Profile Entrepreneur zkumparan

Mantan Office Boy Ini Jadi Bos Beromset Miliaran

Kisah Bernardus Yosep Te Victoria atau Jos bak mimpi di siang bolong. Bagaimana tidak, perjalanan hidupnya berputar 360 derajad, dari seorang office boy (OB), kini menjelma sebagai bos lima perusahaan dengan omset miliaran.

Bagaimana perjalanan hidup pria 40 tahun berambut gimbal itu? Mengapa Jos membiarkan ibunya tetap berjualan sayur keliling ketika dia sudah meraih kesuksesan?

Berawal dari tanah kelahiran dari keluarga petani transmigran di Lampung, Jos menjalani hari-harinya sebagaimana anak desa yang lain. Pagi sekolah, siang angon kebo dan sore main dengan teman-temannya. Hidupnya bersahabat dengan kekurangan. Ketika SMA pun, ia rela menjadi tukang ojek untuk menambah uang saku.

Keputusannya merantau ke Jakarta pada 1996 dengan bekal ijazah SMA menjadi awal perjuangannya. Ia mau bekerja apa saja untuk bertahan hidup di Jakarta. Pekerjaan awal yang didapatnya adalah menjadi sales. Setelah berhenti bekerja sebagai sales buku, Jos berhasil menjadi pekerja ‘kantoran’ sebagai OB di ANTV ternyata menjadi salah satu titik penting perjalanan hidupnya.

Namun hikmah bekerja sebagai OB waktu itu juga membuatnya sadar bahwa dia punya ketertarikan di bidang penyiaran dan multimedia. Dia sangat antusias memperhatikan kru televisi bekerja. Jos pun acap bertanya pada para kru berbagai hal tentang dunia broadcasting dan multimedia.

“Namun, pernah suatu kejadian buruk, ketika komputer kantor saya pakai belajar ngedit video, ada yang kehapus. Waduh, takut sekali saya saat itu. Untunglah editornya baik dan memaafkan kesalahan saya,” jelas kelahiran 8 September 1978 ini mengenang pengalaman saat bekerja di ANTV.

Kesempatan belajar itu makin luas saat Jos pindah ke MTV Indonesia, juga sebagai OB. Di sana, Daniel Tumiwa, salah seorang pendiri MTV Asia yang menjabat sebagai Head of Marketing, memberi akses belajar seluas-luasnya kepada Jos.

Sembari bekerja dan belajar editing video, rupanya Jos juga menyadari pentingnya pendidikan formal lebih tinggi. Untuk itu, dia mendaftar kuliah di Akademi Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA di Jakarta Selatan. “Namun, karena kesibukan bekerja, saya tidak sampai lulus,”ujarnya dengan terkekeh.

“Kelebihan Yosep (Jos) adalah dia selalu tahu dan berupaya keras menjawab pertanyaan ‘kenapa’ kepada dirinya,” ungkap Daniel, seorang yang dianggap Jos sebagai salah seorang guru terpentingnya dalam bisnis yang dia tekuni saat ini.

Menurut Daniel, ketika Jos menjalani dengan sungguh pekerjaan sebagai OB, dia tahu akan berkenalan dengan orang yang bisa mengubah hidupnya. Ketika meyakini ketertarikannya menangani peralatan shooting, dia tahu suatu hari ia akan memiliki banyak alat untuk memproduksi film. Yosep meyakini kenapa dia harus tahu manajemen, karena dia tahu akan memimpin banyak orang suatu waktu. Dan semuanya terwujud.

Ya, Jos memiliki lima perusahaan dengan total omset miliaran. Perusahan pertama yang dibesut adalah Numedia. Perusahaan ini bergerak pada layanan digital signage untuk media luar ruang.

Setelah itu, Jos mengibarkan bendera Go Line, yakni aplikasi berbasis sistem antrean online. Contohnya, untuk diaplikasikan di rumah sakit.

Bisnis ketiga Jos adalah Numyseed Academy, yaitu kampus yang bergerak di bidang perhotelan dan pelayanan yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat.

Perusahaan keempat adalah Numotion, bergerak di bidang rumah produksi dan graphic house.

Bisnis kelima, Kamubisa.com, yang merupakan Web TV Channel yang menayangkan berbagai video tutorial.

Kendati tidak merangkum semua perjalanan hidup Jos secara detail, beberapa peristiwa unik dan penting termasuk sisi kelam Jos terbaca dalam buku yang diterbitkan Jos berjudul : “I’am Jongos”. Alhasil, kita dapat menemukan apa yang menjadi titik tolak serta daya juang Jos untuk mengubah takdir hidupnya.

Lebih dari sekadar mendokumentasikan sebagian perjalanan hidup Jos, hal penting dari buku ini adalah sebuah inspirasi kerasnya bagaimana perjuangan seorang manusia mengubah takdir hidupnya, dari seorang jongos hingga mampu menjadi bos perusahaan beromset miliaran.

Di sela-sela kesibukannya saat ini, Jos ingin pensiun di usia 45 tahun. Di usia itu, Jos bertekad membangun ‘rumah pintar’, sejenis panti penampungan bagi anak-anak yang diyatim piatukan keadaan. Di rumah ini akan diajarkan aneka macam skill mulai dari berkebun, beternak, kebengkelan, hingga multimedia, untuk melatih jiwa entrepeneur mereka sekaligus menumbuhkan mental pemberi dan mengikis habis mental peminta. “Hidup bukan semata soal hitung-hitungan. Ada saatnya memberi pelayanan,” jelas Jos tentang alasan pendirian yayasan rumah pintar ini.

Lantas, mengapa sampai sekarang ibunya dibiarkan berdagang sayur keliling?”Saya sudah beberapa kali memohon ibu berhenti dagang sayur dan saya ganti keuntungannya berapa tiap hari. Namun beliau tidak mau. Jadi, bagaimana lagi mungkin ibu saya menemukan kebahagiaan dengan berdagang sayur dan tetap dapat beraktivitas,” jelas ayah tiga anak ini.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved