Editor's Choice Entrepreneur

Bisnis Pendidikan Isteri Chairul Tanjung

Bisnis Pendidikan Isteri Chairul Tanjung

Siapa yang tidak kenal Chairul Tanjung, ‘Si Anak Singkong’ yang menjadi salah seorang terkaya di Indonesia? Ia adalah pengusaha Indonesia yang gurita bisnisnya merajalela di Indonesia, mulai dari perbankan, ritel, jasa keuangan, properti hingga media massa.

Tapi, kenalkah Anda dengan Anita Ratnasari? Perlu sedikit waktu bagi Anda mengenal perempuan satu ini. Ia adalah istri dari pengusaha yang kerpa disapa ‘CT’ itu. Kiprahnya dalam dunia bisnis memang tidak menonjol seperti sang suami. Namun, siapa sangka Anita di balik nama besar CT, ia aktif berbisnis hingga kerap berkegiatan sosial.

chairul tajung fam

Keluarga Chairul Tanjung

Perpaduan antara bisnis dan kegiatan sosial ia tuangkan dengan mendirikan lembaga pendidikan informal yang telah berdiri sejak tahun 2001 lalu. Nama lembaga pendidikan tersebut labelnya ‘Duta Bangsa’.

Kiprahnya dalam bisnis pendidikan informal dimulai sejak pertemuannya dengan Mien R. Uno, ibu dari pengusaha kakap Indonesia Sandiaga Uno. Dari pembicaraan mereka, tercetuslah ide untuk mendirikan lembaga pendidikan yang fokus pada pendidikan dan pelatihan pengembangan diri.

“Kami memadukan antara kebutuhan soft skill dan hard skill. Budaya Timur harus tetap dijaga. Kami sangat menekankan budi pekerti. Selain sukses, kita juga harus beretika,” ungkap Anita tentang alasan pendirian lembaga pendidikan informal itu. Ia sendiri di Duta Bangsa menjabat sebagai Komisaris Utama. Tugasnya, memantau kinerja keseluruhan lembaga pelatihan informal ini.

Anita ingin lembaga pendidikan ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki etika. Program kelas yang terdapat dalam lembaga ini seperti, Total Image, Publik Speaking, Business Etiquette and Appearance, Protocol Program dan Service Excellence. Selain itu, Duta Bangsa juga terdapat kelas yang disasar untuk kemampuan praktis seperti, Financial Analysis, Business Management, Risk Management.

chairul tanjung fam2

(kiri) Anita Ratnasari Chairul Tanjung

“Kami juga memberikan pelayanan yang dibutuhkan klien. Apa yang diperlukan kami juga memberikan solusi-solusinya,” ucap perempuan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Univeristas Indonesia ini. Mengenai kurikulum yang diberikan Duta Bangsa, Anita mengatakan bahwa kurikulum yang dipakai merupakan hasil susunan dari tim Duta Bangsa sendiri yang diserap dari lembaga serupa di luar negeri.

Sebagai istri dari seorang pengusaha sukses, bukan berarti Anita mendapat kemudahan dari suami. Modal awal mendirikan lembaga informal ini hanya sebesar Rp 100 juta. Ia ingin usaha yang dirintisnya berkembang dengan usahanya sendiri.

“Kami merangkak benar-benar dari bawah. Pak CT sama sekali tidak memberikan fasilitas. Awal mula, perusahaan-perusahaan yang belajar dari Duta Bangsa tidak berasal dari perusahaan Pak CT,” papar Anita.

Mien Uno, yang menjabat sebagai Komisaris Duta Bangsa menambahkan bahwa Duta Bangsa dibangun dari hasil kerja keras tanpa bantuan dari perusahaan milik keluarga mereka. “Awal-awal banyak peralatan dibawa dari rumah Bu Anita dan saya. Kalau udah waktunya gajian belum ada uang, kami saling pinjam,” ungkap Mien.

Selama 12 tahun berdiri, kinerja Duta Bangsa tumbuh pesat. Tahun pertama, hanya empat perusahaan yang menjadi klien Duta Bangsa. Kini, Duta Bangsa melayani klien dari berbagai instansi dari pemerintahan hingga swasta. Klien yang terdaftar mencapai 195 klien.

Anita mengatakan bahwa lembaga pendidikan informal ini selain melayani instansi, juga memberikan pelatihan kepada para ibu rumah tangga. “Kami mendatangi para ibu rumah tangga yang ada di pedalaman Indonesia, untuk memberikan pelatihan pengelolaan uang rumah tangga. Kami bekerja sama dengan himpunan para darma wanita,” ucap Anita. Hal ini dilakukan untuk membantu ibu-ibu rumah tangga bagaimana cara mengelola uang dalam keperluan sehari-hari.

Mengimbangi pertumbuhan klien, Duta Bangsa sendiri memindahkan memindahkan lembaga pelatihannya yang di kawasan Kemang menjadi di daeraha Rasuna Said. Anita mengatakan bahwa kedepannya Duta Bangsa masih bergerak di lembaga pendidikan informal. “Kami ingin menyediakan sesuatu yang tidak dapat di lembaga formal. Saya juga berharap dengan pemindahan kampus baru lebih mendekatkan Duta Bangsa dengan masyarakat,” tambah Anita.

Tak puas hanya di bisnis lembaga pendidikan informal, Anita memiliki mimpi untuk mendirikan rumah sakit. Mimpi ini sudah ia tanamkan bersama suami sejak lama. “Mimpi saya untuk mendirikan rumah sakit masih jadi mimpi saya. Namun, saat ini saya ingin fokus dahulu di bidang pendidikan,” ungkap Anita yang juga mengambil pendidikan pascasarjana S2 Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Meskipun memiliki rutinitas yang padat, Anita masih menyempatkan waktu untuk menulis. Dari tangannya lahirlah karya berupa buku berjudul Pesona Solo. Ia dedikasikan untuk kedua orang tuanya yang berasal dari Solo. Buku ini mengupas berbagai kebudayaan Solo yang menurutnya memiliki kekayaan budaya.

Kesibukan Anita, tidak membuat dirinya melupakan keluarga. Anita dan CT masih menyempatkan waktu untuk bersama-sama. Dalam satu tahun, sebanyak empat kali pergi bersama dengan kedua anaknya. Ia juga kerap berdiskusi bersama suami mengenai permasalahan yang dihadapi. “Jadwal diskusi kami itu setiap breakfast,” ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 4 November 1968 ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved