Entrepreneur

Muhammad Assad, Himpun Dana Miliaran dengan Modal Kepercayaan

Muhammad Assad, Himpun Dana Miliaran dengan Modal Kepercayaan

Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat pada orang lain dan selalu berusaha melakukan yang terbaik di mana pun ia berada. Nilai-nilai inilah yang selalu dipegang teguh Muhammad Assad dalam segala aspek kehidupannya, termasuk dalam berbisnis. Dengan memegang teguh nilai ini, Assad percaya bahwa segala kemudahan untuk menjadi sukses akan menghampiri.

Muhammad Assad, yang dikenal melalui bukunya yang berjudul “Notes from Qatar” (NFQ) ini, baru memulai bisnisnya di bidang investasi, yaitu Rayyan Capital (PT Rayyan Global Investama). “Rayyan Capital merupakan perusahaan pengelola dana investasi di mana investasi itu kami masukkan ke portofolio bisnis yang menurut kami visible,” ujar Assad, anak terakhir dari dua bersaudara yang lahir di Jakarta, 16 Januari 1987.

Dalam dua bulan, sejak berdiri pada Nopember 2012 lalu, Assad mengaku dapat mengumpulkan dana investasi sebesar Rp 1 miliar dari investor individual. Saat ini, portofolio bisnis yang tengah dikembangkan Assad dan seorang mitranya yang ikut mendirikan Rayyan Capital, Edwyn Rahmat, ialah bisnis resto. “Bisnis resto yang sedang dikembangkan yaitu Jakarta Coffee House dan Jakarta Steak House di Kemang yang baru mulai awal tahun ini,” ungkap Assad yang bukunya (NFQ dan NFQ2) sudah terjual sebanyak 30 ribu kopi dan sudah mencapai cetakan ke-10.

Minat Assad dalam bisnis memang sudah terlihat dari pilihan bidang studinya di perguruan tinggi. Untuk jenjang S1, ia mengambil Program Business Information System, University of Technology Petronas (UTP), di mana ia mendapat beasiswa penuh dari Petronas. Kemudian, untuk studi S2-nya, Assad belajar Islamic Finance di Qatar Faculty of Islamic Studies yang juga dibayai atas beasiswa, kala itu dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Haad bin Khalifa Al-Thani. Ketika Assad melanjutkan studi di Qatar, ia pun membagikan pengalamannya melalui blog pribadinya hingga akhirnya tulisan di blog-nya itu diterbitkan menjadi buku pada Januari 2011.

Kesuksean NFQ di pasar direspon sAssad dengan membuat NFQ Grup. “Tujuannya untuk mengembangkan anak-anak muda,” ungkap Assad sembari menjelaskan bahwa NFQ Grup ini memiliki rangkaian program seperti NFQ Trip, NFQ Umroh, NFQ Outbond, NFQ Gathering, NFQ Peduli, dengan anggota hampir mencapai 50 ribu orang. “Contohnya adalah program NFQ Trip. Yang membedakan dengan trip-trip lainnya, yaitu 3S (Senang-senang, silaturahim, sedekah). Jadi, dari biaya trip yang dibayarkan peserta, sebagiannya kami salurkan untuk sedekah,” pehobi lari dan travelling yang merupakan anak dari Abdul Mughni dan Revy Tharmidi.

Selain aktif menjalankan bisnis dan aktif di NFQ Grup ini, Assad juga kerap membuat seminar yang di dalamnya ia membawakan beberapa topik seperti sedekah, entrepreneurship, dan kepemimpinan untuk generasi muda. Baginya kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang sesuai nilai-nilai AVIRA, (Adaptive, Visionary, Inovative, Reponsible, dan Action). “Kepemimpinan yang baik adalah yang berlandaskan nilai-nilai itu dan saya terus berusaha menerapkannya baik dalam bisnis maupun kehidupan keseharian lainnya,” ungkap Assad yang tengah menulis buku lainnya tentang “99 Hijab Stories”

Pada 2013 ini, Assad menargetkan dapat membuka lapangan kerja bagi 1.000 orang di Indonesia. Hal ini akan diraihnya melalui penambahan portofolio bisnis Rayyan Capital di bidang agribisnis, properti, dan energi (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). DI bidang resto, Assad menargetkan akan menambah 10 gerai Jakarta Coffee House dan lima gerai Jakarta Steak House. Sedangkan nilai investasi yang ditargetkan pada 2013 ini, tanpa mengikutsertakan proyek energi, mencapai Rp 30 miliar.

“Saya mau jadi pionir di bidang energi surya. Saat ini saya tengah menjajaki mitra dari Jerman. NIlai investasi di sektor energi ini bisa mencapai US$ 20 juta,” ungkap Assad yang selalu ingin menjadi bermanfaat bagi orang lain. Berikut wawancara Denoan Rinaldi dengan Muhammad Assad:

Muhammad Assad

Latar belakang pendidikan?

Untuk jenjang S1, saya ambil Program Business Information System, University of Technology Petronas (UTP), di mana saya mendapat beasiswa penuh dari Petronas. Kemudian, untuk studi S2-nya, saya belajar Islamic Finance di Qatar Faculty of Islamic Studies yang juga dibayai atas beasiswa, kala itu dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Haad bin Khalifa Al-Than.

Bisnis yang ditekuni saat ini?

Perusahaan investasi atau Private Equtiy (PE) bernama Rayyan Capital yang menginvestasikan uangnya di beberapa portofolio bisnis, di mana portofolio bisnis itu dioperasikan oleh Rayyan Capital sendiri. Bukan memberikan dana investasi itu ke pihak lain. Jika pada wawancara sebelumnya saya menyebutkan terdapat dua bisnis dari di bidang resto, yaitu Jakarta Coffee House dan Jakarta Steak House. Perkembangan saat ini, kami memiliki tiga portofolio bisnis.

Portofolio yang pertama di bidang ritel, yaitu Deli Cheez (cheese stick). Kami akan jual cheese stick ini seperti model penjualan Ma’icih. Kami mengakuisisi perusahaan produsen cheese stick. Saya lupa nama perusahaannya. Untuk Deli Cheez ini nama Perusahaannya, PT Deli Cheez Indonesia setelah diakuisisi. Target pasar produk ini adalah anak-anak muda yang ingin berbisnis tapi modalnya minim. Ide ini muncul dari banyaknya anak muda pembaca buku Notes from Qatar (NFQ) yang menanyakan ke saya tentang keinginan mereka yang ingin berbisnis namun dengan modal minim, yaitu sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Maka saya buat Deli Cheez ini sehingga mereka bisa menjadi reseller untuk Deli Cheez ini. Jadi, kami menggunakan sistem reseller. Kami ingin meraih reseller sebanyak-banyaknya.

Saat ini kami sudah mulai produksi. Pada April nanti, untuk awal, target kami dapat meraih 100 reseller. Nantinya tiap bulannya ditargetkan akan dapat meraih 100 reseller. Untuk produksinya, saat ini kami tengah memproduksi 10.000 bungkus dengan berat per bungkusnya 80 gram, sekitar 80-100 kg per bulan. Deli Cheez sudah mulai diproduksi sejak bulan lalu. Mungkin awal bulan depan mulai dipasarkan. Jadi Deli Cheez ini untuk menjaring pasar anak-anak muda yang baru belajar bisnis. Target ke depannya, Deli Cheez akan memperbanyak reseller terlebih dulu untuk tahun ini sebagai pengenalan produk.

Nantinya setiap portofolio bisnis akan dibuatkan anak perusahaan jika sudah berkembang jadi besar. Seperti bidang food and beverage, kami ada rencana untuk buat anak perusahaan sehingga mereka bisa fokus dan Rayyan Capital sebagai holding-nya.

Portofolio kedua di bidang food and beverage, yaitu Signature Coffee. Mengenai Signature Coffee ini merupakan pengganti dari Jakarta Coffee House. Kami tidak jadi menggunakan nama Jakarta Coffee House. Saat ini kami menggunakan brand “Signature Coffee”. Pada awal Januari, saat itu kami memang memilih untuk mengembangkan Jakarta Coffee House dengan skema kami hanya menyuntik dana ke mereka dan mereka kembangkan. Ternyata ada ketidaksepakatan dengan mereka, maka kami buat brand sendiri. Brand Signature Coffee ini milik kami sendiri. Berbeda dengan Jakarta Coffee House di mana dikembangkan oleh pihak lain dan kami hanya menaruh investasi saja di sana. Saat ini kami sudah berkembang. Sudah ada investor baru di kami dan akan membuka gerai di Kemang Raya.

Mengenai investasi pada Signature Coffee, untuk gerai di Slipi kami investasi sekitar Rp 1 miliar. Untuk gerai d Kemang Raya sekitar Rp 2,5 miliar. Nilai ini sudah semuanya, termasuk sewa tempat, operasional, desain, dan lainnya. Untuk Signature Coffee, targetnya kami dapat membuka lima gerai hingga akhir tahun ini. Keunikan Signature Coffee, pertama, adalah kopi asli Indonesia. Konsepnya, seperti namanya (signature), kami menawarkan experience. Bukan hanya kopi yang spesial, kami gunakan kopi arabika yang premium, tapi juga setiap tempat kami kami buat suasana hommy. Dari segi harga, harga kopi yang kami tawarkan medium namun dengan kualitas yang premium.

Portofolio yang ketiga yaitu di bidang energi, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Untuk PLTS ini tahapnya masih penjajakan, masih belum MoU.

Mengapa tertarik menekuni bisnis perusahaan investasi ini?

Karena memang suka dengan bidang investasi dan sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Dengan siapa mengawali bisnis ini?

Edwyn Rahmat.

Bagaimana modal dan pembagian tugasnya?

Edwyn lebih ke operasional yang mengurusi hal detil, kontraktor, dan segala macamnya. Kalau saya memegang investor relations. Mengenai permodalan, modal awalnya hanya modal untuk membuat PT saja. Jadi, Rayyan Capital benar-benar hanya bermodalkan ide, konsep, dan jaringan. Misalnya kami memiliki ide untuk membuat coffee house, maka kemudian kami ajukan ide ini ke investor. Nah investor itu mengandalkan networking. Jadi, kami tidak keluar uang sama sekali, kecuali untuk membuat perusahaan.

Bagaimana perkembangan permodalan Rayyan Capital saat ini?

Cukup baik. Jika pada awal dana yang bisa dikumpulkan sekitar Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. Saat ini sudah mencapai sekitar Rp 3 miliar. Dana investasi ini dikumpulkan dari investor perorangan yang berjumlah lima orang dengan minimal dana investasi per orang sebesar Rp 500 juta. Ke depannya kami juga menyasar investor lembaga.

Bagaimana memasarkan Rayyan Capital sebagai perusahaan pengelola dana investasi kepada investor?

Bisnis ini didasarkan pada hubungan, relationship. Maka trust yang dibutuhkan. Jadi menurut saya, tidak ada tipsnya mengenai hal ini. Kalau pun ada ialah coba menjalin hubungan sejak dini sebelum membutuhkan. Terkait kasus saya, saya telah memiliki nama yang cukup dikenal melalui NFQ sehingga hal ini menimbulkan trust di mata orang lain. Hal yang sulit adalah pada saat memulainya. Nah, setelah kami buka gerai di Slipi, jalan ke depannya cukup enak. Jadi sudah ada buktinya, bukan hanya sekadar nama.

Apa ada cara unik untuk memasarkan produk Rayyan beserta unit bisnis di bawahnya?

Cara unik saya dan mitra saya, kami lebih banyak mencari info di internet. Kita bisa melihat apa yang terjadi di dunia luar hanya melalui internet. Itu yang kami lakukan. Misalnya, kami melihat konsep bagus di Jepang. Kami coba adaptasi dan modifikasi untuk pasar di Indonesia. Karena saya pikir tidak ada model bisnis yang murni dibangun dari awal. Di Rayyan Capital, kami selalu memberikan value yang berbeda. Maka tagline kami yaitu ‘Re-create value”.

Apa tantangan dan kesulitan selama ini dalam mengembangkan bisnis?

Kesulitannya, awalnya adalah ketika membangun trust kepada investor karena kami merupakan pemain baru. Bagaimana meyakinkan orang adalah tantangan bagi kami sebagai pemula. Pengalaman menulis buku dan kuliah di luar negeri merupakan modal utama yang bisa dijadikan trust.

Bagaimana kinerja bisnis Rayyan Capital bersama unit usaha di bawahnya?

Pendapatan dari penjualan sudah ada walau kami baru buka. Jadi dari sisi angka belum bisa di-review. Namun progresss–nya bagus, sesuai dengan apa yang kami rencanakan. Jumlah karyawan saat ini, di Rayyan Capital ada enam orang, di Signature Coffee Slipi ada empatorang, dan Signature Coffee Kemang ada 12 orang karena luasnya lebih besar, yaitu 250 m2, dibanding yang di Slipi sekitar 60 m2. Pendapatan kasar secara sales, gerai di Slipi sekitar Rp 50 juta sebulannya. Nilai ini untuk bulan awal. Kami menargetkannya mencapai Rp 300 juta per bulannya di bulan keempat.

Rencana dan target ke depan?

Kami sedang fokus untuk merealisasikan bisnis di bidang energi. Tahun ini dipastikan bisa dimulai. Rencananya untuk merealisasikan bisnis ini butuh dana sekitar US$ 20 juta di mana untuk meraih dana sebesar ini kami harus bekerja sama dengan lembaga keuangan dan kami memang tengah berusaha menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan private equity yang besar di Tanah Air. Biasanya untuk membiayai proyek, 70% dibiayai pinjaman dari bank dan 30% dari equity. Nah 30% ini dari mitra PE kami. Untuk vendor teknologi kami kerja sama dengan pihak Jerman, yaitu Solar World. Rencananya proyek PLTS ini akan dibangun di NTB. Ada beberapa faktor, pertama, kami memang memiliki link dan channel untuk ke NTB, kedua, panas di daerah NTB memang bagus.

Obsesi?

Passion saya di bidang investasi dan keuangan. Saya ingin membawa Rayyan Capital sebagai perusahaan investasi terbaik di Indonesia dengan portofolio-portofolio bisnis yang memang bisa memberikan banyak manfaat bagi orang-orang. Arti Rayyan sendiri adalah pintu surga. Jadi kami ingin memberikan kenikmatan surga bagi orang banyak… ha…ha…ha. Idola saya di bidang ini adalah Sandiaga Uno yang saat ini juga merupakan mentor saya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved