Profile Entrepreneur

Dari Tuban, Imam Melejitkan Pepaya Sweet Callina

Dari Tuban, Imam Melejitkan Pepaya Sweet Callina

Memiliki usaha di bidang perkebunan, awalnya sama sekali tak terpikirkan oleh Imam Ma’arif, CEO CV Negeri Hijau Indonesia. Pertama kali mengembangkan bisnis, bermula dari keisengannya menanam tanaman di kampung halamannya di Tuban, Jawa Timur tahun 2011. Ia mencoba menanam melon dan berhasil. Setelah itu, Imam justru mengalami titik jenuh dan ingin mencoba mengembangkan bisnis bercocok tanam.

Imam Ma'arif CEO CV Negeri Hijau Indonesia

Imam Ma’arif CEO CV Negeri Hijau Indonesia

Jahe merah menjadi komiditi pertama yang dicoba untuk dibudidayakan, sayangnya komiditi tersebut malah membuatnya rugi. “Saya salah perhitungan, Tuban daerahnya panas, sementara jahe merah membutuhkan banyak air untuk bisa tumbuh. Akhirnya jahenya kecil-kecil dan harganya murah,” kenangnya. Selain itu, ia pernah gagal menjual komoditi dan ditipu orang, total kerugiannya mencapai Rp 170 juta.

Kegagalan demi kegagalan membuatnya sempat berpikir untuk mundur dari agribisnis. Pria yang pernah kuliah jurusan Elektro di Universitas Islam Malang ini, kemudian meneguhkan niatnya dan mulai melakukan riset serta uji coba tanaman hingga berhasil menanam buah pepaya dengan rasa yang manis.

Lalu, ia mulai mengembangkan bisnis di bidang pertanian dan mendirikan CV Negeri Hijau Indonesia pada April 2013. Dengan modal Rp 20 juta, pria kelahiran Tuban 12 Agustus 1988 ini mulai merekrut anak-anak muda berusia 23-26 tahun untuk menjadi karyawannya. Semua modal, berasal dari gajinya selama menjadi Quality Control di PT Semen Indonesia. Di tahun-tahun awal berdiri, ia menghabiskan gajinya hingga Rp 100 juta untuk pengembangan perusahaan.

Perusahaan ini dibentuk untuk memecahkan 3 kelemahan petani yaitu modal, market, dan keilmuan pertanian. Ia memiliki tim yang bertugas untuk terjun ke lapangan untuk melakukan coaching. Setiap satu bulan sekali timnya akan pergi ke Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro, untuk melakukan coaching dengan petani secara personal. Setiap 3 bulan sekali, ayah 3 anak ini turun langsung melakukan penyuluhan kepada para petani.

Perusahaan dengan 21 karyawan ini, bermitra dengan 287 petani yang dibina secara langsung. Namun, secara keseluruhan ada 600 petani yang berhubungan baik dengan mereka melalui pembelian bibit pepaya Sweet Callina. Petani ini ada di Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Rembang, Blora, Pasuruan, dan Probolinggo.

Para petani ini tetap di-coaching secara online melalui grup WhatsApp Negeri Hijau Indonesia. Selain bibit, perusahaan di Tuban ini juga menjual pestisida, obat-obatan pertanian, pupuk mikroba, dan masih banyak lagi. Semua produk di hasilkan melalui tim riset internal sehingga bisa menawarkan harga yang lebih murah dari pasaran.

Namun, kelangsungan perusahaan masih bertumpu pada buah pepaya yang menjadi satu-satunya produk andalan mereka dengan merk Sweet Callina. “Dalam sebulan kami mampu menghasilkan buah pepaya 28 ton, buah ini kami distribusi ke 76 toko buah di Jakarta, Bali, Gresik, Lamongan, dan Tuban.”

Harapannya buah papaya dapat membuka dan membentuk jaringan jalur produksi serta distribusi untuk sampai ke end user. Dengan begitu market pun bisa terbangun sehingga kedepannya ia bisa memasarkan buah tropika lain. Akhir tahun 2017 ia berencana untuk mengembangkan komoditi buah nanas dan anggur.

Pada awal tahun 2017, ia juga berencana untuk meluncurkan web community konsultani.com yang bisa mempertemukan petani, pebisnis, dan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Bagi anak bungsu 7 bersaudara ini, perusahaan dibangun untuk kesejahteraan petani, oleh karena itu ia tak ingin setengah-setengah. Ia pun keluar dari pekerjaanya sebagai quality control di PT Semen Indonesia sejak Desember 2015. Pria berdarah Lamongan ini, juga kembali ke bangku kuliah di Universitas Sunan Bonang, Tuban, jurusan Pertanian.

Hingga saat ini, ia mengaku masih belum terlalu fokus pada keuntungan. Dengan omset mencapai Rp 90-120 juta per bulan, perusahaan berfokus pada pengembangan ekonomi menengah ke bawah. Ajakan kerja sama dari PT Sewu Segar Nusantara sebagai produsen buah Sunpride serta permintaan supply dari Alfamart Jawa Timur ditolaknya.

“Saya ingin mensejahterahkan petani dengan cara syariah sesulit apapun rintangannya, Insya Allah akan saya hadapi,” kata Imam.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved