Entrepreneur

Javapuccino Targetkan Buka 10 Kafe pada 2013

Javapuccino Targetkan Buka 10 Kafe pada 2013

Setelah berhasil mendirikan 8 kafe pada 2012, dari 5 kafe yang ditargetkan sebelumnya, Muhammad Asmui Kammury, menargetkan dapat mendirikan 10 kafe Javapuccino lagi hingga akhir 2013 ini. Asmui, pemilik usaha kemitraan (waralaba) Javapuccino ini optimistis target itu dapat dicapai pada akhir 2013 seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil.

M.Asmui Kammury, pemilik Javapuccino (JPNN)

“Target penambahan kafe pada 2013 yaitu 10 kafe lagi. Target kami, dalam satu bulan bisa tambah 1 kafe sehinga di akhir 2013 total terdapat 18 kafe,” ungkap Asmui ketika dihubungi SWA minggu lalu. Kafe Javapuccino ini merupakan pengembangan dari Javapuccino Coffee yang sebelumnya berbentuk booth. Asmui memulai usaha Javapuccino berbentuk booth sejak 2008. Baru pada 2012 Asmui meningkatkan skala bisnis warung kopinya dari yang tadinya berbentuk booth menjadi kafe.

Sebelum peluncuran Kafe Javapuccino pada awal 2012, yaitu pada 2011, Asmui mengubah merek warung kopi skala booth (take away)menjadi Solopuccino dari yang awalnya bernama Javapuccino. “Sejak 2011, merek Javapuccino take away diganti ke Solopuccino. Efek pergantian merek masih tetap bagus. Permintaan take away coffee (paket murah di bawah Rp 50 juta) cukup banyak,” kata Asmui yang telah memulai berbisnis sejak kuliah di Program Studi Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Hingga saat ini, Asmui mengatakan, sudah terdapat 590 outlet kopi Javapuccino dan sekitar 100 outlet Solopuccino. Pada 2013 ini, Asmui menargetkan outlet Solopuccino dapat bertambah sekitar 100 outlet. “Biasanya target penambahan outlet tiap tahunnya sekitar 100 outlet,” ungkapnya yang juga menjelaskan bahwa outlet Javapuccino take away sudah ada sebelumnya, tetap ada. Namun, ke depannya, penambahan outlet kopi take away menggunakan merek Solopuccino.

Untuk Kafe Javapuccino, Asmui mengatakan bahwa biasanya dibuka di gedung perkantoran, foodcourt mal, dan kampus. “Kebanyakan di kampus. Kalo di daerah lebih fleksibel. Di ruko-ruko pinggir jalan juga banyak peminatnya karena belum ada kompetitor,” jelas pria kelahiran Semarang, 24 Oktober 1985.

Selain Kafe Javapuccino dan outlet Solpuccino, Asmui juga membuka resto Javachicken pada akhir 2012 lalu. Resto ayam, yang diakui Asmui mirip dengan konsep resto cepat saji ayam berlogo wajah Colonel Sanders ini, difokuskan untuk dikembangkan di daerah seperti Kalimantan dan Sulawesi. Untuk 2013, menargetkan dapat mendirikan 5 resto Javachicken.

“Javachicken baru diluncurkan pada Desember 2012. Buka pertama di Sampit. Di sana belum ada kompetitor. Lokasi yang memang bagus, kita konsep restorannya ala Jakarta. Pertumbuhannya bagus sekali. Di luar prediksi. Target 2013, 5 outlet. Konsepnya, KFC yang dpindahkan ke daerah. Untuk tahun ini, targetnya sebegitu dulu karena kami masih harus banyak penyesuaian dengan penerimaan pasar, misalnya mengukur keefektifan menu dan lainnya,” papar ayah satu anak ini.

Tiga unit usaha Asmui tersebut berada dalam satu payung bernama PT Javapuccino Coffee. Dari semua unit usaha tersebut, Asmui menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 300% dibanding 2012. “Target pertumbuhan pendapatan, minimal 200-300%. Kami menggarap di daerah-daerah yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggu seperti Kalimantan dan Sulawesi,” ungkap Asmui yang juga memiliki bisnis di bidang fesyen (Dellaluce shoes) di bawah PT Pancaksuji Makmur. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved