Entrepreneur

Try Wibowo, Entaskan Pengangguran SMK Lewat Insan Medika

Try Wibowo, Entaskan Pengangguran SMK Lewat Insan Medika

Segudang prestasi telah diterima oleh Try Wibowo dalam perjalananya merintis bisnis jasa penyaluran perawat dan caregiver untuk keperluan homecare yang diberi nama Insan Medika. Pria kelahiran tahun 1989 ini berhasil membawa Insan Medika menerima penghargaan internasional, Globals Over 50s Housing/Healthcare di London.

Bisnis rintisannya didaulat sebagai ‘The Most Outstanding Home Health Service in The World untuk tahun 2016 . Ia juga masuk dalam jajaran nominasi forbes 30 under 30 Asia dalam kategori Healthcare & Science untuk tahun 2017.

Jika dilihat secara bisnis, Try memang pantas menerima penghargaan tersebut. Bagaimana tidak, bisnis yang ia rintis sejak tahun 2013, telah berkembang pesat dengan perolehan omset hampir Rp 800 juta per bulan, atau dijak dihitung bisa miliaran rupiah. Jumlah perawat yang mencapai angka 495 orang per Januari 2017, yang terdiri dari lulusan SMK keperawatan sebesar 325 orang dan perawat lulusan d3 dan s1 sebesar 175 orang.

Dengan gigih, ia giat berkeliling ke sekolah keperawatan-keperawatn guna mencari tenaga-tenaga perawat terdidik. Ia punya visi besar untuk mengurangi angka pengangguran. “Kami memperkenalkan konsep homecare kepada sekolah-sekolah di SMK dan mengajak mereka untuk ikut bergabung, bersama-sama memajukan sektor kesehatan di Indonesia,” ucap dia.

Ia melihat tingginya jumlah lansia sebagai tantangan sekaligus peluang. Jumlah lansia yang diperkirakan terus bertambah mengikuti semakin tingginya Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia, menurut dia, memberi masalah baru yang juga tidak bisa disepelekan.

Dari tahun 2004 – 2015, ia mengatakan terjadi peningkatan UHH di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun. Pada tagun 2030, angkanya diproyeksi meningkat lebih jauh mencapai 72,2 tahun. “Salah satu masalah yang dihadapi kebanyakan lulusan dari SMK Kesehatan adalah mereka tidak tahu harus kemana setelah mereka lulus. Padahal, seperti yang kita ketahui kebutuhan akan tenaga kesehatan dan caregiver di Indonesia sangatlah besar,” ungkapnya.

Maka itu, ia yakin, kehadiran Insan Medika, bisa membawa misi sosial yaitu meningkatkan derajat kualitas hidup masyarakat, sekaligus mengurangi angka pengangguran. Sejak awal pria ia memang mengembangkan bisnisnya agar bisa berkontribusi bagi penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah. Ia melihat, di daerah banyak berdiri sekolah-sekolah keperawatan namun tidak diimbangi oleh jumlah rumah sakit. Maka itu tak heran, bila kemudian banyak lulusan-lulusannya menganggur. “Saya selalu berkeliling-keliling ke SMK-SMK di pelosok-pelosok daerah,” ungkapnya.

Dengan latar belakang keluarga dari kalangan kurang mampu, ia lebih punya sensitivitas yang tinggi atas ketimpangan ekonomi. Ibunya ia ceritakan dulunya bekerja sebagai babysitter sebelum mempunyai usaha penyaluran babysitter sendiri. “Sejak kecil ibu saya sudah menjadi orang tua tunggal, saya bahkan sempat rencananya akan dititipkan ke panti asuhan, karena sulit bagi ibu saya bekerja sebagai baby sitter sambl mengasuh saya,” ucapnya mengenang.

Beruntung panti asuhan, ketika itu menolak, hingga kemudian ibunya, mulai mencari alternatif lain selain bekerja, yaitu mendirikan usaha jasa penyaluran baby sitter. “Dari ibu saya, saya belajar tentang bagaimana bisnis penyaluran,” ungkapnya.

Secara tetang-terangan ia mengaku tidak memiliki latar belakang pendidikan bidang SMA. Malahan ijazah sarjana pun ia tidak kantongi, lantaran sudah terlalu asik dan menikmati menjadi pebisnis di usia muda. “Saya lulusan SMA,” ucapnya.

Kualitas dan Inovasi sebagai Senjata Utama

Secara umum, bisnis penyaluran dan perawat memang bukan lah hal baru. Banyak pemain juga berkecimbung di dunia yang sama. Namun Try, mengungkapkan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki Insan Medika dibanding para pesaiangnya. Dari segi kualitas, ia mengatakan Insan Medika hanya menerima caregiver yang benar-benar punya background pendidikan kesehatan. “Semua perawat dan caregiver kami, minimal harus lulusan SMK kesehatan,” ujarnya. Hal ini menurut dia berbeda dengan pesaingnya, yang beberapa diantara, masih menggunakan orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, untuk merawat para lansia. “Di kami tidak bisa,” ungkapnya.

Kebanyakan pasien, ia kemukanan masih tersebar 70% persennya di Jabodetabek. Selain Jabodetabek, penyebaran Insan Medika juga ada di Surabaya, Yogyakarta, Medan Bali dan Bandung. Total per January 2017, ada 780 pasien yang dilayani Insan Medika. Keluarga pasien, punya hak untuk menukar perawatnya, bila dirasa tidak cocok, atau tidak sesuai. “Kami memberikan garansi selama masa kontrak untuk penggantian perawat homecare,” ungkapnya.

Adapun Untuk tarif medis Insan Medika mematok tarif berkisar dari Rp 6-8 juta per bulan, non medis antara Rp 3-6 juta per bulan. Untuk tarif visit dikenakan berdasarkan per tindakan antara Rp 100.000 – 250.000 per tindakan. Selain itu, Insan Medika menerapkan biaya kontrak berkisar 6 bulan sampai 1 tahun. Untuk 6 bulan berkisar di harga Rp 2,5 juta dan 1 tahun 5 juta.

Sebagai bentuk Inovasi, Insan medika memiliki sebuah aplikasi on demand. Layaknya Go-jek atau Go-maid, aplikasi ini melayani pasien yang hanya memerlukan perawatan medis sekali datang, dengan mencari perawat yang lokasinya terdekat. Tarifnya dikenakan jarak lokasi serta tarif per tindakan. Selain layanan homecae visit, Insan Medika juga menerapkan layanan ambulance atau evakuasi medis, pengambilan resep obat serta prepat. Untuk layanan ini pihak Insan medika sudah bekerjasama dengan beberapa provide lain. “Makin besarnya permintaan tenaga medis membuat kami berencana menambah jumlah asrama, yang selama ini ada dua,” ungkapnya.

Beberapa orang tersohor ia ungkapkan pernah memakai layanan Insan Medika, sebut saja artis Riza Shahab untuk perawatan ayahnya, dan pebulu tangkis Tontowi Ahmad untuk perawatan kakeknya. “Respon mereka baik,” dia menegaskan.”

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved