Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur Entrepreneur

Handy Chang, Programmer yang Piawai Membesarkan Portal

Oleh Admin
Handy Chang, Programmer yang Piawai Membesarkan Portal

Hanya dalam empat bulan, Handy Chang berhasil membuat portal perdagangan Indotrading.com memiliki rata-rata kunjungan 100 ribu pengunjung per bulan dan menghimpun lebih dari 900 UKM. Portal ini kini tercatat sebagai situs peringkat ke-452 di Indonesia dan peringkat ke-47.000 di dunia sebagai situs yang paling banyak dikunjungi.

Menurut Handy, portal perdagangan itu dikembangkan sebagai jembatan antara pelaku UKM dan pembeli lokal/internasional. Untuk itu, pihaknya memberikan layanan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. “Kami juga melakukan branding ke luar negeri,” ujar pria kelahiran Medan, 31 tahun silam ini.

Handy Chang

Handy Chang, Indotrading.com rata-rata dikunjungi 100 ribu orang per bulan dan menghimpun lebih dari 900 UKM

Kepiawaiannya membesut portal memang bermula dari kegemarannya bermain komputer sejak kecil. Saat berusia 12 tahun, Handy mendapat hadiah satu unit komputer dari bapaknya. Sejak saat itu, ketertarikannya terhadap teknologi komputer muncul. Ketika mulai beranjak dewasa ia memimpikan bisa menjadi programmer jempolan. Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, ia pun mengambil pendidikan master Jurusan Programming University of South Australia. Lulus dari kampus tersebut, Handy direkrut oleh Commonwealth Bank sebagai programmer. “Pekerjaan saya adalah hobi saya. Gaji programmer juga sangat tinggi. Itu juga yang menarik perhatian saya,” ungkap anak kedua dari empat bersaudara ini. Namun, empat tahun kemudian ia memutuskan hengkang dari bank besar itu karena ingin mengelola bisnis sendiri.

Tahun 2003 Handy mendirikan perusahaan web design dan web hosting bernama Micro Data. Bisnis yang dirintisnya ini menarik minat sejumlah perusahaan global. Saat itu, ia mengklaim, perusahaannya menangani permintaan lebih dari 2.000 perusahaan. Namanya pun semakin dikenal sebagai programmer andal di Australia. Setelah enam tahun menjabat sebagai Chief Executive Officer Micro Data, tugasnya diambil alih oleh orang lain. “Sejak saat itu saya tidak terlibat secara langsung. Saya melepas 50% saham dan sisanya masih saya miliki hingga saat ini,” ujarnya. Keputusan tersebut ia ambil karena ia ingin membangun sesuatu yang lebih besar, bukan hanya sekadar merancang web, tetapi membangun website besar seperti Groupon dan Alibaba.

Handy tampaknya memang tidak pernah main-main dengan ambisinya. Tiga tahun lalu, ia memutuskan kembali ke Indonesia dan membangun website properti. Hanya dalam waktu tiga bulan, suami Desi Natalia ini berhasil meluncurkan RumahdanProperty.com pada 2009. Proyek ini menelan dana di atas Rp 100 juta. “Kalau mau sukses di bidang ini, jangan pernah memikirkan kapan balik modal,” ujarnya.

Kurang dari setahun, website jual-beli tersebut berhasil menempati posisi ketiga di Indonesia sebagai website properti yang paling banyak dikunjungi. Dalam sebulan, Handy mengklaim, angka kunjungan mencapai 100 ribu dan mampu merangkul ribuan agen properti. “Untuk bisa bertahan hidup, profit diperoleh dari agen yang membayar kepada kami setiap bulan,” katanya.

Handy ChangKesuksesan RumahdanProperty ternyata terdengar hingga ke telinga investor asing. iProperty, situs properti terbesar dari Australia, tertarik untuk membeli website jual-beli properti itu. Setelah dua bulan negosiasi, Handy akhirnya menyerahkan perusahaannya ke iProperty. “Siapa yang tidak kenal iProperty. Mereka adalah perusahaan yang sangat besar di Australia, Singapura, Malaysia dan Hong Kong, “ ujar Handy yang enggan menyebutkan nilai akuisisinya.

Rupanya iProperty tidak hanya membeli situsnya, mereka juga menawarkan kepada Handy posisi manajer pemasaran di salah satu anak perusahaannya, Rumah123.com. Tawaran itu langsung ia terima dengan alasan untuk menambah pengetahuan soal strategi pengembangan bisnis. Setelah mengaku kenyang dengan pengalaman, belakangan Handy keluar dan membangun bisnis sejenis. Pada 2012 lahirlah Indotrading.com. Proses pengerjaannya berlangsung selama enam bulan, dengan investasi pembangunan yang menurutnya lebih besar dari sebelumnya. “Kue di ranah ini masih sangat besar. Saat ini hanya ada dua portal perdagangan di Indonesia. Dan, kami berbeda dengan e-commerce,” katanya.

Menurut Handy, portal perdagangan yang dibesutnya itu fokus pada promosi dan pemasaran produk-produk UKM secara online, dengan konsep business to business. Mekanismenya, hanya pemilik perusahaan yang bisa memasukkan produknya sehingga individu atau perseorangan tidak diizinkan untuk memasukkan produknya di sana. “Tujuannya, untuk mengurangi penipuan dan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi.”

Kelebihan lain yang ditawarkan adalah tersedianya data statistik sehingga para pebisnis dapat mengetahui secara rinci jumlah pembeli, orang yang menelepon, surat elektronik yang masuk, produk yang dilihat, dll. Portal ini menampilkan profil distributor, reseller, grosir, agen, pemasok, manufaktur, importir, eksportir dan perusahaan trading. “Jadi, kami bukan hanya sebagai platform, tetapi juga konsultan bagi UKM yang ingin mengembangkan promosi dan penjualan melalui online, “ kata ayah Frederich dan Evelyn ini.

Menurut Edy Herdy, Direktur PT Oscar Tunastama yang tercatat sebagai salah satu klien Indotrading.com, traffic di portal ini sangat baik. Selama lima bulan menjadi anggota portal IndoTrading.com, ia mendapat beberapa data statistik seperti surel dan nomor kontak yang masuk. Data ini sangat dibutuhkan dalam penjualan dan promosi. Ke depan, ia menyarankan agar Handy terus menambah konten dan jumlah anggota agar traffic-nya makin tinggi.

Lalu, bagaimana dengan model bisnisnya? Menurut Handy, pendapatan portalnya ini diperoleh dari iuran yang dikenakan setiap tahun sebesar Rp 1,2 juta per anggota. Pemasukan lainnya didapat dari biaya pemasangan iklan. “Saat ini kami belum balik modal. Mungkin dua tahun lagi akan tercapai,” ujarnya optimistis.

Selanjutnya, Handy berencana menjalin kerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk memperkuat jaringan dan menambah jumlah UKM yang ditampungnya. “Saya belum punya rencana membuat portal baru tahun depan karena saya ingin fokus membangun perusahaan ini,” katanya seraya mengungkapkan belum berniat melepas Indotrading.com ke tangan investor. (*)

Yuyun Manopol &Ario Fajar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved