Profile

Yusuf Idris, Passion di Dunia Ilustrasi

Yusuf Idris, Passion di Dunia Ilustrasi

Pada tahun 2015, industri kreatif Indonesia tengah bergairah. Pasalnya beberapa waktu lalu baru saja dilaksanakan acara besar Popcon Asia dan Comic con di Jakarta pada Agustus dan September lalu. Kedua acara ini sukses menampilkan berbagai komikus handal di Indonesia, salah satunya adalah Yusuf Idris. Pria asal Bandung ini, telah merintis kariernya di dunia ilustrasi sejak tahun 1997 dengan bergabung di komik Qomik Nasional (QN).

Di studio ini, ia mulai belajar secara serius mengenai ilustrasi komik. Meski begitu ia sendiri mengakui bahwa industri ini belum bisa menghidupi dirinya. Ia pun mencoba peruntungan lain namun masih dengan dasar menggambar. “Tahun 2000 saya bergabung dengan komunitas ilustrasi arsitektural, lalu tahun 2007 saya bekerja di salah satu konsultan arsitek lanskap di Bali,” ujarnya mengenang.

Yusuf Idris, ilustrator

Yusuf Idris, ilustrator

Namun passion-nya berkata lain. Tahun 2008 bapak satu anak ini memutuskan kembai untuk bekerja di studio Imaginary Friends di Jakarta, namun hanya bertahan satu tahun. Pada 2011 ia pun membuka studionya sendiri di Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, anak-anak masa kini justru lebih beruntung dibandingkan dirinya di masa lalu. Perkembangan teknologi banyak membantu mereka dalam merintis karir sebagai illustrator. Internet menjadi salah satu pintu utama dalam menjual atau mempromosikan karya mereka.

Selain itu bermunculan juga berbagai social media yang mendukung kerja para illustrator, sehingga bagi pria yang pernah kuliah di jurusan desain ITB ini, mereka hanya perlu kesungguhan mereka. Namun ia pun tak memungkiri bahwa di Indonesia, industry ini belum memiliki masa depan yang cerah. Salah satunya adalah karena kurangnya peran pemerintah. Baginya pemerintah kurang memiliki peran dan andil dalam bidang kreatif.

Belum ada yang benar-benar ahli dan bijaksana dalam mengelola industri ini. selain itu, industri ini juga belum jelas arahnya akan kemana. Sejak memulai karir hingga saat ini, ia sendiri lebih memilih pasar internasional, menurutnya menjadi illustratord engan focus pasar lokal belum bisa dijadikan andalan. Bergelut di industri kreatif dalam negri bukanlah perkara mudah.

Ia sendiri mengarah ke pasar luar seperti Amerika. Tahun 2012 ia pernah mengerjakan mini seri Down the Robbit Hole terbitan Zenescope Entertainment. Komik ini merupakan pengembangan cerita dari Alice in the Wonderland, tapi dengan konten yang lebih mature dan horror. Saat ini ia juga sedang mengerjakan sebuah mini seri dari klien indie label komik Amerika. Untuk pengerjaanya sendiri bisa memakan waktu satu bulan untuk komik 20-25 halaman.

Selama kariernya ia telah membuat 3-4 buku komik edisi ala Amerika pesanan klien. Selain itu, ia juga sering membuat fanart seperti pin up pesanan atau ilustrasi sendiri edisi terbatas. Namun saat ditanya mengenai omset, pria kelahiran Bandung Mei 1977 ini, menolak untuk menjawabnya. Baginya, penghasilannya saat ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Kini, ia dan ketiga rekannya membuka studio bernama Amparan di Bandung. Menurut anak ke 7 dari 8 saudara ini, lebih baik studi kecil dengan jumlah rekan yang sedikit namun mudah terkoordinir daripada studio besar dengan orang banyak namun sulit dalam koordinasi. Saat ini studio terdiri dari beberapa artis yang mengerjakan pesanan sesuai dengan kualifikasi mereka masing-masing. Orientasinya adalah industry komik Amerika dengan spesifikasi seperti penciler dan inker.

Ia mengakui bahwa kemampuan mereka belum merambah ke bidang lain, namun bidang yang ada harus dikuasai dengan baik dan bisa menjadi ciri khas studio Amparan. Ke depannya ia berharap bahwa studio ini juga bisa menjadi usaha penerbitan sendiri. Pengalaman mengajarkannya untuk tak tergesa-gesa sehingga ia tak buru-buru menambah artis atau memperluas studionya.

Menurutnya, dalam bisnis ilustrasi, semuanya berjalan sesuai waktu dan tidak bisa instan. Baginya berbagai media social membuat banyak illustrator muda lebih mudah dalam mempromosikan karya merekadan dalam sekejap mampu memiliki ribuan follower. Namun para fans ini bukanlah bagian yang terpenting. Para illustrator diharapkan memiliki mental berjuang yang tinggi, mengingat kerasnya industry ini di dalam negeri. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved