Editor's Choice Entrepreneur

Bella Terjun ke Bisnis Mukena

Bella Terjun ke Bisnis Mukena

Muda, cantik dan sukses dalam karier sebagai artis. Itulah gambaran sosok Laudia Cynthia Bella. Nama Bella tidak hanya melambung di dunia sinetron dan film, tapi dia juga eksis di jagad modelling. Gadis kelahiran Bandung, 24 Februari 1988 ini diam-diam mulai memperlihatkan kebolehannya berbisnis. Sejak November 2014 lalu Bella yang baru – baru ini mengenakan hijab, merilis produk anyar mukena berbahan premium dengan harga di atas Rp 500 ribu/piece yang diberi label sesuai namanya: Laudia. Berikut ini penuturan mantan kekasih aktor Chico Jericho itu kepada Arie Liliyah dari SWA Online:

laudya c bela

Sejak kapan mulai membangun bisnis mukena ini ?

Sudah sejak november 2014

Apa latar belakangnya hingga tercetus ide berbisnis mukena ini?

Awalnya ibu saya pernah membuat sendiri sebuah mukena untuk saya. Waktu saya pakai shalat di sebuah masjid dan ada orang yang melihat dan bilang mukenanya bagus. Dia tertarik ingin beli, dari situ saya juga jadi tertarik untuk mulai bisnisnya. Saya kemudian bilang ke ibu saya, mukena buatannya banyak yang tertarik ingin beli, bagaimana kalau dibuatkan saja bisnisnya, jadi awalnya by order.

Lalu,saaya pasang foto-fotonya di media sosial, eh ternyata makin banyak yang mau, jadinya sudah nggak by order lagi, kami bikin saja kemudian dilepas ke pasar.

Sekarang produksinya berapa potong per bulan?

Rata-rata di atas 100 potong per bulan

Dibanderol dengan harga berapa mukenanya?

Harganya di atas Rp 500 ribu dengan bahan yang memang saya pilih dari bahan- bahan mutu premium.

Apakah Anda juga ikut terlibat dalam proses produksinya atau menyerahkan ke penjahit?

Jahitan awal ibu saya sendiri, tapi seiring waktu permintaan makin banyak akhirnya kami pakai tenaga penjahit buat membantu. Saya juga sempat pakai jasa konveksi, tetapi karena ini pakai bahan premium ketika dijahit oleh konveksi hasilnya kurang memuaskan. Jadi sekarang yang menangani proses menjahit ibu saya dan seorang saudara ibu, dan beberapa orang penjahit yang dikontrol langsung oleh mereka.

Kalau desainnya apakah mendesain sendiri?

Iya, saya dan ibu yang mendesain samapai mencari bahannya. Saya sendiri memang sangat suka berburu bahan.

Strategi pemasarannya seperti apa?

Pemasarannya saya masih menggunakan media sosial dan toko online. Tetapi nanti, saya berencana membuka toko di Bandung, saat ini sedang dalam proses mendesain toko, rencananya akan mulai buka tahun ini. Saya buka toko itu pun untuk mengakomodasi calon konsumen yang masih kurang percaya dengan belanja online. Kan masih banyak orang yang tidak percaya jual beli online karena takut tertipu.

Apakah ini bisnis pertama Anda?

Tidak, sebenarnya sebelum membuat mukena saya sempat membuat aksesoris dan pakaian ready to wear. Ya, itu tadi saya hobinya berburu bahan dan mendesain, kemudian didukung ibu yang pintar jahit. Sekarang yang ready to wear dan aksesoris masih jalan, tetapi yang mukena ini membuat saya makin semangat lagi menjalani bisnis ini.

Kenapa tertarik masuk ke dunia bisnis fashion dan aksesoris ini?

Karena saya selalu ingin berkreatifitas, ingin mencoba dunia yang baru diluar profesi saya. Ternyata seru.

Apa yang Anda maksud dengan ‘seru’ dalam dunia bisnis?

Serunya itu ketika produk kita dipakai dan diberi komentar memuaskan, apalagi diposting di sosial media, yang seperti itu yang membuat saya tambah semangat.

Dalam menjalani bisnis ini adakah suka dukanya?

Iya tentu ada, namanya juga bisnis, contohnya kadang ada yang pesan, barangnya sedang dalam proses pembuatan, eh, dibatalin. Yah, itu sempat bikin kesal. Tetapi menuurt saya, masalah apapun itu pasti ada sisi positif dan negatifnya. Jadi dimabil jadi pelajaran saja.

Apakah bisnis mukenanya ini akan dijalankan dengan serius sampai besar?

Saya berniat begitu. Saya sendiri tidak menyangka dari hobi, kemudian iseng membuat mukena jadi bisnis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved