Entrepreneur zkumparan

Kisah Juragan Sapi Memulihkan Kerugian Rp 700 Juta

Haji Doni, juragan sapi dan pemilik Mall Hewan Qurban. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Seorang wanita memasuki ruang utama Mall Hewan Qurban di Depok, Jawa Barat, pada Kamis pekan lalu. “Saya kemarin yang beli mobil di sini dan mau membeli sapi untuk kurban,” ujar si wanita itu kepada Romdoni, sang juragan sapi dan pemilik Mall Hewan Qurban. Haji Doni, demikian sapaannya, sangat sigap melayani konsumen itu.

Ia menelepon stafnya dan menyodorkan telepon genggam miliknya ke konsumen agar bisa berkomunikasi langsung dengan stafnya itu. Tak lama kemudian, salah satu staf Doni yang lainnya melayani konsumen ini. Demikianlah keseharian Doni di Mall Hewan Qurban. “Melayani konsumen sepenuh hati,” ujar Doni kepada SWA Online.

Popularitas Doni cukup dikenal publik sebagai juragan sapi menjelang hari raya Idul Adha. Sebab, dia melakukan pemasaran yang unik untuk menjual hewan kurban, khususnya sapi. Doni sejak tahun 2002 membuat Mall Hewan Qurban, gerai pajang sapi yang berkonsep mal. Sehari-harinya, tempat ini merupakan showroom mobil bekas PT Dian Mobil yang diubah menjadi gerai pajang hewan kurban sapi setiap kali menyongsong hari raya Idul Adha. Gerai pajang mobil bekas ini dimiliki Doni.

Tak hanya itu, Doni mempekerjakan pramuniaga (sales promotion girl) alias SPG yang berbusana tematik untuk menjual sapi di Mall Hewan Qurban. Harga jual sapi berkisar Rp 14 juta hingga Rp 100-an juta per ekor. Doni pada Idul Adha di tahun 2018 ini menyiapkan 4 ribu hingga 5 ribu ekor sapi. Doni juga memiliki peternakan sapi di Tapos, Bogor dan Lampung.

Kisah manis Doni ini merupakan perjalanan panjang yang dirintisnya sejak masih belia di penghujung tahun 1970-an. Perjalanan Doni mengarungi bisnis sapi tidaklah semulus yang dibayangkan. Pria kelahiran 28 Juni 1965 itu pernah dibekap kerugian sebesar Rp 700 juta. “Kejadiannya sekitar tahun 1989 atau 1990, saya ditipu pelangga yang tidak membayar pembelian 100 ekor sapi, waktu itu rata-rata harga sapi sekitar Rp 7 juta per ekor. Total kerugian Rp 700 juta,” jelas Doni mengisahkan pengalaman pahitnya itu.

Doni nyaris bangkrut. Saat itu, Doni terpaksa menjual mobil miliknya. “Mobil sedan Toyota produksi tahun 1976. Saya jual Rp 4,2 juta, uangnya bukan untuk modal usaha, tetapi saya bagi-bagikan ke anak yatim-piatu,” ia mengenangnya. Tak disangka-sangkanya, keajaiban menghampirinya. “Setelah 44 hari dari peristiwa penipuan itu, saya diberi kepercayaan oleh teman yang baru saya kenal 4 bulan, dia mempercayakan saya untuk menjual 300 ekor sapi yang nilainya Rp 2,1 miliar,” ungkapnya.

Doni tak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli sapi tersebut. Dia bersemangat untuk menjualnya. Dagangannya laris manis karena keseluruhan sapi itu dibeli konsumen. “Kerugian yang Rp 700 juta itu bisa diganti dalam setahun setelah menjual 300 ekor sapi. Saya pun mendapat untung dari hasil penjualan dan digunakan untuk modal usaha,” ia menjabarkan.

Proses panjang bisnis sapinya yang berlika-liku ini menempa mental Doni mengarungi bisnis sapi. Doni merambah bisnis properti yang dimulai sejak tahun 2013. “Saya punya komplek ruko (rumah toko) di Depok untuk disewakan,” sebutnya. Dia mendapatkan pendapatan pasif dari hasil penyewaan ruko yang diberi nama Graha H. Doni. Rata-rata harga sewa rukonya berkisar puluhan juta rupiah per tahun. “Dana membangun ruko dari hasil keuntungan menjual sapi,” cetusnya.

Doni berdagang daging sapi ketika berusia 15 tahun di Pasar Cisalak, Depok, Jawa Barat. Modal awal berjualan daging berasal dari tabungan yang disisihkan dari upah menimba air sebesar Rp 250. Setapak demi setapak, Doni mengumpulkan modal berjualan sapi yang diperoleh dari hasil keuntungan menjual daging sapi itu. Dua tahun kemudian, atau ketika Doni berusia 17 tahun, Doni membeli sapi sebanyak 10 ekor dari modal yang dikumpulkannya sebesar Rp 7,5 juta.

Inilah tonggak awal Doni berbisnis sapi yaitu di awal tahun 1980-an. Usahanya berkembang pesat. Kini, rata-rata penjualan sapi di kisaran Rp 20-an miliar dalam sebulan. “Dalam setahun saya bisa menjual sekitar 6 ribu hingga 7 ribu ekor,” ucap ayah dari 3 anak ini. Dia bekerjasama dengan peternak sapi plasma untuk memasok sapi.

Roda bisnis Doni yang melaju mulus itu tidak membuatnya lupa bersedekah. Ia rutin memberikan sedekah ke panti asuhan dan memberangkatkan mustahik atau karyawannya beribadah umroh dan haji ke Mekkah, Arab Saudi. “Setiap tahun, saya selalu memberangkatkan pegawai pergi umroh atau haji,” jelasnya.

www.swq.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved