Profile Profil Profesional zkumparan

Afifi Muluk, Sosok di Balik Ketangkasan Home Credit

Afifi Muluk, Sosok di Balik Ketangkasan Home Credit

Kemampuan perusahaan untuk bisa tangkas menghadapi perubahan zaman semakin dibutuhkan di era disrupsi. Hal ini semakin relevan bagi PT Home Credit Indonesia (Home Credit), yang mengusung teknologi sebagai fokus utama bisnis.

Demi menjadi perusahaan yang gesit (agile), Home Credit dibantu oleh 18 tim yang dipimpin oleh Afifi Muluk, Assistant Vice President (AVP) Agile Transformation Home Credit. “Semua karyawan yang ada di tim kami bersifat cross-functional. Maksudnya, mereka memiliki skill masing-masing, namun punya tujuan sama sehingga bisa menghasilkan sesuatu secara bersamaan,” ungkap Afifi kepada SWA Online, Selasa (30/4/2019).

Awalnya, Afifi sempat bekerja di Norwegia selama 9 tahun. Kemudian ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung dengan Home Credit sebagai Intelligence Manager. Saat itu, bersama dua orang anggota tim saja mulai terlibat pada membuatan aplikasi dan penyampaian data-data Home Credit.

“Home credit sangat mengedepankan data sebelum mengambil keputusan. Business Intelligence adalah salah satu tim yang juga terlibat sangat aktif dalam pemberian keputusan,” kata salah satu dari 44 persen karyawan wanita di Home Credit ini.

Selain itu, Afifi berhasil membentuk tim-tim yang mempunyai motivasi ownership dan kompetensi agar perusahaan dapat mengembangkan teknologi baru. Ia menjelaskan, “Kami menggunakan metodologi agile dengan framework scrum. Tim-tim self organized; membuat mereka solid dan menciptakan kolaborasi yang erat antara tim teknologi dan tim bisnis. Misalnya dengan bertemu setiap hari.”

Kemudian, Afifi juga sempat menjadi coach untuk tim mobile; tim yang terlibat pada pengembangan digital system Home Credit. Saat ini, mobil application Home Credit telah didownload 3,5 juta kali dengan pengguna aktif 1,7 juta. Untuk membuat 1,7 juta pengguna itu aktif menggunakan aplikasi, ke depannya akan dibuat fitur-fitur gamification.

Dalam waktu tiga tahun, Afifi sukses dipromosikan menjadi AVP untuk Agile Transformation. Saat ditanyakan mengenai kesuksesan kariernya, ia menekankan bahwa kuncinya adalah berani. “Saya selalu katakan pada tim saya bahwa mereka harus berani, jangan memelihara budaya sungkan atau malu dalam mengemukakan pendapat,”ujarnya.

Pasalnya, ide yang dimiliki karyawan bisa saja berguna untuk memajukan perusahaan. Akan sangat disayangkan bila karyawan sungkan membagikan ide itu dan tidak ada yang mendengarnya.

Namun, di Home Credit, penyampaian pendapat tidak sekadar menyampaikan ide, namun juga mempertanggungjawabkannya. Caranya adalah, ide tersebut akan di-challange terus sampai si pengide bisa menjelaskan dengan detil. “Kita harus open for challenge, ketika mengemukakan ide, harus siap ditanya balik,” kata wanita lulusan Ilmu Komputer, Universitas Indonesia ini.

Uniknya, dalam memimpin tim IT yang dianggap “kaku”, Afifi selalu mendorong mereka untuk bisa berinteraksi secara natural, alih-alih mengerjakan pekerjaan sesuai pola. Kuncinya adalah komunikasi terbuka. Afifi bercerita bahwa budaya kaku tim IT ini tidak mudah diubah, namun butuh waktu sekitar 7-9 bulan hingga karyawan terbiasa.

Gaya kepemimpinan Afifi bisa dibilang terbuka. Ia kerap kali mengadakan one-on-one session dengan anggota timnya untuk saling memberikan feedback terkait pekerjaan. “Leader tetap memiliki ekspektasi akan karyawannya. Melalui sesi ini, kami bisa berkomunikasi soal perkembangan ekspektasi tersebut,” tuturnya.

Untuk meningkatkan kompetensi dalam berkarir, Afifi banyak belajar dari buku, komunitas, hingga praktisi bidang agile. Ia juga mengikuti berbagai kursus online yang sejalan dengan kariernya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved