Profile

Runni Kurniasari, Ingin Terus Berkarya di Dunia Fashion

Runni Kurniasari, Ingin Terus Berkarya di Dunia Fashion

Mengelola brand besar membuat Runni Kurniasari, Merchant Manager PT Giordano Indonesia menjadi lebih kreatif. “Selama ini PT Giordani Indonesia bertindak sebagai distributor sekaligus retailer brand Giordano, jadi semuanya kami kerjakan sendiri,” terang gadis keturunan Sumatera Utara tersebut.

Mengelola 140 toko menjadi tantangan sekaligus peluang baginya, meskipun begitu ia sempat meragukan dirinya sendiri pada awal memegang jabatan Trainee Merchant di 2013. Sejak awal berkarier, ia selalu bekerja di lapangan. Lihat saja, mula-mula dia menjadi fashion stylist di majalah Girlfriend Indonesia, lalu freelance fashion & creative untuk film, iklan, video clip dan wardrobe stylist.

Giordano

Pekerjaan-pekerjaan tersebut menuntutnya untuk aktif di luar ruangan. Namun, kini ia mengaku telah memiliki banyak pengalaman dan manfaat. Salah satunya adalah bebas berkreasi dengan ide dan tren terbaru. Ia mencontohkan proses kreasi koleksi the legacy yang baru diluncurkan bulan Mei kemarin.

Koleksi ini merupakan koleksi khusus yang hanya dibuat 10.000 pieces di Indonesia. Untuk mengerjakan koleksi ini, pihaknya bekerja sama dengan 3 ilustrator lokal. Resatio, Bykai, dan Lala Bohang terpilih menjadi ilustrator yang karyanya diabadikan di tee, pullover, dress, dan scarft. Ia mengaku membutuhkan waktu 5 bulan sampai koleksi tersebut benar-benar jadi dan siap dipasarkan.

Bagi wanita lulusan Sastra Jerman Universitas Indonesia ini, dunia ilustrasi Tanah Air sedang naik daun. Mulai banyak ilustrator lokal yang diminati masyarakat, terutama anak muda. Pada tahun 2014, pihaknya juga mengajak ilustrator muda untuk meluncurkan koleksi dengan tema yang berbeda.

Ia mengaku cukup puas dengan hasil penjualan, sehingga untuk koleksi saat ini, pihaknya kembali bekerja sama dengan ilustrator dengan tema yang berbeda. Koleksi ini sendiri hanya tersedia di Indonesia, dan tidak tersedia di negara lain.

Keunikan ini menjadi salah satu strategi dalam menghadapi persaingan industri fashion retail. Wanita yang mengambil kuliah D1 di Esmod tahun 2010 ini, mengaku bahwa koleksinya merupakan pakaian sederhana, tapi memiliki kualitas tinggi.

Koleksi Giordano lebih mengedepankan fesyen, sehingga lebih cepat berganti mengikuti tren mode saat ini. Oleh karena itu, pihaknya harus bisa membuat konsumen terus aware dengan keberadaan brand Giordano. Pihaknya sendiri menyasar pasar anak muda dan konsumen berjiwa muda dengan usia 15-45 tahun.

Menurut wanita kelahiran 30 Agustus 1986 ini, koleksi pakaian basic, simple, modern, dengan kualitas tinggi yang menjadi andalan Giordano “Konsumen pasti akan bosan dengan koleksi yang itu-itu saja, jadi kami harus membuat kreasi yang berbeda dengan brand lain,” jelasnya.

Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku bahwa tantangan tersebut membuatnya menjadi bisa melihat berbagai peluang dan belajar banyak hal. Ke depannya ia berharap bisa untuk terus berkarya di ranah fashion. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved