Book Review

Ekonomi Berbasis Jaringan Individu

Ekonomi Berbasis Jaringan Individu

The Nature of the Future

The Nature of the Future

Judul : The Nature of the Future: Dispatches from

the Socialstructed World

Pengarang: Marina Gorbis

Penerbit: Free Press

Cetakan: Pertama, April 2013

Tebal: 246 halaman

Pada awal abad ke-20, kemunculan berbagai organisasi bisnis berskala besar telah membawa banyak perubahan aktivitas, serta transaksi bisnis dan ekonomi. Yakni, mampu menurunkan biaya transaksi, menjadikan barang/jasa yang ditawarkan lebih murah, efisien dan andal. Contoh paling jelas adalah munculnya pabrik mobil Ford yang waktu itu mampu memproduksi mobil dengan cepat, massal, murah dan andal.

Namun, keunggulan organisasi bisnis berskala besar seperti itu berangsur-angsur hilang. Saat ini, kedigdayaannya dalam hal kemampuan bertransaksi yang murah dan efisien telah digantikan oleh teknologi yang bahkan telah membuat seorang individu mampu bertransaksi yang murah, efisien dan berjangkauan luas. Dewasa ini kita telah memasuki arena baru di mana peran individu dalam bisnis dan ekonomi semakin meningkat. Di masa depan, ekonomi kita akan sangat dipengaruhi oleh dinamika dan perkembangan yang berlangsung di berbagai jaringan sosial yang dibentuk oleh para individu tersebut dan hal ini semakin sulit dibendung. Kondisi ekonomi seperti ini oleh Marina Gorbis, penulis buku ini, disebut sebagai ekonomi yang terstruktur secara sosial (socialstructed economy).

Jauh di masa lampau, ekonomi informal di perdesaan atau di wilayah terpencil selalu digerakkan oleh jaringan hubungan antarmanusia yang terlibat di dalamnya. Dalam ekonomi semacam itu, untuk dapat bertahan dan berkembang, bukanlah memiliki banyak modal atau uang sebagai sumber daya utamanya. Modal utamanya adalah kepemilikan hubungan sosial yang baik. Melalui berbagai hubungan sosial yang terbentuk, mereka dapat saling mempertukarkan sumber daya yang dimiliki dan menciptakan nilai. Transaksi dapat berjalan dengan baik karena adanya hubungan sosial dan kepercayaan yang tinggi di antara angota masyarakat tersebut.

Dewasa ini, disokong oleh kemajuan teknologi, terbentuknya hubungan atau jaringan sosial menjadi semakin mudah, cepat dan berjangkauan luas. Teknologi telah menjadi dasar baru bagi terbentuknya suatu hubungan sosial dan mampu memberikan akses kepada para anggotanya untuk mendapatkan barang/jasa ataupun solusi tertentu yang diperlukan dalam hidup dengan biaya minimal. Dengan Internet, jaringan sosial yang terbentuk semakin luas cakupannya. Dan, jaringan sosial ini mampu mengisi kekosongan yang tidak mampu dihadirkan oleh organisasi besar atau negara. Bahkan, lewat berbagai jaringan sosial yang terbentuk dapat tercipta berbagai barang/jasa ataupun pengetahuan baru yang sebelumnya tidak dapat dihasilkan oleh institusi yang telah ada. Teknologi Internet pada hakikatnya teknologi yang bersifat sosial dan sekaligus personal.

Saat ini kita telah bergerak dari dominasi institusi produksi dunia yang bersifat tidak personal menuju suatu bentuk ekonomi baru yang berpusat pada hubungan dan imbalan yang bersifat sosial. Banyak anggota komunitas jaringan sosial yang berkontribusi terhadap jaringannya tidak berdasarkan atas uang melainkan lebih pada pengakuan sosial. Pengakuan sosial dalam ekonomi yang berbasis jaringan sosial ini merupakan jenis mata uang baru (new currency) yang mampu menggerakkan aktivitas ekonomi. Kini kian banyak ide ataupun aktivitas tertentu yang digerakkan oleh anggota komunitas yang tergabung dalam jaringan sosial, tanpa harus membiayainya secara finansial.

Masyarakat yang terbentuk dalam jaringan sosial ini merupakan jenis masyarakat baru yang sebelumnya tak pernah ada. Hubungan tatap muka telah berubah, digantikan hubungan jaringan sosial yang mampu memberikan peluang untuk saling mencipta, belajar dan berbagi akan berbagai hal secara masif. Contoh paling nyata di bidang pendidikan. Dulu, pemilik pengetahuan hanyalah para guru dan pengetahuan itu hanya diajarkan di dalam kelas atau tertulis dalam suatu buku tertentu. Sekarang, individu dapat memperoleh segala pengetahuan yang dibutuhkannya secara bebas dan gratis di jaringan sosial. Mereka dapat belajar dan bertukar pikiran tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bidang pendidikan telah menjadi bidang yang dicirikan oleh produksi, partisipasi dan kolaborasi yang dapat dilakukan secara massal tetapi dengan biaya minimal.

Industri yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ini akan tergilas dan harus menemukan cara bisnis baru agar dapat bertahan. Contohnya industri musik. Ketika setiap orang dapat berbagi musik dengan sangat mudah dan murah, banyak perusahaan rekaman yang akhirnya gulung tikar karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan. Industri musik yang dulu mampu dikendalikan oleh beberapa perusahaan rekaman besar, sekarang dikendalikan berbagai jaringan sosial berskala global yang bahkan tidak memiliki bentuk yang jelas.

Saat ini kita hidup dalam dua dunia. Dunia yang dikendalikan oleh institusi formal semacam negara, perbankan, perusahaan besar, dan dunia yang digerakkan oleh berbagai jaringan sosial yang seakan bergerak sendiri untuk memengaruhi berbagai aktivitas kehidupan kita. Semakin lama, dunia yang digerakkan jaringan sosial ini kian besar dominasinya. Bukan mustahil, di masa depan, jaringan sosial yang tanpa bentuk ini bisa menggantikan institusi formal yang ada.

Teknologi baru mampu membawa hubungan sosial kembali ke dalam sistem ekonomi kita, menjadikan ekonomi lebih bersifat sosial tetapi tetap dapat berlangsung secara efisien. Transaksi yang berdasarkan jaringan sosial menciptakan bentuk baru dari nilai (value) dan kesejahteraan (wealth) yang tak dapat diukur menggunakan ukuran moneter yang selama ini kita gunakan. Di sini orang melakukan sesuatu bukan semata-mata untuk mendapatkan uang lagi, melainkan untuk alasan sosial yang lain semacam hasrat untuk menjadi bagian suatu komunitas tertentu, pengakuan sosial, belajar, pembuktian atas sesuatu atau berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat.

Adapun elemen ekonomi yang berbasis jaringan sosial adalah: adanya kontribusi secara mikro dari berbagai pihak (mikrokontribusi), tidak adanya imbalan secara finansial, berbasis teknologi, diorganisasikan oleh komunitas dan memiliki partisipasi dalam skala luas.

Dalam ekonomi yang berbasis jaringan individu ini, semua pihak dapat bertransaksi dan berkontribusi untuk kemajuan bersama. Dunia yang terstruktur secara sosial merupakan dunia baru yang mampu meningkatkan potensi dan kemampuan setiap individu dalam membentuk dunia baru yang lebih baik. Tiap individu bisa berkontribusi dan menjadi bagian dari dunia yang lebih besar. Jadi, ada kemungkinan ekonomi sekarang yang berpusat pada uang akan digantikan oleh ekonomi yang berpusat pada jaringan sosial.

EKO WIDODO

Peresensi adalah Dosen Fakultas

Ilmu Administrasi Bisnis dan

Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya

Jakarta


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved