Profile

Tia Bahrawi, Selaraskan CSR Panadol dengan Consumer Activation

Tia Bahrawi, Selaraskan CSR Panadol dengan Consumer Activation

Tia Bahrawi adalah sosok baru di Glaxo Smith Kline, untuk Divisi Panadol. Meskipun namanya tak asing, karena pengalamannya di FMCG sudah seabrek, namun tak lantas membuatnya mandeg untuk berprestasi. Kini ia berkiprah sebagai Senior Brand Manajer Panadol. Ditemui di kantornya di GlaxoSmithKLine, Graha Paramitha lt.5, Jl. Denpasar Raya Blok D-2, Kuningan, Jakarta,wanita kelahiran Surabaya, 11 Juli 1970 ini menuturkan aktivitas terbarunya dengan Gustyanita Pratiwi dari Swaonline.

Tia Bahrawi

Sebagai Senior Brand Manager Panadol, sedang sibuk apa sekarang? Apa kampanye barunya Panadol?

Kampanye terbarunya Panadol Extra nantinya akan memperkenalkan tentang slogan terbarunya, “Kepedulian Butuh Kekuatan”. Nah, kepedulian butuh kekuatan ini kan satu konsep yang agak sulit dimengerti, kalau tidak dijelaskan dengan detail stilahnya. Jadi yang kami lakukan lewat activation kami adalah Aksi Peduli Bersama Panadol. Sebetulnya untuk peduli ke orang lain itu butuh effort besar. Kadang orang bilang, ya saya mau sih, cuma saya tidak punya uangnya, saya tidak punya waktunya. Nah, di sini kami bilang bahwa itu semua sebetulnya bisa diatasi. Sebetulnya tidak butuh uang banyak, tidak butuh waktu banyak, tenagapun tidak perlu harus effort besar. Jadi Aksi Peduli Panadol ini, kami mengakomodasikan consumers yang care to others, untuk bisa conect dengan orang-orang yang membutuhkan. Nah, untuk tahun ini kami akan membantu YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kangker Indonesia) untuk membantu mereka menyediakan sebuah rumah singgah untuk anak-anak penderita kanker. Rumah singgah ini akan berfungsi pada saat mereka berobat, karena YKAKI ini sudah mempunyai rumah singgah di Jakarta. Dan mereka waktu bertemu dengan saya juga sangat antusias.

Terus kenapa Panadol menggunakan anak kanker dan YKAKI?

Kalau lihat divisinya Panadol Extra, salah satu bentuk kepeduliannya adalah menolong anak-anak yang membutuhkan. Jadi sumbernya dari situ. Kenapa kok akhirnya kami memilih YKAKI? Karena menurut saya rumah singgah ini masih konsep yang belum banyak orang tahu, belum banyak orang aware, Padahal dibutuhkan dan YKAKI ini memberlakukan gratis pula bagi orang tua yang tidak mampu. Maksudnya tidak cuma menolong orang-orang yang mampu, tapi orang yang tidak mampu pun diakomodasikan mereka. Kembali lagi ke semangat kami bahwa kami menolong orang-orang, terutama yang paling membutuhkan, jadi itu kenapa backgroundnya ke YKAKI.

Nah, kapan tepatnya rumah singgah ini resmi dibuka dan di mana lokasinya?

Nah, kami 19 Desember 2012, kami kick off dengan PR, bareng dengan YKAKI-nya, termasuk yang di Jakarta. Kalau YKAKInya di Pecetakan lokasinya. Menurut YKAKI sesungguhnya kota-kota lain itu minta karena kan mereka juga tergabung di Asosiasi Orang Tua Penderita Kangker. Mereka juga punya network lah di kota-kota lain. Istilahnya kota-kota lain juga minta dan membutuhkan. Jadi pada saat kami datang ke YKAKI, mereka usul, Mbak, jangan di Jakarta. Saya bilang, kalau nggak di Jakarta di mana? Mereka bilang Surabaya saja. Itu kota kedua terbesar dan tidak hanya melayani Jawa Timur, tapi bisa juga melayani Indonesia Timur. Maksudnya, Surabaya kan kota terdekat lah kalau di Indonesia Timur, jadi kami melihat mungkin nanti bisa sebesar yang di Jakarta juga.

Bagaimana caranya orang untuk berpartisipasi di Aksi Peduli Bersama Panadol ini?

Cukup mengupload foto saja, kurang gampang apa, kurang murah apa ???? dan waktu juga sebentar banget. Cuma register, up load foto, kalau nanti fotonya sudah diupload bisa dishare ke teman-temannya untuk divote. Setiap foto yang kami terima, akan kami hargai sekitar Rp 5 juta. Nah ini yang akan kami donasikan ke YKAKI ke pembuatan rumah singgah itu.

Apakah ada insentif untuk para partisipan Aksi Peduli Panadol ini?

Untuk partisipannyapun juga, bukannya kami tidak ada tanda terima kasih, karena dia share foto ke teman-temannya, nanti yang mendapatkan vote terbanyak dari teman-temannya itu juga ada hadiahnya. Amat sangat gampang sesungguh-sungguhnya untuk melakukan ini.

Lantas apa saja fasilitas yang disediakan rumah singgah ini?

Ada 28 tempat tidur, yang sekarang bisa menampung sekitar 25 penghuni. Di rumah singgah itu sifatnya bukan untuk stay lama, mereka bisa pulang pergi. Rumah singgah ini menyediakan akomodasi bagi penderita kangker yang ingin ke rumah sakit, dan dia butuh penginapan sementara. Sementara rumahnya orang kan tidak semuanya dekat dengan rumah sakit dong? Dan pengobatan itu seperti kita tahu, seringkali ada kelanjutannya. Mereka tidak punya banyak waktu untuk jauh-jauh, walaupun terserah pasiennya, kalaupun mereka mau pulang ke rumahnya ya terserah. Si rumah singgah ini seperti rumah penginapan sementara. Dan lokasinya itu sangat dekat dengan rumah sakitnya, seperti yang di Percetakan itu dekat sekali dengan RSCM. Jadi buat mereka, biasanya kalau kemo sudah ada jadwalnya. Mereka datang, menginap di situ, hanya setiap kali treatment. Selesai treatment ya pulang. Makanya, jumlahnya 25 ya lumaya banyak, kemarin yang bisa ditampung itu.

Kalau patokan usia berapa yang bisa menempati rumah singgah ini?

Usianya sampai 12 tahun. Paling tinggi si kemarin usia SMP-an. Untuk makan, mereka, dibantu dari hasil donasi yang mereka kumpulkan juga, jadi mereka bantu dengan sembako. Tapi, para orang tuanya ya swadaya, untuk belanja makanannya ramai-ramai. Jadi rumah singgah itu menurut saya konsep yang bagus, dalam arti kata meringankan biaya iya, karena murah kan, dibandingkan mesti tinggal di hotel. Mau rumah losmen sekalipun, kemarin kalau mereka bilang sih biayanya lebih murah ini, Rp. 5000-an per hari. Untuk makan, intinya mereka cuma modal belanja lah. Kalau misalnya masak rame-rame berapa sih. Dan dibagi rame-rame pula. Jadi buat mereka itu juga sangat menolong dengan kondisi bahwa pengobatan kanker ya pasti mahal lah. Jadi itu yang membuat kami melihat, anak-anak ini menjadi anak-anak yang membutuhkan dan perlu ditolong, karena memang kalau di divisi kami, kami ngomongnya panti asuhan. Awalnya pun kami berpikir untuk panti asuhan. Dan kebetulan waktu itu kami sempat berinteraksi dengan YKAKI di luar kampanye ini. Terus kami melihat, ya kenapa tidak, toh mereka juga menolong orang-orang yang tidak mampu. Tidak eksklusif untuk orang-orang yang mampu bayar. Orang-orang yang tidak mampu pun mereka terima dan bahkan untuk yang tidak mampu pun mereka tidak perlu bayar sama sekali.

Seperti apa kegiatan yang dilakukan mereka di rumah singgah?

Bisa sharing. Dan anak-anaknyapun juga, happy. kan kalau kita melihat anak-anak kangker itu pasti sedih, kasihan, ini tidak. Mungkin karena suasananya nyaman, berasa kayak di rumah, terus banyak temannya ya mereka jadi happy. Kami terharunya karena melihat mereka seperti itu, kami tahu mereka sakitnya parah, sudah kangker lah ya istilahnya, tapi mereka itu happy. Mereka yang sakit bisa mengatasi.

Mengenai investasi rumah singgah ini bagaimana?

Yang jelas kami hanya akan membeikan uang dan itu kami serahkan kepada YKAKI untuk pengadaannya. Bagaimana caranya mereka mengadakan. Jadi nanti selesai acaranya mudah-mudahan mereka bisa bawa para wartawan ke sana untuk melihat. Sudah ada pembicaraan dengan Ibu IraSoelistyo, Ketua YKAKI-nya. Di Bulan Maret akan diresmikan rumah singgah yang ada di Surabaya.

Apakah ini termasuk program CSR-nya Panadol?

Ini termasuk CSR part Consumer Campaign dan Consumer Activation, karena kami membantu orang lain. Consumer activationnya ya karena, ini cara kami menerjemahkan massage dari campaign kami, yang mana kepedulian butuh kekuatan. Kenapa sih kok, untuk peduli itu butuh kekuatan, kan melihat hubungannya dengan Panadol. Kalau saya pusing yang ada nggak bisa ngapa-ngapain. Sementara, kalau Anda sudah menolong orang, itu adalah bukan kewajiban sih, tapi lebih ke dorongan untuk terus melakukan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved