Entrepreneur

Yodi Danusastro, Bersinar di Bisnis Konsultan Green Building

Yodi Danusastro, Bersinar di Bisnis Konsultan Green Building

Tren dan tuntutan keberadaan green building (bangunan hijau) di kota-kota besar rupanya ditangkap dengan cepat oleh Yodi Danusastro yang pada 20014 mendirikan PT Yodaya Hijau Bestari (YHB). Yodi dan perusahaannya kini eksis berbisnis konsultasi lingkungan dengan spesialisasi bangunan hijau.

Tak kurang dari 32 proyek yang digarapnya sejak YHB berdiri –10 proyek sudah selesai, 22 proyek dalam pengerjaan– dan jumlah kliennya terus bertambah tiap bulan. Proyeknya tersebar di beragam lokasi, seperti di Gedung Dusaspun Bogor (meraih penghargaan Platinum Award), Sequis Tower (milik Grup Gunung Sewu), Apartemen Grand Sungkono Lagoon (PT PP Properti Tbk.), dan Bugis Wood House. Juga ada proyek lain di Lombok, Mataram, Cilacap, dan Jl. Daan Mogot-Jakarta. “Kami fokus memberikan solusi untuk pembangunan green building di Indonesia,” ujar Yodi, kelahiran Mei 1983.

Bisnis Yodi bermula ketika dia tiba-tiba mendapat tawaran proyek untuk merancang bangunan berkonsep green building. Saat itu dia masih bekerja di Green Building Council Indonesia, lembaga yang bertugas menilai green building. Di lembaga tersebut, selama empat tahun, dia mendalami konsep green building dan kerangka penilaiannya sehingga sangat paham konsep bisnis green building. “Saya beranikan diri menerima tawaran tersebut. Namun, pemberi proyek mewajibkan saya memiliki PT sendiri, karena tidak ingin menumpang nama atau bendera. Akhirnya saya bentuk perusahaan ini, PT Yodaya Hijau Bestari, 20 Desember 2014,” ungkap Yodi yang mendirikan YHB bersama seorang kawan.

Yodi Danusastro

Yodi Danusastro, Konsultan Green Building

Bisnis Yodi terhitung komplet. Dia menyediakan layanan konsultasi sertifikasi greenship untuk green building (bangunan, kawasan, interior), konsultasi sertifikasi LEED, simulasi energi menggunakan software, perhitungan OTTV bangunan, pengukuran dan analisis konsumsi energi untuk rumah, edukasi green awareness untuk perkantoran, dan sosialisasi aplikasi green building. “Jasa konsultan green building ini bisa deal dengan owner, perencana, maupun kontraktor. Keunggulan kami, bisa bermain di segala area. Jika owner menginginkan full package, jangka waktunya bisa panjang, mulai dari awal desain sampai konstruksi bangunan rampung, kisaran waktunya kurang-lebih empat tahun. Kalau hanya sekadar perencana, itu lebih singkat, 3-5 bulan,” Yodi menjelaskan.

Ketika memenangi tender full package ke pengembang properti, biasanya Yodi mendampingi pembangunan gedung mulai dari desain hingga akhir. “Kami mulai dengan brainstorming bersama arsitek untuk mendesain dengan konsep green building. Setelah itu, owner akan dikenalkan kepada maket green building beserta kelebihannya,” katanya. Dia percaya terhadap jasanya karena memiliki tim yang solid. “Dua di antara empat (anggota) tim kami adalah peraih master dalam bisnis ini. Ilmunya tidak hanya sebatas di dalam negeri. Kami juga mencari ilmu hingga ke luar negeri. Green building ini sesuatu yang mendunia, seluruh dunia juga bergerak dan kami juga harus selalu update dengan segala pembaruannya,” katanya lagi.

Konsep green building itu tidak mahal, tetapi berdampak efisiensi yang besar. “Kami tidak mahal karena murni lokal. Sebagian besar konsultan green building di Indonesia merupakan afiliasi dari perusahaan asing, akibatnya harga yang ditetapkan berdasarkan rate harga konsultan asing, sedangkan kami tidak,” kata Yodi. Ia menyebut nilai per proyek berkisar Rp 100 juta-150 juta untuk jasa konsultasi.

Lulusan S-1 Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana Ilmu Lingkungan UI ini menyebutkan, selama ini promosi bisnisnya lebih berbasis pada relasi lama yang merasa puas, lalu melakukan repeat order. “Mereka sudah merasakan manfaatnya. Konsumsi listrik bisa dihemat. Penghematan biasa lebih dari 30% antara Gedung A dengan pola konvensional dan Gedung B yang dengan pola green building,” katanya.

Dia menyebutkan, konsumsi listrik di sebuah bangunan biasanya 60% untuk kebutuhan AC, 20% konsumsi lampu, dan 20% penggunaan lain. Jika sebuah gedung bisa menghemat listrik AC hingga 20% dengan cara penataan ventilasi yang baik dan mampu menghemat daya lampu dengan pemakaian LED yang daya listriknya lebih rendah tetapi cahaya lebih terang, konsumsi listrik benar-benar hemat. Terlebih, jika ada pemasangan solar panel, akan makin hemat lagi.

Yang menarik, kata Yodi, green building tidak hanya terbatas pada bangunan baru karena bangunan lama juga bisa ditata dengan konsep green building. “Lakukan upgrade, sesuai dengan kebutuhan dan bujet pemilik gedung. Dengan konsep green building, bangunan lama biasanya bisa menghemat 15-25% konsumsi listrik dan air,” katanya.

Yodi yakin bisnis green building ke depan akan semakin cerah. “Perusahaan kami yang memulai bisnis ini di Indonesia. Kami ingin lebih memperkenalkan secara lebih luas tentang konsep green building, khususnya kepada mahasiswa,” Yodi menjelaskan cita-citanya. Selain itu, ia juga berencana membuat asosisasi yang terintegrasi dengan pemerintah guna menyusun peraturan dan pembiayaan dari pemerintah terkait green building. “Saat ini belum jelas rate harga pasar di bisnis ini. Akibatnya, banyak klien yang merasa jasa ini terlalu mahal sebab banyak yang menggunakan rate harga asing,” dia menjelaskan visi pengembangan industrinya.(*)

Sudarmadi dan Akbar Kemas


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved