Entrepreneur

Yulia Astuti Berbagi Cerita Mengenai EY Entrepreneurial Winning Women

Oleh Admin
Yulia Astuti Berbagi Cerita Mengenai EY Entrepreneurial Winning Women

Tidak mudah memang mengikuti suatu ajang penghargaan, apalagi sekelas EY Entrepreneurial Winning Women. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan yang katanya cukup sulit dipenuhi peserta adalah peserta yakni pengusaha wanita harus bisa menunjukkan laporan keuangannya dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Mungkin bagi perusahaan yang sudah mapan, hal itu tidak jadi masalah. Tapi, bagaimana dengan usaha yang baru dirintis, yang masih dikatakan belepotan sana-sini, di mana kalau sudah cetak untung saja sudah dianggap bagus?

Yulia Astuti, pemilik usaha Moz5 Salon Muslimah, bercerita bagaimana ia sempat ragu dan grogi ketika mau mendaftarkan diri mengikuti ajang yang tahun ini adalah tahun kelima diadakan di Indonesia. Keraguan itu lantas dijawabnya dengan keteguhan hati, dan dampaknya positif. Wanita dengan tiga anak ini mendapatkan sesuatu yang bermanfaat seiring dengan keikutsertaannya dalam EY Entrepreneurial Winning Woman tahun 2013. Tahun lalu, ia berhasil menjadi salah satu finalis.

yulia astuti moz5 salon muslimah

“Sebetulnya, saya diajak oleh teman saya, Hendy Setiono, (pendiri) PT Baba Rafi Indonesia, itu tahun 2011. Tapi, saya baru mendaftar pada tahun 2013,” kata Yulia, dalam acara konferensi pers EY Entrepreneurial Winning Women, di Jakarta, Senin (17/3/2014).

Sebelum itu, ia sempat mengikuti ajang Wanita Wirausaha Femina di tahun 2012. Ia bilang, pendaftaran di acara itu pun terjadi di hari terakhir. Karena dibujuk oleh sahabatnya sesama pengusaha. “Akhirnya dibujuk, saya memasukkan pendaftaran di Femina, saya masuk jadi finalis.”

“Jujur, saya ikut seperti ini saya orangnya nggak berani. Karena, menurut saya, saya itu orang salon. Sehari-hari berkutat dengan salon. Kayaknya kalau ikutan nominasi-nominasi itu nggak pede. Nanti, (takut) ditanya masalah struktur organisasi, laporan keuangan. Dari dulu saya pikirnya begitu,” terang Yulia.

Tapi, rasa takut dan ragunya itu berhasil diusir. Ia pun mengatakan, “Dari situ (Femina) saya menjadi terbuka bahwa dengan mengikuti award atau nominasi seperti ini, sebenarnya lebih banyak manfaat buat kita, (seperti) buat (mengembangkan) networking.” Rasa percaya diri lantas muncul, dan ia pun memberanikan diri mendaftar di EY Entrepreneurial Winning Women.

Lalu, apa manfaat yang dia dapatkan lewat ajang ini? Wanita ini menuturkan, ada manfaat yang bisa dilihat dari dua sisi: secara bisnis dan pribadi. Kalau dari sisi pribadi, ia ternyata menemukan kembali visi-misi Moz5 Salon Muslimah. Hal itu terjadi ketika tim juri hendak berkunjung ke kantornya. “Saya waktu itu agak grogi. Saya pun melihat di kantor saya, kok visi-misi belum ada (dipasang) di lingkungan kantor,” ucapnya.

Melihat visi-misi perusahaan bisa menjadi salah satu penilaian juri, ia lalu membuka data dan mencetak visi-misi untuk kemudian dipajang di tembok di lingkungan kantor. “Pada saat saya memajang, itu saya pertama kali setelah sekian lama, saya baca lagi visi-misi perusahaan yang sudah dibuat beberapa tahun silam,” ungkap dia. Moz5 Salon Muslimah ternyata berniat menjadi pusat kecantikan muslimah terlengkap dan terbesar di dunia. Ia bertekad hal itu harus bisa diwujudkan. Bukan sekadar menjadi hiasan di dinding kantor.

Ada motivasi khusus yang mendorong seorang Yulia bakal melakukan segenap upaya mewujudkan visi-misi perusahannya. Ia bercerita bahwa ia mempunyai tiga anak, di mana anak kedua itu berkebutuhan khusus dan anak ketiganya mengalami peradangan otak. Bersama suami, Yulia berusaha melakukan yang terbaik kepada anak-anaknya supaya mereka bisa tumbuh dengan normal.

“Saya waktu itu berpikir, kalau saya nantinya harus memberikan keyakinan kepada anak-anak saya ini bahwa apa pun mungkin terjadi kalau kita mau berusaha, impian atau cita-cita bisa terjadi, itu harus dimulai dari saya. Saya merasa punya utang di sisi bisnis saya. Kalau itu saja saya menyerah, saya nggak mungkin berbicara ke anak-anak saya, jangan menyerah, ayo tetap berusaha, nanti pasti bisa terwujud.” Pemikiran dan tekad ini disebutnya merupakan imbas dari persiapan menyambut kedatangan juri.

Kaitannya dengan bisnis, ia mengatakan, demi mewujudkan visi-misi perusahaan, ia pun melihat apakah kondisi saat ini sudah mendukung. Akhirnya, Yulia melirik struktur organisasi perusahaan. Berbagai keputusan yang tegas dilaksanakannya. Ketika mitranya sudah tidak satu visi dan misi, ia dengan berat hati memutuskan hubungan. Persamaan visi dan misi juga dilakukan dengan pihak franchisee.

“Akhirnya, saya sudah mulai tegas karena saya fokus di visi dan misi. Ini dia yang nggak satu visi lagi sama kami, sudah menyimpang. Kalau dulu-dulu saya biarkan, akhirnya dengan baik-baik, ada juga dengan tegas, saya mengatakan kita sudah nggak bisa jalan bareng lagi.”

Keikutsertaannya dalam ajang EY Entrepreneurial Winning Women juga membuat ia sadar bahwa laporan keuangan usahanya banyak kecurangan di sana-sini. “Kalau seandainya saya juga lebih melek angka, mungkin kecurangan ini juga bisa dihindari. Dan saya juga jadi tahu bahwa ternyata keuntungannya cuma segini. Banyak bocor di mana-mana. Itu saya jadi lebih melek lagi pada saat saya harus menyerahkan laporan keuangan. Jadi, saya lebih melek finansial, lebih melek angka,” ungkapnya dengan tegas.

Maka, bagi Anda pengusaha wanita baik itu pendiri maupun rekan pendiri sebuah usaha, ajang EY Entrepreneurial Winning Women patut untuk diikuti. Kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya, adalah perusahaan sudah beroperasi secara aktif dalam kurun waktu minimum lima tahun, dan sudah mempunyai laporan penjualan setidaknya satu tahun fiskal sebesar Rp 10 miliar dalam dua tahun terakhir. Pendaftaran bisa menghubungi Komite EY Entrepreneurial Winning Women di nomor telepon 021-5289.5050. Pendaftaran bakal ditutup tanggal 20 Juni mendatang.

Ernst Young Entrepreneurial Winning Woman 2014

Adapun tema tahun ini adalah scaling-up atau peningkatan skala bisnis. “Bisnis yang didirikan oleh para wanita wirausaha terus meningkat jumlahnya di dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Hari Purwantono, Country Managing Partner EY Indonesia. Dalam program EY Entrepreneurial Winning Women, peserta terpilih akan dihubungkan dengan para penasehat dan narasumber untuk bisa mendapatkan wejangan yang bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved