Entrepreneur

Mengky Mangarek, Kerja Keras dan Going Extra Miles

Mengky Mangarek, Kerja Keras dan Going Extra Miles

Krisis seringkali menjadi suatu momen titik balik. Begitu juga dengan apa yang dialami Mengky Mangarek, Chief Operational Officer PT Cyberworld Network Indonesia (CNI), perusahaan yang mengembangkan business center (Bizxpress) secara franchise. Pria penyandang gelar Master of Business Administration dari California State University sejak 1998 ini langsung banting stir menjadi seorang wiraswasta dari sebelumnya sebagai bankir yang sempat singgah di beberapa bank internasional macam Citibank dan Standard Chartered.

Mengky Mangarek

Pada 2000, Mengky putuskan untuk membuka toko komputer di Mangga Dua di bawah bendera PT Digital Multi Komputindo. “Pada masa krisis ekonomi akhir 1990-an, saya memutuskan untuk berwiraswasta. Saat itu buka toko komputer dan aksesoris komputer di Mangga Dua,” cerita pria kelahiran 17 Maret 1972, saat ditemui pada pembukaan cabang ke-9 Bizxpress di Plasa Setiabudi 2, Kuningan, Jakarta, pada Rabu (6/2). Pilihannya untuk membuka toko komputer ini memang tidak jauh dari minatnya pada bidang teknologi informasi (TI).

Sambil menjual produk komputer beserta aksesorisnya, ia juga mendalami lebih jauh mengenai teknologi informasi hingga akhirnya ia ditawari menjadi konsultan TI di perusahaan business center milik temannya sebagai konsultan TI. Pengetahuan dan jaringannya ke banyak produsen produk TI membuatnya dipercaya untuk mengembangkan sistem TI di perusahaan business center itu.

“Setelah 6 tahun buka toko, saya ditawari jadi konsultan TI karena saya kenal dengan banyak vendor komputer dan produk TI lainnya. Saya diajak teman saya untuk terlibat di usaha business center-nya sebagai konsultan,” ungkap Mengky yang menyelesaikan studi S1-nya di Jurusan Akuntansi Tarumanegara. Saat menjadi konsultan TI di perusahaan business center milik temannya itu, ia bandingkan dengan apa yang ia ketahui tentang business center ketika ia magang di salah satu business center di Amerika, yang juga merupakan anak perusahaan UPS.

“Business center di Amerika dan Indonesia berbeda, terutama karakter orang-orangnya. Orang Amerika sangat disiplin dan sangat bekerja keras. Selain itu, orang Indonesia masih menggunakan perkiraan. Berbeda dengan orang Amerika yang harus benar-benar dan langsung ‘test the water’,” jelas Mengky yang juga aktif di komunitas game online dan turut membantu penyelenggaraan ajang World Cyber Game Competition sejak 2000 hingga 2008.

Pengalamannya di usaha business center, membuat Mengky ditarik oleh Andri Wongso dan Piandi, pendiri PT CNI, sebagai Business Development Manager pada 2012 dan pada 2013 ia langsung diangkat sebagai Chief Operating Officer. Menurutnya, dalam berkarir, tidak cukup hanya bekerja cerdas. Kerja keras tetap harus dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. “Selain itu perlu disiplin dan going extra miles. Kita harus bekerja melampaui batas kemampuan kita,” tuturnya yang sempat mencapai rekor penjualan aplikasi penerjemah Trans Tool mencapai Rp 1,5 miliar dalam setahun melalui toko komputernya.

Mengky mengatakan bahwa dirinya selalu menjaga trust yang sudah terbangun dalam berkarir maupun berbisnis. Selain itu, inovasi dan kerja keras merupakan hal lainnya yang ditekankan Mengky. Obsesinya ke depan yaitu membawa Bizxpress menjadi pemimpin pasar di industri business center. Selain itu, ia menargetkan CNI bisa melantai di bursa pada 2017 dan dapat membuka 400 cabang dalam waktu 4 tahun, dari hanya 9 cabang saat ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved