Entrepreneur

Julia Jewelry Patahkan Mitos tentang Emas Putih

Julia Jewelry Patahkan Mitos tentang Emas Putih

Berkibar di bisnis berlian hingga menyasar ke seluruh pelosok Tanah Air rupanya menjadi salah satu capaian Julia Jewelry (JJ) per 1 dekade ini. Apa resepnya? Bertepatan dengan acara “Tribute to A Decade of Elegance” yang diselenggarakan di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, (07/09/2013), Kenny Salmon, Managing Director Julia Jewelry memaparkan hal ikhwal membesarnya usaha yang semula dipelopori oleh sang ayah, Johny Salmon.

Disebutkan oleh Kenny bahwa JJ berhasil mematahkan mitos yang ada di masyarakat tentang emas putih. Apa saja mitos-mitos tersebut? Berikut penuturannya yang diperkuat oleh penjelasan Ani Yunita, Brand Retail Manager Julia Jewelry yang berhasil dirangkum Swa Online :

(Kiri-kanan), Kenny Salmon, Managing Director Julia Jewelry danAni Yunita, Brand Retail Manager Julia Jewelry,

Kenny Salmon, Managing Director Julia Jewelry & Ani Yunita, Brand Retail Manager Julia Jewelry,

Kenapa Julia Jewelry (JJ) berani mengklaim diri sebagai pioner dalam toko emas modern?

Kenny Salmon (KS) : 10 tahun lalu di daerah itu (terutama di luar Jakarta), betul-betul masyarakatnya belum tahu emas putih itu apa. Pada umumnya mereka hanya tahu emas kuning yang ada di pasar tradisional. Dengan kami masuk ke kota-kota mereka, mulailah mereka teredukasi bahwa emas putih itu adalah emas yang dilapisi oleh rodium. Utamanya memiliki kadar 750, di mana kadar tersebut adalah yang terbaik untuk mengikat berliannya. Selain memang dari segi warna juga terlihat lebih bagus. Dari bisnis kami diterima baik, perkembangannya makin baik, customer based kami makin meningkat, dan sampai sekarang buka terus hingga ke daerah-daerah. Hal ini terjadi karena sekarang emas putih sudah dianggap sebagai standar.

Ani Yunita (AY) : Selain itu kami benar-benar mengedukasi masyarakat bahwa emas putih yang kami punya adalah asli. Kebanyakan orang menilai bahwa emas putih adalah platina. Pendapat lain, platina tidak bakal luntur, emas putih palsu yang luntur akan jadi kuning, dsb. Bukan begitu sebenarnya. Platina itu bahan tambang tersendiri, dimana warnanya memang putih. Tapi dia bukan emas. Nah, kalau emas putih itu memang berasal dari emas kuning yang diolah hingga menjadi putih. Nah, JJ ini beda dengan yang ada di pasar. Kualitas kami bagus karena memiliki kadar sampai 75%, dimana itu merupakan kadar tertinggi untuk jenis emas putih. Kalau lebih dari itu nanti bisa jadi emas kuning.

Adakah tips untuk membedakan antara emas putih, platina, perak, dll?

AY : Pada awalnya mereka sama-sama dilapisi rodium. Sekilas mata memang tidak terlihat perbedaan. Harganya pun tidak murah. Jadi kalau kita ingin membeli, memang harus betul-betul teliti dan memperhatikan apakah yang dijual ini betul-betul bagus kualitasnya. Betul-betul emas putih atau apa? Biasanya itu bisa dicek dari capnya. Kalau emas putih biasanya 750, platina tidak ada, silver 925. Karena kalau perhiasan berani kasih cap, berarti dia harus berani dites di laboratorium apakah benar kadarnya sesuai dengan yang ada di cap tersebut. Sebenarnya bisnis ini lebih ke trust sih.

Bahan baku emas putihnya sendiri didapat dari mana?

AY : Dari Indonesia. Kami ada supplier ya. Emas putih itu kan sebenarnya berasal dari emas kuning. Karena melalui teknologi canggih akhirnya menjadi putih. Kami punya pabrik sendiri (di Jakarta), yang mana sudah berpengalaman lebih dari 35 tahun di bidangnya. Nah, pabrik kami ini memasarkan produknya sampai ke mancanegara terutama di Eropa Barat. Kami kemudian mengeluarkan brand lokal yang memang emasnya berasal dari Indonesia. Namanya saja brand lokal, maka bahan bakunya pun haruis berasal dari sini. Tapi berliannya kami impor dari Eropa. Istilah industrinya itu Quality Commercial Diamond, atau lebih akrab disebut berlian Eropa.

Padahal kita menghasilkan berlian juga kan?

Ya. Tapi belum secanggih di Eropa untuk teknologi cuttingan-nya. karena secakep-cakep-nya berlian, kalau cuttingan-nya tidak bagus, maka kilaunya tidak keluar.

Dalam memilih berlian kan dikenal istilah 3C (Clarity, Colour, dan Cut). Apakah JJ juga menerapkan parameter tersebut untuk menciptakan produk-produknya?

AY : Ya. Hanya secara keseluruhan, memang kami sebut sebagai Quality Commercial Diamond. Cuttingannya Belgia (sudah yang paling bagus), Clarity-nya jernih, dll.

KS : Pada initinya, kompetisinya memang bukan diarahkan ke Jakarta. Karena kalau fokus di Jakarta, sudah pasti kalah dengan pesaing-pesaing yang sudah beredar. Oleh karena itu, kami fokus di daerah dulu. Dan di daerah itu, standarnya juga beda, makanya kami punya komposisi yang beda juga. Kami lebih fokus ke lifestyle-nya. Karena kalau kita bicara berlian, orang akan berpikir 2 hal, investasi atau dipakai sebagai perhiasan. Di sini JJ lebih fokus ke lifestyle-nya, bukan investasinya. Oleh karena itu, kalau dikatakan sebagai karat, kami tidak lebih dari 1 karat.

Kalau tips untuk merawat emas putih bagaimana?

AY : Sebenarnya kalau memang kualitasnya bagus ya tidak masalah misalnya terkena parfum, sabun, body lotion, dll. Tidak akan hitam atau apa, cuma karena awalnya dari emas kuning, maka suatu saat akan pudar. Pudarnya juga bukan lantas jadi kuning, hanya warnanya agak pucat, yaitu warna asli dari emas putih itu sendiri. Makanya kami ada beberapa after sales servicenya.

Apa saja after sales service-nya?

AY : Kami memberikan layanan ekstra yaitu garansi cuci poles. Karena kan kalau kita pakai perhiasan, kadang-kadang suka agak kusam, Nah, itu bisa memanfaatkan cuci poles hingga terlihat mengkilat, seperti tampak baru, dan itu tanpa dikenakan biaya lagi.

Ini berlaku sampai berapa lama?

AY : Seumur hidup.

Yang lainnya?

Ada juga layanan buy back guarantee atau penerimaan jual kembali.

Itu berlaku di?

AY : Seluruh outlet.

Syaratnya?

AY : Harus menunjukkan sertifikat garansinya.

Koleksi terbarunya sendiri sekarang ada apa saja?

AY : Kami akan ambil tema besarnya seperti Love Collection, Floral Collection, Wedding Collection, Two Tone Collection, dan Luxe Diamond Collection.

Yang terakhir ini sepertinya menarik. Kenapa disebut Luxe Diamond Collection?

AY : Karena koleksi ini lebih menampilkan kemewahan. Jadi lebih menonjolkan kilau dari berliannya itu sendiri. Bisa dibilang yang ini berliannya agak ngumpul.

Keunikan lain?

AY : Sesuai dengan namanya, harganya pun berbeda. Lebih ‘blink-blink’. Tapi tetap pada jalur simpel-elegan. Nggak yang glamour atau menor-menor bagaimana (walaupun berliannya banyak).

Selama ini jenis apa yang paling banyak diminati?

AY : Cincin (di luar cincin kawin).

Kenapa?

AY : Lebih gemulai ya.

KS : Bisa juga untuk statement pribadi.

Persentasenya mencapai berapa dibandingkan dengan yang lain ?

AY : Cincin kawin bisa 50%. Yang lainnya, seperti anting atau liontin kurang lebih bisa 15-20%. Untuk kalung dan gelang, karena memang jauh lebih mahal, maka frekuensi pembeliannya pun lebih lama ketimbang cincin, anting, ataupun liontin.

Harga ?

AY : Rp 3-60 jutaan. Jadi JJ juga menunjukkan bahwa tidak hanya orang yang mampu beli miliaran atau ratusan juta untuk membelanjakan berlian, tapi dengan Rp 3 juta, mereka juga bisa beli berlian dengan kualitas bagus.

KS : Jadi kami katakan ini lebih mainstream.

Seperti apa capaian prestasi JJ dalam 1 dekade ini?

KS : Berawal dari 1 outlet di tahun 2002, tapi perlahan-lahan, kami buka terus tiap tahunnya. Sekarang kami sudah punya 43 outlet di 27 kota di Indonesia. Tahun ini juga akan ada rencana pembukaan 2 outlet lagi sampai akhir 2013.

AY : Misalnya sudah ada permintaan lagi di Ambon, Banyuwangi, Kudus, dan masih banyak lagi. Memang selalu banyak permintaan supaya JJ hadir di kota mereka.

Menariknya ini dikelola dengan sistem partner?

KS : Kami memang pada awalnya bekerja sama dengan beberapa mitra. Jadi memang konsepnya franchise. Memang mereka mempunyai lokasi yang baik, mau bekerja sama, lalu kami supply dan bantu dari segi marketingnya segala macam, akhirnya selama ini mereka mampu menjadi partner yang baik bagi kami.

Dari ke-27 kota, pasar mana yang paling unik?

AY : Kalimantan Timur.

Mengapa?

AY : Karena Kalimantan Timur adalah provinsi yang paling tinggi pendapatannya dari seluruh pasar kami yang ada di Indonesia. Jadi mungkin kebanyakan dari mereka yang banyak uang tapi tidak tahu dibelanjakan untuk apa akhirnya melirik ke jewelry. Apalagi kami selalu mengeluarkan produk-produk terbaru kami, sehingga akhirnya memuaskan hasrat mereka untuk selalu berganti-ganti model perhiasan. Jadi betul-betul laris manis di sana.

Kenny Salmon, Managing Director Julia Jewelry, photo by Gustyanita Pratiwi

Kenny Salmon, Managing Director Julia Jewelry, photo by Gustyanita Pratiwi

Ada info bahwa JJ juga kini menjalin kerja sama dengan Filipina?

KS : Kami ada kerja sama dengan partner di Filipina sejak 3 tahun yang lalu. Jadi konsepnya sih sebenarnya window franchise. Mereka membeli koleksi kami untuk ditaruh ke dalam outlet mereka yang berjumlah 5.

Adakah perbedaan antara selera pasar Filipina dengan pasar kita?

KS : Kurang lebih mirip karena masih sama-sama satu Asia.

Untuk merayakan 10 tahun ini, JJ juga membuat program Lucky Diamond untuk pelanggan setianya? Bisa dishare seperti apa programnya?

AY : Jadi selama 1 dekade ini, kami melihat bahwa VIP customer kami sangat kuat. Tentunya kami ingin selalu memberikan yang terbaik untuk mereka supaya mereka terus loyal dan menjalin hubungan yang lebih baik lagi. Kami memberikan penghargaan Lucky Diamond yang sudah kami jalankan selama 1 bulan. VIP customer pertama ini kami berikan berlian gratis sebagai bentuk rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada mereka. kemudian ada kelipatan lagi untuk mendapatkan berlian gratis kembali dan itu boleh mereka simpan atau masuk ke book lucky draw yang diundi pada hari ini.

Potensi bisnis ini ke depan?

AY : Saya rasa potensinya semakin cerah. Karena dilihat dari pendapatan untuk kalangan menengah ke atas terus meningkat. Mereka ingin selalu tampil modern dan anggun di dalam kesehariannya. Sementara model-model yang kami tawarkan sangat cocok untuk kebutuhan mereka. selain modelnya selalu up date,harganya pun kompetitif sehingga sangat membantu dalam hal menunjukkan eksistensi atau status sosial mereka di masyarakat. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved