Profile

Karpet Rasfur Andalan Tukino

Oleh Dibi
Karpet Rasfur Andalan Tukino

Berangkat dari modal Rp 10 juta, tiga tahun yang lalu Tukino merintis usaha yang kini menjadi sumber pemasukan utama keluarganya. Usaha tersebut adalah produksi karpet rasfur yang dia beri label @tukino sebagai branding sesuai namanya sendiri. Tukino mengaku, ide penggunaan rasfur sebagai bahan utama pembuatan karpetnya adalah hasil dari penjualan produk matras boneka yang tidak signifikan.

“Awalnya saat saya merintis bisnis ini, arah usahanya adalah pembuatan matras boneka. Maka dari itu web kami bernama pabrikmatrasboneka.com. Matras sendiri adalah produk yang perkembangan penjualannya tidak signifikan, karena prsaingan makin ketat. Dari pengalaman ini, kami mencari ide-ide produk lain untuk diproduksi supaya bisnis @Tukio bisa bertahan,” jelasnya.

Tukino memperhatikan kebutuhan konsumen dan dia menyimpulkan bahwa hampir setiap keluarga membutuhkan karpet. Dia sengaja memilih karpet karena tidak jauh berbeda bahan dan pengerjaannya dengan matras boneka, sehingga tidak memerlukan cost tambahan dalam pembuatannya. Rasfur yang awalnya merupakan bahan dasar pembuatan boneka pun disulap menjadi karpet.

Tukino dengan produk karpet rasfur buatannya

Pria ini mengaku bahwa pembuatan karpet menggunakan rasfur masih jarang ditemukan dan ini merupakan salah satu nilai tambah dibandingkan dengan produk lain yang serupa di pasaran. Nilai tambah lain, Tukino juga bersedia melayani desain custom dari pelanggan. “Selain bahannya yang lembut karena merupakan bahan khusus boneka, keunggulan bisnis saya juga meliputi custom made. Jadi kami terima pembuatan desain-desain yang sesuai dengan keinginan konsumen,” ujarnya menjelaskan.

Meski bersedia membuat produk custom made, pendapatan utama bisnis @tukino masih didominasi oleh produk-produk non custom. Desain dasar dari produk-produk non customnya umumnya bergambar atau berbentuk karakter-karakter animasi. Ada strategi tersendiri di balik penggunaan desain karakter-karakter animasi dengan warna-warna yang cerah tersebut.

“Target penjualan utama kami adalah ibu rumah tangga dan anak-anak. Kenapa ibu rumah tangga? Karena di dalam tatanan keluarga, ibu adalah yang paling banyak berbelanja. Sedangkan orang tua kan umumnya ingin menyenangkan anaknya. Karena yang saya jual adalah produk untuk keluarga, jika saya bisa menjual produk yang menarik perhatian anak-anak kemungkinan bagi produk saya untuk terjual akan menjadi lebih besar,” tuturnya.

Untuk promosi produk-produk dagangannya, Tukino menggunakan jalur online. “Kami membuat web yang bernama pabrikmatrasboneka.com sebagai jalur promosi. Langkah ini kami ambil karena jenis usahanya UKM dan minim modal, tidak bisa menggunakan jalur iklan yang mahal. Apalagi jualan melalui online kan pasarnya luas,” jelasnya. Selain melalui situs tersebut, Tukino juga menggunakan jalur-jalur media sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Dia menjual secara eceran kepada konsumen. Juga, membuat membership untuk B to B.

Berapa gambaran omsetnya?

Melalui jalur membernya saja yang berjumlah 50-an, Tukino mampu menjual hingga 500 produk sebulan. Ditambah dengan penjualan ke konsumen, dia mengaku rata-rata jumlah terjual per bulannya bisa mencapai 800 produk dengan minimal harga produk karpet yang ditawarkan senilai Rp 500.000. Harga ini masih bisa berubah tergantung dari berapa banyak produk yang ingin dibeli (grosir atau eceran). “Bagi yang ingin menjadi member, kami menyediakan bundlingnya. Biaya membership untuk tahun ketiga ini adalah Rp 3 juta, itu sudah mendapatkan benefit berupa katalog rincian harga berupa harga eceran, grosir, dan harga reseller untuk produk-produk kami supaya jelas plus-minusnyaa,” dia menguraikan.

Selain itu, member pun mendapatkan sampel-sampel produk. @tukino membuat bundling paket member itu, agar jika seseorang mau membangun usaha di bisnis ini, sudah mendapatkan product knowledge, rincian bahan-bahan, ukuran dan beratnya sudah terukur. Jadi member lebih siap, selain itu juga diharapkan dengan sistem seperti ini, pasar bisa lebih terbuka melalui jalur mulut ke mulut.

Tukino mengaku, meski bisnis @tukino berjalan baik, tapi bantuan dari investor akan sangat membantu. “Sekarang ini produksi kami masih semi-manual. Seandainya ada investor, kami ingin mengembangkan sistem produksi @tukino menggunakan full mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kami ingin tumbuh menjadi besar juga. Selain itu, saya yakin usaha semacam in meski ada, tidak banyak ditemukan di luar negeri. Saya melihat potensi untuk berkembang masih besar dan bisa cepat dicapai melalui kerja sama dengan investor,” tuturnya optimistis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved