Entrepreneur

Mantan Sales Ini Jadi Juragan Toko Emas di Bandung

Mantan Sales Ini Jadi Juragan Toko Emas di Bandung

Tahun 1989 Ferriyady Hartadinata masih dikenal sebagai sales perhiasan emas di Bandung dan sekitarnya. Namun, siapa sangka jika saat ini dia populer sebagai pengusaha perhiasan emas yang memiliki 7 toko emas dan 4 pabrik perhiasan emas di Soreang, Bandung. Bisnis toko emas yang mempekerjakan 500 orang karyawan itu di bawah payung PT Hartadinata Abadi. Juga, menjalin kemitraan bisnis dengan 600 usaha ritel perhiasan emas di seluruh Indonesia.

Ihwal Ferriyady pindah kuadran dari karyawan perusahaan perhiasan emas yang bertugas menjajakan perhiasan emas dari pintu ke pintu menjadi seorang pengusaha, dimulai ketika dia berani memutuskan berhenti jadi orang gajian pada 1997. Dengan jam terbang sekitar 8 tahun bergelut di dunia kemilau logam mulia, tahun 1998 dia pun percaya diri membuka toko emas perdana yang masih sederhana di Cibaduyut, Bandung.

Ferriyady Hartadinata, Owner bisnis perhiasan emas PT Hartadinata Abadi (ke-2 dari kiri) dan Suparni Parto, franchisee toko emas ACC (ke-3 dr kiri)

Sarjana Ekonomi lulusan salah satu universitas swasta di Bandung itu paham betul tentang seluk beluk bisnis perhiasan emas di Indonesia. Selama ini masyarakat sering curiga dengan kejujuran pengelola toko emas atas timbangan dan karat/kadar emas suatu perhiasan yang dibeli. Untuk itu, Ferriyady ingin memberikan alternatif ke masyarakat bahwa ada lho toko emas yang jujur dan bisa diuji kadar/karat emas dan berat timbangan perhiasan emas yang dijualnya.

Dengan resep bisnis toko emas seperti itu, tak heran jika seiring berjalannya waktu, kepercayaan konsumen makin meningkat di toko emas milik Ferriyady. Alhasil, satu demi satu toko dibuka, sampai akhirnya kini (setelah 19 tahun beroperasi Hartadinata), dia memiliki 7 toko milik sendiri dan 1 toko yang diwaralabakan. Jadi, total ada 8 toko emas.

Dari 8 toko-toko emas tersebut, Ferriyady membaginya dalam tiga kategori. Kategori pertama, Claudia Perfect Jewelry (ada 2 toko), konsepnya toko emas berlian premium yang lokasinya ada di mal-mal. Kedua Celine Jewelry (ada 2 toko), toko emas di pusat perbelanjaan. Ketiga, toko emas ACC (4 toko) yang lokasinya ada di pasar atau pusat perdagangan dengan segmen pasar middle low.

“Untuk pengembangan toko emas ACC, mulai tahun 2017 ini saya kembangkan dengan sistem waralaba. Nilai investasinya minimal Rp4 miliar sampai tak terhingga, tergantung kebutuhan investornya. Dan untuk menyuplai toko-toko emas itu, kami memiliki 4 pabrik perhiasan emas di Bandung. Kapasitas pabrik adalah 2.500 kilogram per bulan,” jelas bos dari 509 karyawan ini.

Hingga akhir tahun 2017, Ferriyadi mematok target untuk membuka 10 toko waralaba ACC. Sedangkan 5 tahun ke depan, pihaknya berambisi untuk ekspansi buka 120 toko emas ACC di seluruh Indonesia. “Kami harapkan, investor waralaba toko emas ACC tidak hanya di Bandung dan sekitarnya, tapi juga berasal dari seluruh wilayah Nusantara,” pria berkacamata ini menegaskan.

Sebelumnya, hasil riset EuroMonitor Internasional menegaskan bahwa industri perhiasan di dalam negeri diprediksi bakal kembali mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu karena kondisi ekonomi dan permintaan pasar yang naik. Berdasarkan studi Euromonitor International, tahun lalu industri perhiasan dalam negeri tumbuh 13 persen atau senilai Rp 21 triliun. Kondisi ekonomi yang melesu pada tahun lalu sama sekali tidak berdampak pada pertumbuhan industri perhiasan. Faktor utama pertumbuhan tersebut disebabkan oleh dorongan status sosial, yang menyebabkan masyarakat berbelanja perhiasan. Di pihak lain, banyak pihak yang membeli perhiasan dilatarbelakangi oleh motivasi untuk berinvestasi dan mengikuti tren fashion terkini.

Terobosan Waralaba Toko Perhiasan Emas

Saat ini, PT Hartadinata Abadi adalah satu-satunya pabrikan perhiasan emas yang menawarkan bisnis toko emas dengan pola waralaba dengan nama toko emas ACC. Ini adalah salah satu strategi bisnis perusahaan untuk memperluas cakupan pasar. Sistem waralaba ini membuka kesempatan kepada masyarakat untuk memasuki bisnis toko perhiasan emas yang umumnya tertutup dan merupakan usaha turun-temurun.

“Selama ini orang punya uang tetapi tidak bisa dengan mudah membuka toko perhiasan emas. Kami telah melakukan kajian terkait prospek pasar perhiasaan emas di dalam negeri dan optimistis waralaba yang ditawarkan tersebut sangat kompetitif dengan perkiraan omset penjualan yang dapat diraih,” ujar Ferriyady tentang alasannya menawarkan pola franchise toko emas ACC.

suasana toko emas ACC

Peresmian Toko ACC ke-8 dengan sistem waralaba pertama tersebut berlangsung di Toko ACC, Jalan Kopo Sayati, Bandung. Pembeli hak franchise ACC yang pertama adalah Suparni Parto, seorang pensiunan perwira polisi di Bandung, dengan nilai investasi toko Rp 7 miliar.

“Produk perhiasan emas buatan Hartadinata Abadi sangat dikenal karena memiliki kualitas terbaik, unik, dan dapat menjawab selera serta tuntutan gaya hidup masa kini. Permintaan terhadap produk perseroan tersebut terus menerus meningkat dari tahun ke tahun, dengan pangsa pasar yang makin luas dan beragam. Saya tidak ragu untuk bekerja sama dengan Hartadinata Abadi karena produk perusahaan ini memiliki karakter yang kuat dan bakal diterima luas oleh pasar di dalam negeri,” kata Suparni dengan nada optimistis.

Direktur Utama PT Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto, mengatakan, toko ACC dengan sistem waralaba menandai era keterbukaan dalam rangka mencari dan menggandeng mitra-mitra potensial yang berkomitmen untuk maju bersama di bisnis perhiasan emas di dalam negeri.

“Kami ingin meningkatkan nilai tambah dari bisnis yang kami geluti saat ini dengan memberikan kesempatan kepada mitra potensial dan investor yang tertarik bergabung dalam jaringan penjualan perseroan dan meraih keuntungan bersama. Kami meyakini, langkah ini bakal sangat membantu masyarakat untuk lebih mudah memiliki perhiasaan emas yang berkualitas dengan desain up-to-date dan sesuai selera masyarakat,” tambahnya.

Paket waralaba terendah yang ditawarkan perusahaan senilai Rp4 miliar bergantung kepada luasan toko dan keinginan mitra investor. Hartadinata akan mensuplai perhiasan emas sesuai dengan nilai investasi, peralatan dan sistem penjualan serta pengetahuan dalam mengelola toko perhiasan emas.

Royalti dari sistem kemitraan tersebut ditetapkan 70%:30% untuk franchisee dan Hartadinata Abadi yang dihitung dari nilai untung bersih (net profit). Keuntungan bermitra dengan Hartadinata Abadi adalah suplai produk yang stabil dengan model perhiasan up-to-date dan manajemen pengelolaan. Dua keunggulan ini akan menjadi senjata bagi mitra usaha untuk berkompetisi dengan toko perhiasan emas lainnya.

Management fee waralaba toko emas ACC ditetapkan Rp 500 juta untuk masa kontrak 5 tahun kerja sama. Setelah periode itu berakhir, bisa diperpanjang lagi kerja samanya dan dikenakan biaya lagi. Adapun target titik impas (break event point) akan dicapai sekitar 3-4 tahun.

“Selama ini orang punya uang tetapi tidak bisa dengan mudah membuka toko perhiasan emas. Kami telah melakukan kajian terkait prospek pasar perhiasaan emas di dalam negeri dan optimistis waralaba yang ditawarkan tersebut sangat kompetitif dengan perkiraan omset penjualan yang dapat diraih,” katanya.

Pada 2003 Hartadinata Abadi hanya melayani permintaan perhiasan emas sekitar 100-150 kg per bulan. Sejalan dengan bertumbuhnya pangsa pasar perhiasan emas di dalam negeri, perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 20-25% setiap tahunnya.

Tahun 2017 ini, target produksi perseroan sekitar 700 – 750 kilogram (kg) per bulan dari 600 kg per bulan pada tahun lalu. “Rata-rata pertumbuhan bisnis kami di Hartadinata Abadi adalah 20%-25% setiap tahunnya. Market share kami masih sekitar 10% di tingkat nasional,” ucap Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved