Entrepreneur

Emily Subrata Kepincut Dunia Perhotelan

Emily Subrata Kepincut Dunia Perhotelan

Menerjuni bidang hospitality atau perhotelan, sejatinya tidak terlintas sedikit pun di benak Emily Subrata, Direktur PT Griya Usaha yang membawahi hotel dan resort Sudamala. Awalnya ia lebih memilih untuk bekerja di dunia pendidikan dan berfokus pada General Studies plus History of Religion. Di awal kariernya ia sempat menjadi asisten peneliti, dan bekerja di Holmes Institute, Sydney Australia.

Selama 15 tahun wanita berdarah Bali ini tinggal dan bekerja di Australia, setelah menyelesaikan pendidikannya di University of Sydney Australia. Saat ayahanya, Benjamin Subrata meresmikan Hotel Sudamala pertama di Bali tahun 2011, ia pun memutuskan untuk pulang dan menengok bisnis keluarga. Siapa sangka, ia justru jatuh cinta dengan industri perhotelan.

emily-subrata

“Sebagai seorang lulusan Bachelor of Arts dan banyak bergerak di General Studies and History of Religion, saya merasa ilmu yang saya peroleh justru dapat dipakai di industri ini,” jelas Emily. Bisnis hotel 95% ditunjang oleh manusia, bukan hanya pelayanan ke tamu, melainkan juga hubungan dengan staf. Bagi wanita berambut pendek ini, staf yang baik ditunjang dari pelayanan pemilik hotel terhadap staf.

Oleh karena itu, manajemen hotel harus mengerti mengenai perputaran ini. Ia pun banyak menerapkan ilmu yang ia peroleh semasa kuliah pada dunia bisnis. Namun, Emily menyadari bahwa modal tersebut belum mencukupi. Setelah mantap dengan pilihan berbisnis, ia tak ingin main-main. Wanita kelahiran Jakarta ini, melanjutkan sekolah di Ecole hôtelièrede Lausanne (EHL), Switzerland, juruan Executive Master of Business Administration (Hospitality) di tahun 2013.

Sebelumnya di tahun 2012, ia bekerja di berbagai hotel seperti Melia, Bali,Alila Villas, Uluwatu Bali, dan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta. Menurut wanita pecinta anjing ini, ia ingin merasakan pengalaman bekerja sebelum terjun langsung di bisnis keluarga. Benjamin Subrata lebih aktif berbisnis di bidang renewable energy namun memiliki berbisnis hotel, rupanya menjadi impian yang menjadi kenyataan bagi pria yang akrab disapa Ben ini.

Oleh karena itu, Emily tak ingin mengecewakan ayahnya meski ia mengaku memiliki banyak perbedaan dengan sang ayah dalam menjalankan bisnis. “Ayah saya seorang insinyur yang pemikirannya black and white. Sementara saya orang sosial yang pemikirannya gray, saya sering bertentangan dengan ayah saya namun pemikiran kami ternyata bisa saling melengkapi dalam menjalankan bisnis,” jelas Emily.

Ia mengaku tantangan justru muncul dari dirinya sendiri, ia seringkali merasa ragu atas kemampuannya dalam menjalankan bisnis. Namun ia percaya bahwa ayahnya, bukanlah seorang yang suka melebih-lebihkan kemampuan anak-anaknya, sehingga saat ditunjuk menjadi Direktur PT Griya Usaha ditahun 2015 ia yakin posisi tersebut diberikan atas kemampuannya.

Anak pertama dari kedua bersaudara ini melihat ayahnya sebagai panutan. Ayahnya mengajarkan bahwa seorang manusia harus belajar dari kesalahannya. Ajaran ini dibawa Ben sejak bekerja di Gunung Sewu dan diterapkan pada anak-anaknya. “Ayah saya tipe yang belajar dari kesalahan dan percaya bahwa kita bisa berbuat kesalahan kapan saja. Saat bekerja di Gunung Sewu kesalahan bapak menjadi tanggung jawab Gunung Sewu. Namun pada akhirnya, hal itu memberikan benefit kepada mereka karena bapak bisa membuat keputusan-keputusan yang lebih baik,” jelasnya.

Emiliy pun merasa memiliki ruang tak terbatas agar bisa terus belajar dan tak takut dalam melakukan kesalahan demi menjadi pribadi yang lebih baik. Sejak bergabung di PT Griya Usaha sebagai Head of Special Task and Delivery di tahun 2012, ia mengaku banyak belajar. Salah satunya mengelola waktu istirahat, mengingat industri ini bergerak 7 x24 jam. Kini, Emily ingin berfokus pada pengembangan karier dan hotel Sudamala. Pada tahun 2013 Sudamala telah meresmikan hotel keduanya di Lombok dan pada tahun 2017 akan membuka hotel baru di Pulau Komodo. Hotel Sudamala sekarang memiliki 2 hotel di Bali dan Lombok dengan total 50 karyawan. Ia menginginkan pengelolaan hotelnya tetap eksklusif dengan sentuhan personal sebagai daya tarik dari hotel ini.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved