Entrepreneur

Platinum Circle Berusaha Rangkul Indonesia

Platinum Circle Berusaha Rangkul Indonesia

Melihat kondisi perekonomian Indonesia yang dapat tetap tumbuh di tengah terpaan krisis keuangan global, potensi serta prospek ekonomi Indonesia yang menjanjikan ke depan, Platinum Circle berupaya rangkul pasar Indonesia dengan menyelenggarakan pertemuan Insiatif Future Global 100 (FG100) di Jakarta, Kamis (23/2).

“Tujuan kami mengadakan pertemuan global ini di Indonesia karena menurut kami Indonesia harus bersuara dan berpartisipasi lebih besar di perekonomian global ke depannya. Alasannya, karena kami pikir Indonesia dapat masuk dalam 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 jika Indonesia tetap bisa stabil dengan pertumbuhan sebesar 6% tiap tahunnya sejak tahun ini,” ungkap Lionel Lee, ketua Platinum Circle.

Platinum Circle sendiri merupakan sebuah kelompok bisnis global yang dikembangkan Lionel Lee sejak 2003, di dalamnya terdiri dari lembaga pemerintah, lembaga antar-pemerintah, perusahaan dengan pendapatan tahunan melebihi US$ 100 juta. Dalam Platinum Circle telah tergabung lebih dari 350 pemimpin bisnis global dan perwakilan pemerintahan lebih dari 35 negara untuk berbicara mengenai masa depan perekonomian dunia, pasar, dan bisnis di tujuh kota dunia. Beberapa di antaranya yaitu World Trade Organization, Asian Development Bank, DHL, Bin Zayed Group, Silah Gulf, Melewar Group, PT. Ilthabi Rekatama, SAP, ANZ, Philips Electronics, Huawei Technologies, China Chamber of International Chamber, dan lainnya.

Menurut Lionel, Inisiatif FG100 ini merupakan program dari Platinum Circle yang fokus membahas mengenai pembentukan masa depan perekonomian dunia, pasar nasional, bisnis,dan industri melalui masukan kolektif dari para pemimpin bisnis, pemerintah, dan organisasi antar-pemerintahan. “Sesuatu yang berusaha kita raih melalui inisiatif FG100 adalah mencoba membawa pemimpin bisnis, organisasi pemerintah, dan organisasi antar-pemerintah di seluruh dunia ke dalam satu program yang fokus pada masa depan ekonomi dunia. Itu posisi yang kita ambil,” jelas Lionel.

Jakarta merupakan kota ke-enam tempat diselenggarakannya pertemuan FG100 dari total tujuh kota. Sebelumnya, FG100, yang baru diluncurkan pada Juli 2011 ini, diselenggarakan di Singapura untuk pertama kalinya pada 4 Juli 2011. Kemudian diikuti oleh Mumbai (India) pada 4 Agustus 2011, Shanghai pada 7 September 2011, Kuala Lumpur pada 5 Oktober 2011, dan Hongkong pada 3 Nopember 2011.

Ia menambahkan, Inisiatif FG100 ini diimplementasikan dalam tiga fase. Fase pertama, yaitu pertemuan untuk membuat agenda, kesepakatan, dan kompilasi FG100 White Paper (Laporan FG100). Fase kedua, yaitu pembentukan komunitas FG100, termasuk di dalamnya pengelompokkan nasional dan regional dengan pertemuan tahunan dan laporan prediksi mengenai perekonomian nasional dan industri. Fase ketiga, yaitu pertemuan global dari komunitas FG100 dan laporan dari FG100.

Rangkul Indonesia

Terkait dengan penyelenggaraan FG100 di Jakarta kali ini, Lionel kembali menyatakan bahwa pihaknya meminginginkan untuk meningkatkan suara Indonesia dalam inisiatif dan agenda ini dengan mengikutsertakan lebih banyak perusahaan Indonesia dan juga pemerintah Indonesia. Menurutnya, beberapa perusahaan yang bergabung pada pertemuan inisiatif ini, yaitu Telkomsel, Axis, MAP. Namun, lanjutnya, beberapa perusahaan ini masih belum merepresentasikan perusahaan Indonesia secara keseluruhan. Maka Lionel, bersama dengan co-chairman lainnnya dari kalangan bisnis dan pemerintahan berbagai negara yang hadir pada pertemuan FG100 ini di Jakarta, berupaya mencari dan mengidentifikasi perwakilan dari Indonesia yang dianggap dapat mewakili suara Indonesia.

Perwakilan suara Indonesia itu, lanjut Lionel, terdari dari tiga konstituen yang berasal dari kalangan perusahaan besar Indonesia, pemerintah lokal di Indonesia, dan perusahaan asing di Indonesia yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia ke depannya. “Jadi, kelompok yang kita cari itu akan memiliki pengaruh pada perekonomian Indonesia ke depannya. Kita akan mencari atau melihat, siapa dari tiga konstituen ini yang akan merepresentasikan masa depan Indonesia berdasarkan perkembangan dari tahun ke tahun,” ujar Lionel.

Terkait dengan potensi perekonomian Indonesia, Sam Ang, CEO DHL Global Forwarding regional Asia Tenggara, menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berkembang cepat dalam kurun waktu 15 tahun terakhir yang ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi swasta yang terbesar di negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Nilai ekspor Indonesia mencapai 2-3 juta USD. Ekspor Indonesia berlipat ganda dalam 5 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan hal sebaliknya di antara beberapa negara Asia lainnya,” ujar Sam.

Sam juga menyoroti pesatnya pertumbuhan penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta sejak 2001 yang hanya 12 juta penumpang menjadi mendekati 50 juta penumpang pada 2011 lalu. “Ini merupakan pertumbuhan tercepat di antara negara Asia lainnya. Dengan adanya berita positif ini, bagaimanapun Indonesia tetap membutuhkan model pertumbuhan yang berkelanjutan atau minim resiko, di mana industri dan jasa memiliki peran yang besar untuk menjaga pertumbuhan ini,” tambah Sam.

Ilham A. Habibie yang merupakan salah satu co-chairman pada pertemuan FG100 itu mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum yang harus dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan perkonomian di Indonesia. “Momentumnya sudah datang. Hal pertama adalah kesempatan dan kedua adalah persiapan,” ujar Presdir PT Ilthabi Rekatama ini. Ia juga menekankan pentingnya membangun industri manufaktur yang kokoh di Indonesia agar dapat menciptakan lapangan kerja bagi para penduduk yang nantinya berpotensi untuk menciptakan distribusi pendapatan yang merata.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved