Entrepreneur

Kejelian Rudy Menjemput Peluang Bisnis Logistik

Kejelian Rudy Menjemput Peluang Bisnis Logistik

Selulus kuliah Jurusan Teknologi Informasi Universitas Bina Nusantara, pada 2004, Rudy Darwin Swigo sudah tertarik membangun bisnis sendiri. Ia melihat ada peluang di bisnis kargo, terutama pengiriman ponsel dan gawai lainnya ke berbagai daerah. Menurut pria 37 tahun ini, dulu orang sering bermasalah dan komplain saat mengirim ponsel ke daerah. “Barang itu nilainya tinggi, tetapi kurang tanggung jawab dari ekspedisi atau kargonya. Hal lain, posisi kami di ITC Roxy Mas, banyak pemain di sana kirim barang setelah tutup toko, sedangkan pemain ekspedisi lain buka hingga malam hari bahkan sampai pukul 12 malam,” Rudy menjabarkan peluang yang diintipnya kala itu.

Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu dengan membesut Sentral Cargo (SC) yang berkantor di ITC Roxy Mas, Jakarta. Dari sanalah SC sukses mengepakkan sayapnya ke berbagai daerah di Indonesia. Kini, ada 20 cabang SC hasil kerja sama dan 11 cabang milik Rudy. Di Jakarta terdapat empat cabang, sedangkan di daerah lain cabang SC tersebar di berbagai ibukota provinsi.

Sicepat Express

Rudy Darwin Swigo, Pendiri Sicepat Express

Memang, jika dibandingkan dengan pemain logistik besar lainnya, skala SC masih terbilang kecil. Namun, Rudy jeli mencari peluang keunggulan yang dapat digarapnya dengan baik. SC menekankan keunggulan pada aspek kecepatan dan keamanan dalam pengiriman. SC juga memusatkan kekuatannya pada pengiriman gawai dan berbagai aksesorinya. “Pengiriman paket bisa dilakukan dalam tempo semalam. Misalnya, pukul 12 malam baru kirim, besok pagi sudah sampai Medan atau Aceh,” tutur Rudy kepeda SWA di kantornya, ITC Roxy Mas Blok C3/33. Meski demikian, ia menjamin biaya pengiriman SC tidak berbeda jauh dari penyedia layanan pengiriman barang lainnya.

Setelah dikenal sebagai layanan ekspedisi atau kargo yang terpercaya dan cepat, Rudy mulai mengembangkan produk baru dengan nama SiCepat Ekspres (SiCepat). Layanan yang dimulai pada 2014 itu menargetkan segmen toko online (daring). “Kami melihat banyak klien berkembang ke e-commerce, karena itu kami tertarik membuka layanan khusus pengiriman untuk toko online,” kata ayah seorang putra ini.

Bedanya dengan SC? Sentral Cargo ditujukan untuk barang besar dengan berat minimal tertentu, sementara SiCepat bisa melayani pengiriman barang dalam jumlah kecil. Agar kedua layanan itu dapat berkembang sesuai dengan “khittah”-nya, Rudy membedakan tim yang menanganinya agar tiap-tiap segmen memiliki kekhasan tersendiri. Contohnya, penjual daring kerap mengirim resi pengiriman via WhatsApp atau BBM kepada pembeli. “Tetapi dengan SiCepat, kerepotan itu tidak perlu lagi. Kami yang mengirimkan bukti resi itu ke penerima. Jadi, pengirim atau pelanggan kami terbantu waktunya,” ujarnya.

Lantaran pengiriman produk daring lebih banyak dari Jakarta ke berbagai daerah lain, Rudy memfokuskan pelayanannya di DKI. Namun, ia kini telah melayani penerimaan barang di Kota Surabaya, Bandung, Medan, Yogyakarta, Semarang, Batam, hingga Denpasar yang ditenagai 20 armada pengambilan barang. “Kalau jasa pengiriman barang lain, pengirim harus datang ke lokasi dan antre lama untuk dapat layanan pengiriman. SiCepat beda, kami menyediakan jasa pickup setelah mendapat order telepon,” kata pria yang baru saja mendaki Gunung Everest ini.

Keunggulan lain, pelanggannya dimudahkan untuk melacak paket. Rudy memang membangun sistem TI yang cukup mumpuni demi mengawasi pengiriman paket. Bahkan, pelanggan juga bisa mengunduh aplikasi SiCepat di Appstore dan Google Playstore. Dengan sistem ini, penerima juga bisa memantau pengiriman paketnya melalui situs web SiCepat dengan menggunakan kode resi pengiriman. “Kami pun menyediakan software buat klien, tinggal pakai gratis agar mereka bisa terkoneksi online dengan kami,” katanya.

Layanan lain yang identik dengan dunia penjualan daring juga dikembangkan, yakni penerimaan pelunasan pembayaran barang di tempat (COD). Mekanisme ini banyak digunakan demi mengurangi risiko penipuan dari pihak penjual ataupun pembeli toko daring. Dengan layanan COD dari SiCepat, toko daring sangat dimudahkan karena tidak perlu menagih sendiri pembayaran dari konsumen. Ada pula layanan Same Day Delivery yang memungkinkan pengiriman barang di hari yang sama.

Kalau ada masalah dalam keterlambatan pengiriman, tim SiCepat yang menghadapinya. Selain itu, jika barang yang dikirim rusak karena kesalahan SiCepat, Rudy telah menyiapkan mekanisme penggantian. “Kalau barang rusak karena kesalahan kami, barang 100% kami ganti dan 1 kilogram Rp 500 ribu biaya penggantiannya,” kata pria yang hobi diving di luar negeri itu.

Saat ini toko daring yang sudah memercayakan kirimannya kepada SiCepat mencapai 4 ribu-5 ribu toko dengan jumlah kiriman sekitar 45 ribu paket per hari. Rudy mengaku banyak kliennya yang berasal dari promosi mulut ke mulut. Namun, ia juga menggenjot pemasaran melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter. “Tetapi kembali lagi, pemasaran paling ampuh adalah pelayanan terbaik, ketepatan dan kecepatan pengiriman, tidak perlu iklan gede-gedean,” ungkap Rudy yang kini memiliki 1.500 karyawan.

Sejumlah pelanggan yang dihubungi SWA mengaku puas atas pelayanan SiCepat. Erna, penjual produk kecantikan daring melalui Instagram @rahasiacantik, menyukai kecepatan SiCepat yang dapat mengirimkan paket dalam tempo 15 jam saja. Selain itu, fitur SMS Broadcast ke 10 ribu anggota belanja daring per hari dan promosi gratis di akun Instagram SiCepat juga disukainya. “Selain itu, SiCepat memiliki program diskon yang bisa digunakan untuk promo-promo ke customer-nya. Ini efeknya bagus untuk bisnis,” ujar Erna memuji.

Fariz, penjual produk penumbuh cambang di www.misterbrewok.com, mengaku mengenal SiCepat dari petugas penjualannya yang menghubungi. Setelah mencoba, Fariz menyukai layanan penjemputan barang gratis. “Saya jadi tidak perlu susah mengantar barang ke ekspedisi, lalu ada free SMS ke customer saya setelah barang dikirim,” tuturnya. Efeknya, pelanggan Fariz merasa puas pesanannya cepat sampai dan memesan ulang kembali.

Adapun Arie Ginsha, CEO www.ratuwedges.com, mengatakan, awalnya toko daring miliknya yang menjual sepatu modis itu menggunakan jasa pengiriman lain. Namun, satu kondisi membuatnya beralih ke SiCepat. Hasilnya, produk cepat sampai dan konsumen Arie puas. “Menariknya, yang tidak ada dari layanan ekspedisi lain, kami bisa memasang IP Address yang terelasi dengan SiCepat, kami bayar, sehingga proses pengiriman lebih terkontrol dan sesuai estimasi. Pelayanan karyawannya pun sangat mendukung,” kata Arie.

Sampai akhir tahun depan, Rudy menargetkan SiCepat dapat melayani hingga 10 ribu toko daring. “Kami dalam dua tahun ke depan fokus di Jakarta dan sekitarnya, karena pengiriman banyak dari sini,” ungkapnya. Untuk jangka panjang, ia ingin di setiap kecamatan terdapat titik penjemputan SiCepat.(Riset: Elsi Anismar)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved