Entrepreneur

Cat EMCO, Makin Melaju di Tangan Generasi Kedua

Cat EMCO, Makin Melaju di Tangan Generasi Kedua
EMCO

Freddy Pangkey, Direktur PT Mataram Paint

Memberikan value, yaitu memadukan antara mutu dan harga menjadi kunci sukses cat EMCO tetap bertahan hingga 67 tahun. EMCO pun terus memawarnai pasar cat sehingga semakin diperhitungkan di industrinya dan menjadi produk pilihan konsumen untuk cat kayu dan besi.

EMCO diproduksi oleh PT Mataram Paint (MP) yang berdiri sejak tahun 1950. Perusahaan ini dirintis oleh Sumantri Sudirodarmodjo dan Chris Pangkey yang didukung oleh lima temannya. Pengalaman Chris yang pernah bekerja di perusahaan cat Belanda menjadi modal awal dalam mendirikan MP bersama rekannya.

Pada awalnya, di tahun 1950-1960-an, MP memproduksi beragam cat seperti cat kapal, cat tembok, cat duco, pernis, dan cat kayu besi. Pabriknya yang seluas 500 meter persegi berada di Jalan Dinoyo, Surabaya. Pabrik yang hanya mengoperasikan satu unit mesin ini berdiri di kawasan industri ringan di tepi sungai Brantas dan batas kota Surabaya.

Sekitar tahun 1965, dengan mengusung merek EMCO, MP melakukan efisiensi produksi dengan hanya berkonsentrasi memproduksi cat kayu & besi. Di tahun 1970, dengan diberlakukannya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) oleh pemerintahan Orde Baru maka mulai booming industrialisasi. Sejalan dengan itu, produk-produk cat asing pun mulai merambah negeri ini.

Di tahun 1973, saat terjadi krisis minyak di Timur Tengah yang berdampak pada sulitnya memperoleh bahan baku cat, yakni resin maka MP memutuskan untuk membuat resin sendiri dengan lisensi dari Belanda. Waktu itu, bahan baku resin sebagian impor dan sebagian lagi dari Petrokimia Gresik dan Pertamina. Dengan mengamankan dan memegang kontrol pada bahan baku, MP bisa mengamankan pasokan bahan utama cat.

Nah, sejak tahun 1983-1985, generasi kedua mulai mengendalikan MP, yaitu Dr. Ir. Iwan Kusmarwanto yang saat itu baru kembali dari Inggris dan sekarang menjabat sebagai direktur utama, sedangkan Freddy Pangkey yang lulusan Jerman, sebagai direktur di MP. “Saya masuk ke MP pada 1983 mengawali sebagai manajer teknik yang membenahi perusahaan secara total. Ketika itu saya langsung membangun laboratorium R&D untuk pengembangan produk dan pendidikan bagi SDM,” ujarnya mengenang. Freddy memang sudah dipersiapkan ayahnya dengan di sekolahkan di di Jerman jurusan teknik industri dan teknik kimia yang khusus untuk cat dan resin.

Saat ditanya bagaimana kiat EMCO bisa bertahan hingga puluhan tahun? “Kami selalu mengutamakan mutu, namun konsumen tidak mengerti apa mutu itu. Konsumen lebih melihat harga sehingga kami fokus pada value, yaitu perpaduan antara mutu dan harga,” kata pria berusia 65 tahun ini.

Menurutnya, MP akan tetap mengedepankan value yang tinggi, meskipun pasarnya tidak besar karena konsumen banyak yang lebih memetingkan harga yang murah. Apabila MP menurunkan value maka akan mengorbankan kebijakan perusahaan yang dari dulu selalu dijaga.

Indikator kualitas mutu cat dapat dilihat dari ketahanan warna cat yang menggunakan pigmen tahan cuaca, tidak mudah pudar, dan daya sebar cat. Semua bisa diukur melalui tes uji apakah daya sebar cat bisa 5 meter persegi atau 14 meter persegi. Selain itu, tesnya bisa dengan cara diuji selama 500 jam pada sinar xenon untuk melihat ketahanan warna atau dengan tes 500 jam menggunakan air garam untuk menguji tahan karat/korosi untuk cat dasar antikarat.

Pasar yang dibidik EMCO adalah menengah ke atas. “Pengrajin di Bali ataupun Yogyakarta banyak yang menggunakan produk kami. Keraton Yogyakarta juga menggunakan cat EMCO dari dulu,” cetusnya bangga. Distribusi pun menjadi perhatian perusahaan ini. Sejak 1990-an, MP menggunakan distribusi sendiri. Sebelumnya menggunakan agen di tiap kota namun dirasa agen tidak terbuka dengan data pelanggan. “Sekarang kami bisa menjamin supply chain dengan menggunakan distribusi sendiri plus teknologi informasi yang bisa menentukan kontrol penjualan hingga stok produk di cabang yang dapat kami analisis menggunakan big data,” ujarnya.

Distribusinya pun menyebar hingga 10 ribu toko yang tersebar di Jawa, Bali, Lombok, Padang, Pekanbaru, Makassar, dan Kupang. “Kami tidak asal spreading distribution karena banyak kasus ritel toko yang bermasalah dengan pembayaran. Kami fokus di cat kayu dan besi dengan konsisten dari sisi delivery, supply chain, sampai ke mutu,” kata Freddy . Selain itu, MP juga konsisten berpromosi terutama melalui jalur below the line meski secara awareness EMCO tidak sekuat produk lain.

Dengan berbagai langkah yang dilakukannya itu, pertumbuhan bisnis MP selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Sayang, Freddy tidak mengungkap angka pertumbuhan dan kinerja bisnis EMCO. Tapi yang pasti, konsistensi dan focus MP

pada segmen cat kayu besi membuat perusahaan ini bisa tetap bertahan hingga saat ini sehingga layak kalau EMCO merupakan salah satu Living Legend Brand di negeri ini.

Ke depan, menurut Freddy demi menjaga kelangsungan industri cat perlu dukungan pemerintah untuk menerapkan standarisasi. “Kami sudah siap dengan inovasi produk memproduksi eco paint yang ramah lingkungan, tapi tidak ada permintaan dan regulasi yang mendukung,” katanya.

Indonesia sudah saatnya melakukan proteksi produk dalam negeri agar bisa bersaing dengan produk asing. Bukan berarti pihaknya tidak mampu bersaing, tapi inovasi itu harus diperkuat dengan aturan dari pemerintah agar inovasi produk dapat diterima masyarakat. (Reportase: Jeihan Kahfi Barlian)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved