Editor's Choice Entrepreneur

Richard Wych Bharata Setiawan: Bermimpi Mengibarkan Bendera Game Developer Sendiri

Richard Wych Bharata Setiawan: Bermimpi Mengibarkan Bendera Game Developer Sendiri

Richard Wych Bharata Setiawan adalah salah satu game developer yang tergabung di Ubisoft Montreal Studios, Kanada. Jejak kariernya dimulai dengan bekerja di Matahari Studios dan ikut menggarap “Dino Duel Masters” pada tahun 2007, sebagai artis spesial efek. Dari Matahari Studios, Richard meloncat ke Ubisoft Studio Singapura, dan ikut membidani kelahiran beberapa games. Terakhir ia bergabung dengan Ubisoft Montreal Studio, Kanada. Bagaimana lika-liku Richard merintis karier sebagai game developer? Berikut penuturannya kepada Radito Wicaksono:

Richard Wych Bharata, game developer

Richard Wych Bharata

Mungkin Mas Richard bisa sedikit ungkapkan mengenai liku-likunya untuk menjadi seseorang yang berprofesi di bidang game seperti saat ini. Bagaimana perjalanan sampai menemukan pekerjaan yang sekarang? Bagaimana awal nya Mas Richard tertarik untuk terjun ke bidang ini?

Terus terang saja, sampai dengan sebelum saya magang, saya tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang 3D artist apalagi bekerja di bidang game. Memang saya suka bermain game, akan tetapi impian untuk membuat game terasa jauh, terlebih karena ketika kuliah saya memilih jurusan DKV (Desain Komuniasi Visual) dan sebagai mahasiswa DKV kami dipersiapkan untuk bekerja di bidang advertising dan semacamnya.

Ketika saya magang, saya bertemu dengan seseorang bernama Teddy Mulyawan, beliau adalah supervisor saya ketika itu dan sekaligus orang yang memperkenalkan program 3Ds max kepada saya. Saya mendapat kesempatan bagus untuk bertanya-tanya kepada beliau tentang dunia 3D dan saya merasa tertarik di dunia per-3D-an ini sehingga saya menekuni sendiri di waktu luang saya.

Setelah lulus, saya dan tiga orang teman saya yang mempunyai idealisme yang sangat tinggi, bersepakat untuk membuat bisnis desain kami sendiri (yang kami namakan FORHET), namun idealisme ini tidak berlangsung lama, kami sempat mendapatkan klien dan menyelesaikan beberapa proyek, akan tetapi berhubung kami tidak terlalu mengerti seluk beluk dalam bisnis dan keterbatasan modal, akhirnya kami sepakat untuk membubarkan diri dan masing-masing mulai mencari-mencari kerja.

Dimulailah masa yang susah, saya melamar dari satu perusahaan ke perusahaan keliling jakarta lain tetapi tidak menemukan yang cocok, entah itu gajinya tidak sesuai, atau tidak ada kelanjutan setelah wawancara. Saya sempat drop karena merasa saya lulus dengan hasil yang cukup memuaskan tetapi susah mendapat kerja yang diinginkan (meski tidak sampai putus asa). Berhubung waktu luang saya sangat banyak, saya isi dengan mengasah skill 3D saya lewat forum-forum di internet.

Dan saya bergabung dengan “indo cg website”, ketika itu Matahari Studios yang bergerak di bidang game kebetulan membuka lowongan, dan akhirnya saya memutuskan untuk coba-coba, karena saya tidak percaya diri pada waktu itu. Tetapi nothing to lose, toh saya tidak ada pekerjaan, dan saya juga hobi main game, jadi tidak ada salahnya untuk mengajukan lamaran. Ternyata nasib mengatakan berbeda, saya dipanggil wawancara dan di tes oleh MS (Matahari Studios) dan diterima. Dimulailah karier saya di industri game ini.

Bagaimana cara Mas Richard mengembangkan diri, meningkatkan kompetensi di bidang game ini?

Saya mencoba up-to-date dengan melihat tutorial yang ada di internet dan saya coba praktekkan sendiri. Kadang hanya melihat saja akan lupa, maka sangat penting untuk langsung diuji coba teknik yang diajarkan, lalu saya juga mengikuti challenges yang ada di beberapa website, dengan ikut challenges itu, saya mendapat banyak kritikan dan masukan dari art yang saya buat. Saya belajar banyak dari sini, mengetahui kesalahan yang saya buat dan belajar teknik baru yang disarankan orang lain. Sekaligus membuka koneksi terhadap rekan seprofesi.

Kapan Mas Richard yakin bahwa profesi seperti ini memang punya masa depan yang baik?

Saya tidak bisa mengatakan kapan, tetapi saya selalu serius terhadap apapun yang saya tekuni. Saya terjun di bidang game bisa dibilang adalah kebetulan, tetapi saya punya passion di bidang 3D sejak awal. Dan itu yang paling penting, sehingga saya tidak merasa sedang bekerja pada saat saya bekerja, saya merasa seperti sedang menyalurkan hobi saya dan dibayar untuk melakukan hobi itu. Saya percaya, apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Kapan karya-karyanya Mas Richard mulai diakui publik?

Karya pertama saya yang diakui publik adalah game arcade “Dino Duel Masters” pada tahun 2007, garapan tim Matahari Studios. Beberapa saat yang lalu ketika balik ke Indonesia, saya sempat melihat game ini masih ada di beberapa Timezone. Game ini memenangkan perlombaan INAICTA 2007. Saya ketika itu berperan sebagai spesial efek artis di dalam game ini.

Apa Assassin’s Creed merupakan karya Mas Richard yang dianggap paling besar hingga saat ini?

Iya bisa dibilang begitu.

Di perusahaan apa saja Mas Richard pernah bergabung dan apa saja karyanya?

Sejauh ini saya cuma bergabung dengan Matahari Studios dan Ubisoft (Singapore Studios dan Montreal Studios).

Bisa disebutkan secara berurutan, karya-karya yang pernah melibatkan Mas Richard yang sudah dinikmati masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri?

Karya-karya yang pernah melibatkan saya ketika di Ubisoft, Singapura (2008 – Sekarang); Assassin’s Creed 3 (2011 – Sekarang), sebagai Special effect artist Assassin’s Creed Revelation (2011), sebagai Special effect artist Assassin’s Creed Brotherhood DLC : Da Vinci Disappearance (2010 – 2011), sebagai Special effect artist Assassin’s Creed Brotherhood (2010 – 2011), sebagai Level Artist Prince of Persia : Forgotten Sand (2009 – 2010), sebagai Level Artist Assassin’s Creed 2 (2009), sebagai Level Artist Ghost Recon Future Soldier (2009), sebagai Junior Level Artist You Up (Sept 2008 – Nov 2008), sebagai Junior Level Artist/Modeller

Matahari Studios Indonesia (2006 – 2008); Textminator (Desember 2007 – Juni 2008), sebagai 2d/3d (Generalist Artist) Dino Duel Masters (Agustus 2006 – Desember 2007), sebagai Special Effect Artist

Apa Assassin’s Creed merupakan karya Mas Richard yang dianggap paling besar hingga saat ini? Bagaimana ceritanya Mas Richard bisa terlibat dalam pembuatan Assassin’s Creed ini?

Saya termasuk beruntung lagi, ketika proyek Assassin’s Creed 2 masuk ke Singapore Studio di tahun 2009, saya sedang bergabung dengan tim Ghost Recon (GR). Akan tetapi, Karena jadual yang padat dan SDM yang terbatas ketika itu, proyek Assassin’s Creed 2 (AC2) membutuhkan bantuan tenaga, maka Art Director Ubisoft Singapore, bersama dengan associate producer AC2 untuk Singapore studio memilih dua orang dari tim GR untuk bergabung dengan Tim AC2. Kebetulan saya adalah salah satu yang terpilih.

Perlu diketahui bahwa saat ini terdapat sekitar sepuluh orang Indonesia, mungkin lebih, yang bekerja di Ubisoft Singapore. Dan jika ada yang melihat dari credit title di assassin’s creed 3 bagian Ubisoft Singapore, tentunya anda akan mendapatkan banyak nama-nama orang Indonesia yang ikut terlibat di dalam pembuatan game ini.

Kalau boleh tahu, berapa gaji yang didapatkan untuk profesi seperti ini?

Masalah ini sangat sensitif, terutama untuk sesama karyawan dengan posisi yang sama di dalam sebuah studio. Untuk itu, agar tidak menimbulkan provokasi, saya rasa lebih aman untuk tidak memberikan informasi mengenai ini. Mohon maaf. Sekadar gambaran, biasanya kami punya joke sesama game developer: “Kalau mencari kaya, saya tidak bekerja di sini”. Dengan kata lain materi bukan segalanya ketika bekerja di bidang ini, kami yang memilih bekerja disini biasanya karena kami lebih mengikuti passion, akan tetapi pemberian hasil yang sesuai sehingga pekerja dapat memenuhi kebutuhannya dan merasa sejahtera sangatlah penting untuk bisa fokus terus di bidang ini.

Apa target Mas Richard ke depan?

Masih banyak yang harus saya pelajari. Untuk saat ini saya akan tetap bersama Ubisoft Montreal, Kanada merampungkan proyek yang sedang saya kerjakan. Setelah itu, kita lihat nanti peluangnya, siapa tahu suatu saat nanti saya akan bisa berdiri sendiri membentuk suatu tim dan mengibarkan bendera saya sendiri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved