Entrepreneur

Misi Erix Soekamti Lewat Does Community

Misi Erix Soekamti Lewat Does Community

Malam anugerah Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) 2016 telah digelar. Erix Soekamti menjadi pemenang favorit, lewat voting online di website resmi DSEA 2016 serta akun Facebook dan Twitter resmi Danamon. Erik berhak mendapatkan hadiah total sebesar Rp 60 juta, sementara keempat peraih DSEA 2016 lainnya menerima hadiah uang tunai masing-masing sebesar Rp 40 juta.

“Motto Does Community adalah mandiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya. Target kita ke depannya ingin membangun does university melalui pengembangan usaha-usaha yang ada,” kata Erix.

erix-soekamti-dsea-2016

Erix Soekamti (tengah)

Vokalis Grup Band Endank Soekamti ini tak ingin melihat sekitar 2,2 juta fans hanya bersorak atau berfoto bersama saat manggung. Dia ingin memberdayakan para fans yang tergabung dalam Kamtis Family agar berguna bagi lingkungan di sekitarnya. Dari Diary of Erix Soekamti (Does), hatinya tergerak untuk mendirikan Does Community. Di sini, anak-anak bisa menimba ilmu gratis sesuai bidang yang disukainya.

“Visi Lulusan Does University adalah wajib membuat konten yang bisa dijual sendiri nantinya, sebelum mereka memutuskan bekerja di Production House,” kata Erix.

Untuk tahap awal, ia fokus ke bidang animasi yang dekat dengan dunia anak-anak dan anak muda. Erix menggunakan dana hasil penjualan merchandise Endank Soekamti untuk membiayai seluruh kegiatan di Does Community. Bermodal awal Rp 300 juta, Erix memulainya pada 2015 dengan 10 orang fans sebagai siswa. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Balikpapan.

Anak didiknya dikarantina selama sekitar 6 bulan, gratis. Untuk menambah sumber pendanaan bagi operasional sekolahnya, Does Community berkolaborasi dengan pengusaha di Yogyakarta untuk menghasilkan NOKNBag dan para pengrajin di Semarang dalam menghasilkan Does Ring (Cincin Does). Ini dilakukan agar para siswa, yang kini berjumlah 58 orang, bisa mandiri ke depannya.

“Selama orang masih butuh baju, kita masih bisa jualan baju, tas, dan produk makanan. (Kami) berkolaborasi dengan siapapun. Yang kita tawarkan adalah kesadaran dan kebutuhan bahwa dana itu untuk operasional sekolah,” kata Erix.

Pria lelaki kelahiran Surabaya, 31 Maret 1982 ini menjelaskan tak menutup kemungkinan materi belajar bertambah, tidak hanya animasi. Para siswa yang menyukai bidang lain seperti sulap misalnya, akan diarahkan untuk mempelajari hal tersebut dari ahlinya. Ia menyebutkan pernah meminta pesulap terkenal, Demien untuk mengajar di Does Community yang berlokasi di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

“Rencananya, tahun depan, kelas programmer akan dibuka. Tak hanya itu, jika ada yang berbakat tari, akan kami carikan gurunya. Semua dijalani se-natural mungkin, mencari guru serta ilmu berjalan apa adanya,” kata dia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved