakukan para penyidik. Kemudian, memberikan fakta dan bukti nyata berupa foto, video, atau rekaman kepada klien.

Dijelaskan Andy, ada beberapa jasa yang ditawarkan perusahaannya. Antara lain, mengawasi atau memata-matai dalam jangka panjang/pendek. Pengawasan biasanya dilakukan klien yang ingin memata-matai pasangannya atau orang tua yang ingin tahu kegiatan anaknya. Terutama, kasus perselingkuhan. Kasus ini yang paling banyak ditangani Eye Detective.

Selain itu, pemeriksaan latar belakang untuk menanggulangi perbuatan curang atau manipulasi dalam urusan bisnis atau hubungan pribadi juga bisa dikerjakan Eye Detective. Jasa yang ditawarkannya adalah memeriksa latar belakang calon mitra bisnis sehingga bisa membantu untuk mengambil tindakan ke depan dan untuk mencegah mengalami rugi besar. “Misalnya, ada orang asing ingin bekerjasama dengan orang Indonesia, mereka sewa kami untuk menyelidiki calon partner bisnisnya tersebut sehingga tidak dibohongi,” ungkap sarjana teknik elektro itu.

Eye Detective pun bisa melakukan pencarian orang hilang. Misalnya, ada anggota keluarga yang hilang atau melarikan diri. Tak hanya itu, Eye Detective juga bisa melakukan pelacakan aset yang biasanya diminta oleh orang yang sedang melakukan penilaian perusahaan dalam proses merger/akuisisi. Investigasi ini bisa untuk mengindentifikasi aset badan usaha atau individu, termasuk pelacakan aset seperti lokasi tanah, real estate, saham, kepemilikan perusahaan, invetaris, sumber keuangan, dan kendaraan. “Kami juga menyediakan jasa pengawalan atau pengamanan yang meliputi bodyguard individual untuk perorangan maupun untuk perlindungan keluarga,” kata Andy.

Untuk memakai jasanya, berapa biaya yang harus dikeluarkan klien? “Kalau harga, itu relatif, karena tergantung pada kasus yang dikerjakan dan berapa lama waktu pengerjaannya. Ada kasus yang berminggu-minggu baru berhasil dan ada juga yang hanya dua hari sudah berhasil,” ujar Andy. Contohnya, untuk kasus perselingkuhan biayanya Rp 20 juta-30 juta. Sebenarnya, harga ini tergantung pada tingkat kesulitannya, bahkan ada pula target yang berada di luar negeri sehingga tentu biayanya disesuaikan.

“Segmen kami adalah menengah-atas. Jarang sekali menengah-bawah,” ungkap Andy. Jangkauan bisnisnya di seluruh Indonesia, tetapi biasanya kebanyakan permintaan masih di kota-kota besar seperti Jakarta. Pasalnya, orang di daerah masih awam tentang hal-hal seperti ini.

Hingga saat ini, bisnis detektif swasta masih menjanjikan. “Setiap bulan rata-rata ada 10 kasus yang kami tangani,” ujar Andy. Kasusnya biasanya beragam, tidak hanya perselingkuhan. Ada juga kasus dari berbagai perusahaan untuk menangani dan mengawasi kepala cabang di daerah.

Bisnis jasa ini, menurut Andy, menjanjikan karena belum banyak pemainnya, dan permintaan untuk menangani kasus cukup banyak. Maklum, tidak semua orang mau melaporkan kasusnya ke pihak yang berwajib atau kepolisian. Dia mengatakan, pada awal berdiri, klien Eye Detective belum banyak seperti saat ini. “Karena, (saat itu) yang memakai jasa kami hanya orang-orang terdekat,” kata Andy yang belajar dunia intelijen pada ayahnya, mantan kepala bagian narkotika di lembaga intelijen negara.

Jessica (25 tahun), seorang detektif yang sejak 2014 bergabung dengan Eye Detective, menceritakan bahwa pekerjaan detektif ini sangat mengasyikkan dan banyak tantangannya. “Di Eye Detective, saya bertugas untuk menangani kasus perselingkuhan dan pengawasan,” ujar lulusan Sastra Inggris Universitas Gunadarma ini.

Dalam menangani sebuah kasus, Jessica pernah ditugaskan untuk mencari target di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya. Ia pun harus menyamar sebagai pekerja seks komersial (PSK) di sana. Tujuannya, bisa lebih dekat dan bisa berteman dengan si target yang juga seorang PSK sehingga memudahkan mendapat informasi dari si target. “Selama 14 hari saya menyamar jadi PSK, bahkan sampai mau ditawar (pria hidung belang),” ujarnya sambil terkekeh. Pengalamannya menangani kasus kliennya, yang paling jauh adalah di Kanada.

Kini selain Eye Detective, ada juga detektif swasta lainnya. Sebut saja, Bali Eye Private Investigation Agency, Integrity Indonesia, Detektif Nusantara, Panca Indra, sampai biro detektif asing seperti Pinkerton Indonesia dan Zele Investigators Indonesia.

Reportase: Sri Niken Handayani/Riset: Hendi Pradika


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved