Profile

Widyaretna Buenastuti, Ujung Tombak Pfizer Indonesia

Widyaretna Buenastuti, Ujung Tombak Pfizer Indonesia

Widyaretna Buenastuti sudah bergabung dengan Pfizer Indonesia sejak tahun 2002. Sembilan tahun bekerja di bidang legal Pfizer Indonesia rupanya membuka peluang baginya untuk menempati posisinya saat ini. Komunikasi diakuinya sebagai sebuah pelajaran baru yang membuatnya tertarik untuk mengembangkan karirnya di Pfizer Indonesia. Jika bidang hukum menghadapkannya pada tumpukan kertas dan perarturan, menjadi Public Affairs and Communications Director rupanya mengharuskan Widyaretna selalu berhubungan langsung dengan orang-orang dari berbagai bidang.

Ibu tiga orang anak ini selalu berpikiran postif dalam segala hal yang ia kerjakan. Rupanya hal inilah yang menjadi kunci sukses untuk karirnya. Tak hanya itu di tengah kesibukannya ia tetap meluangkan waktu untuk memperhatikan perkembangan buah hatinya. Berikut petikan wawancara reporter SWA dengan Widyaretna Buenastuti.

wiedya-Pfizer (Revisi)

Boleh diceritakan bagaimana Anda memulai karir?

Saya pertma kali berkarier di sebuah firma hukum, nah kebetulan Pfizer itu salah satu klien saya waktu itu. Waktu itu dibuka lowongan di Pfizer sebgai legal jadi saya masuk pertama kali di Pfizer sebagai legal di tahun 2002. Lalubaru di tahun 2011 saya diminta untuk mengisi posisi public affairs and communication.

Apa ada tantangan tersendiri bagi Anda setelah perpindahan dari legal ke public affairs and communication?

Setiap jabatan itu pasti ada tantangannya dong ya. Bukan hanya jabatan bahkan setiap pekerjaan ada tantangannya masing-masing. Menurut saya tantangannya lumayan ya karena kalau di legal kita ini setiap hari dihadapkan dengan kertas dan peraturan ya. Nah kalau di public affairs ini kita bertemu dengan pemerintah, media bagaimana cara berkomunikasi dengan media. Hal ini kan tidak ada ya di legal jadi ini yang harus saya pelajari lagi. Ini merupakan tantangan buat saya karena sebelumnya ini kan tidak saya pelajari, hal inilah yang membuat public affairs and communication menjadi menarik untuk saya.

Kenapa akhirnya tertarik untuk bergabung dengan Pfizer?

Karena waktu saya melihat bagaimana saya bisa memberikan kontribusi yang nyata yang lebih dekat dengan operasional perusahaan. Kalau misalnya saya sebagai konsultan kan saya hanya memberikan nasihat-nasihat saja klien-klien tapi kalau saya berada di arena perusahaan saya akan terlibat dengan operasional perushaan dan dengan demikian saya bisa lebih memberikan kontribusi yang nyata untuk masyarakat.

Apa startegi yang Anda gunakan dalam menjaga Pfizer tetap bisa leading di bisnis obat?

Saya memiliki prinsip dalam bekerja saya akan memberikan yang terbaik ya bagi perusahaan. Tidak hanya semata-mata karena pekerjaan tapi juga yang terbaik untuk diri saya sendiri dan untuk masyrakat Indonesia ini yang selalu saya lihat. Kebetulan saya bekerja di perusaahan yang sangat dekat dengan kesehatan masyarakat dimana edukasi kepada masyrakat itu penting dan saya lihat kedisiplinan masyrakat untuk menjaga kesehatn masih kurang, Ini yang membuat saya semakin tertantang bagaimana caranya memajukan bisnsi Pfizer sekaligus mengedukasi dan berbagi juga kepada masyarakat.

Bagaimana cara Anda mensinergikan tim yang Anda bawahi?

Di departemen saya memang ada public affairs dan communication jadi ada dua tim yang langsung saya pimpin tapi semua karyawan Pfizer saya anggap sebagai keluarga. Kebetulan saja saya ini bisa dibilang berada di posisi tombaknya tapi bukan berarti saya yang paling pintar atau paling benar masih banyak lagi yang lebih pintar. Dan saya tidak mungkin bekerja sendiri saya masih butuh teman-teman lain untuk bekerja sama. Saya selalu melihat keberadaan saya sendiri atauoun keberhasilan saya saat ini tidak akan terjadi kalau tidak ada teman-teman yang lain. Saya dalam memimpin tim saya ini selalu memotivasi anak buah saya ingin melihat mereka bersinar mereka maju dan mereka pada akhirnya mendapatkan pelajaran yang berharga tidak hanya untuk pekerjaan mereka tapi lebi pentib untuk kehidupan mereka.

Bagaimana membagi wkatu dengan keluarga?

Saya melihat profesi sebagai ibu tidak ada yang bisa menggantikan dan profesi saya di kantor akan menunjang profesi saya sebagai ibu di rumah. DI sini lah saya membagi ibaratnya kalau untuk pekeerjaan saja bisa membagi-bagi masa menjadi ibu saya tidak bisa membagi juga. Bagaimanapun saya tetap berusaha untuk dekat dengan anak-anak ya karena kasih sayang seorang ibu tidak ada yang bisa menggantikan. Penghargaan yang besar untuk saya itu adalah ketika anak-anak bisa mengatakan mom I need you atau mereka di tengah kesibukan saya mereka menelpon untuk mennayakan hal yang simpel. Ini untuk saya sebuah kesuksesan karena mereka masih butuh saya tapi bukan ketergantungan.

Apa kunci sukses Anda selama ini?

Saya bisa bilang kunci sukses saya itu dukungan dan sokongan keluarga ya yang sudah pasti. Selain itu motivasi diri sendiri dan pasion. Saya bekerja itu untuk memberikan manfaat untuk yang lain kalau kita orientasinya kerja itu untuk ibadah dan ke yang lain yang ada kita besrsyukur setiap saat. Hal inilah yang memberikan energi saya setiap hari dan memebrikan yang terbaik untuk perusahaan dan keluarga. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved