Book Review

Autobiografi Sang Legenda Pendiri Dyson

Oleh Editor
Autobiografi Sang Legenda Pendiri Dyson
Invention: A Life

Judul buku : Invention: A Life

Penulis : James Dyson

Penerbit : Simon & Schuster, September 2021

Tebal : 345 hlm.

Produk vacuum cleaner Dyson kini merupakan produk legendaris. Vacuum cleaner yang biasanya sangat membosankan didisrupsi dengan teknologi cyclone —sehingga tidak membutuhkan kantong— serta dibungkus dengan desain yang sangat indah. Tidak jarang orang menyamakan produk Dyson dengan produk Apple.

Yang belum diketahui publik, produk ini berhasil hanya sesudah 5.126 kegagalan sebelumnya. Inovasi ini membutuhkan kerja keras dan determinasi selama lima belas tahun sampai berhasil diluncurkan ke pasar.

Kini, James Dyson, penemu produk Dyson, menceritakan semua kisah hidupnya dalam buku Invention: A Life ini.

Walaupun kini dikenal sebagai inventor top, di masa kecilnya Dyson bukanlah siswa yang cemerlang di Norfolk, Inggris. Menariknya, dia banyak belajar desain sampai kemudian mengambil Jurusan Desain Interior dan Arsitektur, Royal College of Art in London (RCA).

Salah satu dosen yang paling memengaruhinya sewaktu kuliah di RCA adalah Anthony Hunt. Dosen tersebut mengajarinya bahwa “struktur adalah arsitektur” dan “hubungan antara desain, teknik, seni, dan ilmu alam”. Sudut pandang ini sangat memengaruhi semua produk temuannya di kemudian hari.

Pengalaman hidupnya kemudian ditempa oleh Jeremy Fry, yang memintanya mengembangkan Sea Truck, sebuah model kapal berkecepatan tinggi dengan alas yang rata. Produk ini memberinya kesempatan untuk belajar teknik. Menjual produk ini membuatnya sadar bahwa manufaktur dan penjualan merupakan koin yang sama dengan sisi yang berbeda.

Di tahun 1974, dia membuat dan menjual 200 kapal untuk klien di 40 negara. Kliennya mencakup perusahaan di Norwegia yang menggunakannya untuk membentangkan kapal bawah laut, Angkatan Laut Inggris untuk membawa pasukan Mesir dalam perang Yom Kippur, dan pemadam kebakaran London karena lebih cepat daripada boat polisi sungai.

Walaupun sukses dengan produk ini dan menduduki posisi direktur dengan gaji besar, Dyson kemudian memutuskan menjadi entrepreneur walaupun saat itu memiliki dua anak dengan kredit rumah.

Produk pertama yang dia kembangkan adalah BallBarrow, kereta sorong dengan roda berbentuk bola sehingga gampang bergerak di semua medan. Belajar dari Sea Truck, dia memberitahu BBC yang kemudian menampilkan produknya di acara Tomorrow’s World.

Dyson kemudian menambahkan ekstensi kotak rumput sehingga kereta dorongnya dapat membawa barang yang ringan, misalnya rumput, lebih banyak. Penjualan pun melonjak kencang dan produk ini sukses sampai menguasai lebih dari setengah pasar kereta sorong di Inggris.

Seiring dengan membesarnya perusahaan, Dyson membawa masuk investor baru sehingga sahamnya berkurang. Suatu waktu, karyawannya pindah ke perusahaan Amerika Serikat yang sedang mereka diskusikan lisensinya. Perusahaan Dyson memutuskan mengajukan gugatan hukum yang sangat mahal sehingga perusahaan menjadi kesulitan secara keuangan.

Anak pemegang saham lainnya ingin menjalankan perusahaan tersebut sehingga memecat Dyson. Malangnya, paten BallBarrow berada di perusahaan dan bukan di diri Dyson sehingga Dyson kehilangan semuanya.

Dari kasus ini, Dyson belajar untuk menjaga paten tetap berada di dirinya dan dia tidak akan pernah mau memiliki shareholder lainnya. Hingga kini, Dyson adalah perusahaan pribadi walaupun kini telah menjadi perusahaan global.

Dia pun keluar dari BallBarrow dan memutuskan mengembangkan vacuum cleaner-nya sendiri. Selama lima tahun dia mengembangkan produk tersebut tanpa penghasilan sama sekali.

Suatu waktu, dia mencoba menjual lisensi produknya kepada Amway. Diskusi ini berujung pada tuntutan hukum karena Amway mencoba memproduksi sendiri dengan memakai desain Dyson. Tuntutan hukum ini menghabiskan lima tahun sampai Amway bersedia menyelesaikannya. Akhirnya, Dyson bisa fokus untuk mengembangkan bisnisnya.

Vacuum cleaner-nya yang pertama, DC01, awalnya dijual di katalog mail order. Karena masih merupakan produk baru, produk ini ditaruh di bagian paling bawah di halaman paling belakang. Produknya juga tidak mendapat deskripsi yang cukup tetapi hanya “no bag” dan “bayar 1,99 pounds per bulan”.

Produk DC01 laku keras. Mereka kemudian mulai menjualnya di toko ritel Rumbelows, jaringan toko nasional barang-barang elektronik.

Walaupun harganya sangat mahal dan ini hanya produk vacuum cleaner semata, penjualannya sangat baik dan kini Dyson yakin mereka akan bertahan hidup. Akhirnya, inovasi yang disertai dengan rasa frustasi selama lima belas tahun memberikan hasil.

Dyson tidak percaya bahwa penghasilan bulanan akan menjadi penghalang rumah tangga membeli vacuum cleaner yang bagus. Sebelumnya, hasil riset pasar juga membuktikan bahwa tidak ada konsumen yang suka melihat debu yang berada dalam sebuah kontainer yang transparan. Hal ini memberikan pelajaran bahwa para inovator harus selalu mempertanyakan validitas sebuah ide atau produk.

Tidak berhenti di produk ini, Dyson kemudian mengembangkan produk airblade hand dryer untuk membersihkan tangan di kamar mandi. Awalnya, dia merasa produk ini sangat berisik tetapi di kemudian hari, konsumen menyukai suara yang kencang ini karena suara ini berarti seseorang sedang memakai mesin tersebut.

Produk ini sukses sekali dan Dyson kemudian mengembangkan air multiplier dan hairdryer Supersonic. Sama seperti vacuum cleaner, Supersonic dikembangkan oleh 103 teknisi dengan menghabiskan waktu empat tahun, 55 juta pounds, dan 600 prototipe.

Beruntungnya, begitu diva Karl Lagerfeld mendengar produk ini, dia langsung meminta dikirimi produk ini untuk kucingnya Choupette yang memiliki 250.000 pengikut di Instagram dan Twitter.

Terinspirasi Coanda Effect yang ditemukan oleh inventor Rumania bernama Henri Coanda, Dyson kemudian mengembangkan produk Airwrap.

Setelah mencapai kesuksesan yang luar biasa di Inggris, mereka mulai mengembangkan bisnisnya di tahun 1996 dengan memasuki pasar Prancis, Jerman, Benelux, dan Spanyol. Toko Dyson Demo yang pertama menyerupai galeri seni minimalis, dan buku ini menyatakan bahwa toko Apple Store yang pertama di New York sangat menyerupai toko Dyson ini.

Untuk memasuki pasar Asia, Dyson memulainya dari Singapura yang menjadi kantor pusat global sejak 2019. Selain Singapura, ia juga memiliki laboratorium riset di Malaysia dan Filipina.

Norwegia mengumumkan bahwa semua mobilnya akan elektris di tahun 2025; China, Jerman, dan Inggris di tahun 2030. Sama seperti inovator kelas dunia lainnya, Dyson juga memutuskan masuk ke bisnis mobil elektris. Sayangnya, investasi 500 juta pounds di mobil elektris harus berakhir karena mereka menyadari mereka tidak akan bisa bersaing dari sisi harga sehingga memutuskan melanjutkan investasi lagi.

Dyson juga memakai pengetahuannya untuk membantu dunia mengatasi kekurangan ventilator dalam menghadapi Covid-19. Mereka sengaja menghindari komponen yang dipakai di ventilator biasa untuk menghindari kelangkaan rantai pasok. Dia mengerahkan 450 teknisi yang bekerja 24 jam di Inggris dan Singapura untuk membuat ventilator baru.

Hasilnya, mereka mampu membuat ventilator baru untuk uji klinis dalam waktu dua minggu dan masuk ke fase manufaktur berkelas medis dalam waktu enam minggu saja. Mereka bisa melakukan ini karena memiliki struktur manajemen yang sangat ramping dengan pekerja yang memiliki purpose, pengertian, dan arahan yang jelas sehingga pihak Dyson dapat memanfaatkan keahlian para pekerja.

Kini, Dyson memberikan perhatiannya kepada industri pertanian dan pendidikan. Dia mendirikan Dyson Institute of Technology and Engineering. Mahasiswanya akan belajar tanpa uang sekolah dua hari seminggu, dan bekerja untuk riset tiga hari seminggu dengan gaji yang memadai. Mereka akan lulus kuliah tanpa utang pendidikan dan bebas untuk bekerja di mana pun mereka mau walaupun harapannya adalah mereka akan bekerja untuk Dyson.

Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari buku autobiografi legendaris ini: pentingnya ilmu pengetahuan, integrasi teknik dengan desain, pentingnya menjaga paten dan kontrak sejak awal, serta persistensi dalam mengembangkan sebuah produk yang revolusioner. (*)

Edison Lestari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved