Profile

Syah R.Hamdallah, Anak Bogor yang Sukses Berkarier di Perusahaan Multinasional

Syah R.Hamdallah, Anak Bogor yang Sukses Berkarier di Perusahaan Multinasional

Usia Syah Rizal Hamdallah masih tergolong muda, 34 tahun, tapi kariernya di dunia bisnis melesat bak roket. Dalam tempo singkat ia berhasil menduduki posisi top manajemen sebagai Director Brand Management – International Market Pest Control SC Johnson. Bagaimana lika-liku karier bujangan ini hingga mencapai posisi puncak di perusahaan multinasiona? Berikut penuturannya kepada Indah Pertiwi dari SWA Online:

Hamdallah (utama)

Bisa dijelaskan mengenai biodata diri tempat tanggal lahir, anak keberapa dari berapa bersaudara ,keluarga (anak istri) jumlah anak?

Nama saya Syah Rizal Hamdallah, lahir di Bogor 34 tahun yang lalu, anak bungsu dari 5 bersaudara, dan masih bahagia melajang.

Apa latar belakang pendidikan Anda?

Universitas Islam Indonesia, Economics International Program; Dual Certificate with Wolongong University Australia. Lalu, Universitas Gadjah Mada, Filsafat (tidak lulus. Berikutnya, Master of Product Design and Development Management (Design Thinking Program) Northwestern University, Chicago – USA.

Kapan mulai bekerja di luar negeri?

Mulai bekerja di negeri Paman Sam Amerika Serikat semenjak 2010, ketika di promosi untuk memegang posisi Global Marketing Manager Pest Control (Raid/Baygon) SC Johnson.

Bisa diceritakan dari awal mula karier hingga dapat berkarier di luar negeri?

Karier saya dimulai dari zaman kuliah dengan menyambi menjadi penyiar TVRI Yogyakarta, penyiar radio di Trijaya FM, dan part time worker di Telkomsel, zaman kuliah sibuk membagi waktu untuk belajar dan bekerja. Saya percaya, ketika saya lulus kuliah saya harus punya nilai lebih dari para lulusan lain dari dalam dan luar negeri.

Saya memulai karier saya (full time) di Frisian Flag 12 tahun lalu sebagai Regional Account Supervisor, bertanggung jawab untuk Modern Trade channel Jawa Timur dan Sulawesi, saya bersyukur mengawali karier saya di divisi sales, saya bisa berempati kepada teman teman sales betapa sulitnya untuk mengejar omset dan me-manage key accounts. Kemudian, saya pindah ke Nestle sebagai Head of Sampling and Sponsorship di Jawa Tengah dan dalam waktu 9 bulan saya dipromosi ke kantor pusat sebagai Children Nutrition (Dancow) – Marketing Project dan menjalani posisi ini sekitar 3 tahun, di Nestle inilan awal saya mendapatkan pengalaman marketing yang berharga, ditemani dengan kawan kawan yang luar biasa.

Karier saya berlanjut di Abbott sebagai Sr. Product Manager – Children Nutrition, dan kemudian saya sangat beruntung untuk mendapatkan kesempatan “Middle Career Recruitment” di Unilever sebagai Sr. Brand Manager Blue Band dan Skippy (Spread Category), what a great experience to be part of the best “marketing school” in the country, supported with amazing culture and community.

Setelah beberapa waktu di Unilever, saya melanjutkan karier saya di SC Johnson di awal tahun 2008, sebagai Marketing Manager Home Cleaning, lalu tanggung jawab saya pun ditambah dengan Air Care dan Personal Repellent category. Setelah hampir 1.5 tahun diposisi ini, saya mendapatkan promosi untuk pindah ke global position, sebagai Marketing Manager di Amerika Serikat, dan saya pun memutuskan untuk mengambil kesempatan ini dan pindah ke negara Paman Sam, di tahun 2013 saya di promosi sebagai Director, Brand Management Pest Control – International Market, sampai saat ini..

Kesempatan bekerja di dunia global sangat berharga, saya belajar banyak hal di antaranya belajar untuk memegang sebuah brand dengan tingkat kesulitan dan kompleksitas yang multi level, lalu me-manage bisnis dengan keadaan global ekonomi yang challenging seperti Venezuela, dan negara negara di Afrika… dibutuhkan kemampuan untuk melihat kesempatan dalam berbagai lensa yang berbeda, Leadership skill (memimpin lebih dari 60 negara), kemampuan bernegoisasi dan komunikasi yang luar biasa dengan berbagai kultur dan bangsa, dan pastinya harus mampu berpikir strategis bagi pasar global. It is true to say.. Perlu IQ dan EQ yang seimbang plus mental baja!

Hamdallah

Tanggung jawab apa yang Anda emban sekarang?

Saat ini saya bertanggung jawab sebagai Director, Brand Management – International Market Pest Control SC Johnson, Brand yang mungkin familiar di indonesia adalah Baygon dan Raid.

Apa yang mendorong Anda berkiprah di negeri orang?

Well, saya tidak pernah kepikiran sebenarnya buat berkarier di luar negeri, dan tidak pernah ada dalam “wish list” saya, tawaran ini datang tiba tiba, dan pada saat itu.. It was not an easy decision to be made… Jauh dari keluarga, jauh dari teman dekat (saat itu), dan kepikiran bagaimana orang-orang yang hidupnya ada dalam tanggung jawab saya (assisten rumah tangga, dan sopir) sangat dilematis….. Tapi saat itu kakak tertua saya, kasih advis… mungkin ini saatnya, berkiprah di dunia global dan menunjukkan bahwa ada orang Indonesia yang bisa berkarier dan bersaing di Amerika Serikat, berbakti kepada negara dalam dimensi yang berbeda, lalu diamini oleh ibu saya.. beliau hanya bilang, kalau almarhum ayah saya masih ada, dia bakalan kecewa kalau kamu buang kesempatan ini. Then, I’m here now

Apa saja yang Anda dapatkan di luar negeri dan tidak didapatkan jika bekerja di dalam negeri? (Misalnya remunerasi yang lebih menarik, fasilitas kesehatan, dll)

Di luar penghasilan yang lebih besar dan fasilitas kesehatan yang sangat baik, saya pikir yang paling berbeda adalah:

Pengalaman berinteraksi dengan great talent around the world, pushing us to keep learning… kompetisi sangat tinggi antara individual dan bisnis, yang kuat yang bertahan.

Working culture yang sangat berbeda, contoh:

Disiplin, dan tepat waktu (respecting time is the same value of respecting other human, ini value yang sangat berbeda)

No time to do “ngerumpi” antar rekan sekerja… (kadang kangen juga sih )

Makan siang sesuai waktu cukup 30 menit… walau kadang kangen jalan-jalan ke GI atau Semanggi pas jam makan siang

Straight forward communication – working atmosphere

Bebas Macet, banjir dan banyak jalan kaki setiap hari, sebagai bagian dari cara hidup sehat

To be fair, ada beberapa kelebihan yang ada di indonesia tidak dimiliki disini, seperti:

COP (Car Ownership Program) atau Mobil dinas dari kantor, di Amerika pada umumnya hanya orang sales yang dapat hak ini, dan mobil kantor bukan COP, mekanisme ini hampir di semua industri – bahkan sampai level tertinggi di perusahaan

Benefit bantuan kepemilikan Rumah yang saya bisa dapatkan di indonesia tapi tidak di sini

Makanan indonesia yang terkenal lezatnya!

Apakah ada keinginan kembali ke Indonesia?

Pastinya, bila saat yang tepat datang… bagaimanapun saya orang Indonesia, keluarga saya semua di sana… Anggap saja saat ini saya sedang mencari ilmu, suatu saat nanti ilmu yang saya dapatkan harus saya bagi kepada teman teman di Indonesia dan berharap bisa dipergunakan untuk menciptakan leader-leader baru Indonesia di pasar global.

Apa yang ingin Anda berikan untuk Indonesia dengan berkarier di luar negeri?

Saya sangat emosional dengan pertanyaan ini (in a good way), kata kata “berikan untuk Indonesia” bagi saya bisa diartikan dalam berbagai dimensi, bagi saya… yang saya berikan kepada negeri saya saat ini, adalah menujukan kepada dunia, bahwa Indonesia memiliki global talent yang bersaing dengan negara-negara maju bahkan negara sumber talent bagi dunia bisnis yaitu Amerika Serikat. Saatnya orang melihat bangsa kita tidak dari sisi pariwisata dan low cost manufacturing saja, tapi dari sisi sumber daya manusia yang berkualitas.

Bagaimana agar sumbangan kepada Indonesia yang ingin Anda berikan itu bisa terwujud?

–Maju terus dalam berkarier di global, karena saya membawa nama pribadi, keluarga dan bangsa di pundak saya.

-Aktif dalam building my networking selama saya tinggal di Amerika, memperkenalkan bahwa di antara para leaders di pelbagai perusahaan yang notabene dikuasai oleh negara negara maju, masih ada Indonesia di antaranya.

-Berbagi ilmu dan pengalaman dengan teman teman di Indonesia setiap ada kesempatan untuk pulang kampung setiap tahunnya, contohnya Desember kemarin saya berkesempatan berbagi dengan mahasiswa dan dekan dari almamter saya di Yogyakarta.

-Aktif di konsulat Indonesia dan perkumpulan Indonesia di sini, setidaknya bisa memberikan ide-ide bagi perkembangan organisasi Indonesia disini.

Bagaimana bentuk kolaborasi yang Anda inginkan? Untuk itu, diperlukan apa saja?

Saya pikir yang paling penting adalah komunikasi dengan teman teman di sini dan Tanah Air, lalu bagaiman membuat ide-ide itu jadi nyata… that’s the challenge, karena kita masih dealing dengan birokrasi, yang kadang saya pengen babat aja…

Kapan targetnya kembali ke Indonesia? Apa saja kendala yang mungkin Anda hadapi jika harus kembali ke Indonesia?

Saya tidak punya target kapan saya harus kembali, saya percaya semua ada di tangan Allah SWT, kadang kita berencana, tapi Dia lah yang menentukan… Saya jalani saja yang terbaik, insha Allah bila waktunya datang – saya akan kembali ke Indonesia.

Insya Allah tidak ada kendala bagi saya untuk pulang, yang pasti saya sekarang sampai tahun depan saya sedang di tengah-tengah membereskan program master saya di Northwestern University, di mana saya mendapatkan full scholarship untuk ”design thinking” program. Program yang lagi ”hot” di kalangan pelaku bisnis di Amerika. Ini merupakan tanggung jawab dengan beasiswa yang saya dapatkan dari Northwestern University sampe Juni 2015. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved